Senin, 19 Desember 2011

Keindahan Sakramen Tobat

Setelah menerima sakramen Tobat, aku selalu merasa damai, bahagia dan penuh harapan. Meski di depan aku tidak tahu apakah akan jatuh dalam dosa lagi, namun aku sungguh merasakan betapa Tuhan mengasihiku. Dengan demikian, aku tak takut lagi mengungkapkan segala kerapuhanku kepada romo yang melayani sakramen Tobat.  Saat menghadap romo tersebut, aku sungguh merasakan kehadiran Tuhan yang menyapa lembut dan penuh kasih. Aku merasakan kehadiran Tuhan yang berkenan menerimaku dengan segala kedosaan yang ada padaku. Ibaratnya aku ini telah terjatuh di lumpur yang kotor dan bau, namun Tuhan berkenan memandikanku dan membuatku bersih kembali. Saat itulah aku memiliki kesempatan untuk memohon kepadaNya kekuatan kembali untuk bangkit dari segala keterpurukanku. Sebab tanpa kekuatanNya, aku tak mampu bangkit dari segala kedosaan ini.

Sabtu, 17 Desember 2011

Seminaris Pertama : Catatan dari Aquila Tahun 1962

Bagaimanakah bangkitnya keinginan anak Djawa yang pertama-tama untuk menjadi pastor? Hingga tahun 1909 di Misi hanya ada pastor-pastor Belanda yang dalam pandangan anak Djawa betul-betul masih gagah dan kuat. Tetapi usianya paling muda 45 tahun, seperti R. V. Lith, Mertens, dan van Thiel. Di mata orang luar biasa hidupnya, mengherankan kalau dibanding dengan hidup umum. Tetapi tidak menarik keinginan kita: meniru menjadi pastor.

Minggu, 11 Desember 2011

Biarlah diriku dipeluk oleh-Mu Tuhan.................

Tuhan, aku sangat merindukanMu. Telah banyak waktu aku buang begitu saja demi kepentinganku sendiri. Aku tidak sungguh-sungguh menghayati panggilan ini semestinya. Terlalu banyak dosa yang sengaja kubuat, bahkan dengan bebas itu aku memilihnya. Badan dan jiwaku letih karenanya. Aku ingin kembali padaMu. Ketika tidak banyak hal lagi yang kuinginkan selain memelukMu selalu. Namun masih banyak dosa yang melekat di diriku ini. Sungguh aku tak pantas karenanya. Namun aku sungguh rindu padaMu. Ingin segera beristirahat di dalam pelukanMu. Hatiku begitu sakit karenanya setelah melihat betapa rapuh dan bodohnya aku, betapa berdosanya aku.

Senin, 05 Desember 2011

Menjadi Saksi Kedatangan Sang Terang

Natal tahun 2011 segera tiba. Hari natal bagi kita adalah hari yang istimewa karena Tuhan Yesus, Sang Sabda Allah, berkenan tinggal di tengah-tengah kita. Inkarnasi Sabda Allah di dalam pribadi Yesus terungkap dalam peristiwa Natal. Pada saat itulah, Tuhan menyatakan diri berpihak pada kita, manusia yang rapuh dan berdosa ini untuk diangkat ke martabat sebagai putera-puteri terkasihNya oleh kelahiran Kristus. Pada saat itu, manusia yang hidup dalam dunia kegelapan telah mendapatkan Terang Sejati yakni Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali kita merayakan Natal, kita merayakan kedatangan dan keberpihakan Tuhan yang telah mengirimkan Terang Sejati untuk menerangi manusia yang hidup dalam kegelapan karena dosa.