Jumat, 25 Maret 2011

Me (me) luk (is) Cinta

Aku akan tetap melukis cinta, yang tlah kau mulai dalam diam
Dan tetap dalam diam
diiringi kidung malam yang temaram, dan desau nafas sang Kalam.
Aku tetap akan melukis cinta, yang tlah kau mulai dalam diam.

Jumat, 18 Maret 2011

Kenyataan itu kadang terasa demikian pahit....namun harapan selalu ada

Ketika aku mendengar kabar bahwa seorang sahabatku semasa SMP meninggal, aku merasa bahwa hidup ini demikian rapuh. Hal yang membuatku sedih mendengar kabar itu adalah kemudaan yang dimiliki sahabatku itu, beserta seorang putra berusia 2 tahun yang ditinggalkannya. Kenyataan itu terasa demikian pahit, sebab hidup yang begitu singkat ini, semakin menjadi singkat ketika kematian datang secara tiba-tiba, menyudahi kemudaan yang sebenarnya masih terus merekah, hingga menjadi cukup tua....Namun itu semua menjadi bagian dari hidup. Kita tidak bisa mempersalahkan siapapun juga....sebab senyatanya hidup kita ini rapuh. Kita rentan terhadap penyakit, lelah, jatuh, dan sewaktu-waktu...raga ini tinggal seonggok daging yang tak bernyawa... kita ini dari tanah, dan akan kembali ke tanah....Tuhan terlalu mencintai jiwa dan roh kita...sehingga tidak membiarkan kita terjebak selamanya dalam tubuh rapuh ini....Meski perpisahan antara tubuh dan jiwa serta roh ini menyisakan kepahitan yang mendalam...bagi orang-orang yang masih bertubuh.....

Selamat jalan kawan (Dewi Rohyani), keindahan hidup ini tidak tergantung pada usia, namun pada cinta yang tulus yang telah engkau berikan kepada setiap jiwa di sekitarmu... Marilah kita tetap memiliki cinta...sebab di situlah harapan...dan iman bersemayam. Dan itu akan membawa kita kepada pengharapan akan kehidupan yang sejati...Berpelukan dengan Tuhan selamanya....dalam keabadian....