Jumat, 19 Juli 2013

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Kamis, 18 Juli 2013



Sessi pada hari ini masih melanjutkan tentang Reksa Pribadi Pemimpin oleh Romo Priyana Marwan. Romo mengajak untuk memahami secara bijaksana segala organ tubuh yang kita miliki, serta menyadari segala macam kebutuhan yang ada di dalamnya. Semua itu diberikan Tuhan agar kita semua umat manusia itu tetap lestari. Romo Priya juga mengajak untuk memiliki kecerdasan emosional di dalam berelasi dengan yang lain. Keintiman itu bukan sesuatu yang tabu, tetapi suatu hal yang menghidupkan, jika kita menggunakannya sesuai panggilan sejatinya. Romo mengajak juga untuk menggunakan akal budi dalam membangun sistem. Dan segala hal yang masuk ke akal budi lantas diolah, dipertimbangkan, dan akhirnya diputuskan.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Rabu, 17 Juli 2013



Hari Rabu ini, setelah Ekaristi dan sarapan seperti biasanya, kami memasuki sessi bersama dengan Rm. Priyana Marwan yang temanya adalah Reksa Pribadi Pemimpin.  Dalam menyampaikan bahan-bahannya, Rm. Priya mengajak kami semua untuk menyadari kebutuhan-kebutuhan diri, yang terdiri dari tubuh, jiwa serta roh. Untuk mengalami pertumbuhan serta dinamika pelayanan, diri ini membutuhkan asupan yang bermanfaat untuk menjaga konsistensi dalam melayani. Mulai dari soal fisik, asupan itu bisa berupa makanan serta olah raga, dan juga hal-hal lainnya. Romo Priyana mengajak kita semua untuk menyadari siapakah yang menjadi pemimpin kita, dan sejauh mana pengaruh dari pemimpin itu bagi kehidupan kita. Akhirnya, kita pun diajak untuk menjadi pemimpin bagi diri sendiri dengan mengenali segala kebutuhannya, dan bukan keinginannya. Romo Priyana mengajak kita para peserta Bulpas ini untuk bijaksana dengan segala realitas diri, segala kenyataan manusiawi, dengan segala kerapuhan dan juga kekuatannya.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Selasa, 16 Juli 2013



Tema kursus pada hari ini adalah tentang Gereja Asia dengan FABC-nya dan juga tentang Integritas dalam Pelayanan. Pada hari ini, sessi dibimbing oleh Rm. Purwatma. Mempelajari Gereja Asia diperlukan untuk menyatukan gerak langkah bersama dengan para uskup di Asia yang mencoba mengenali dan memahami umat beriman dalam konteks Asia. Romo Purwatma memulai sessi dengan mengungkapkan tentang latar belakang munculnya FABC, yang merupakan wadah persaudaraan uskup-uskup Asia dalam mewartakan Kristus di Asia. Selanjutnya, romo mengajak untuk mengenali beberapa rekomendasi yang muncul dari FABC bagi pelayanan pastoral di Asia demi mewartakan Kerajaan Allah di bumi Asia. Beberapa pokok tantangan yang dapat diperjuangkan adalah tentang dialog dengan kebudayaan, agama dan juga kemiskinan. Ini diupayakan agar Gereja sungguh mengakar di masyarakat setempat. Menjadi Gereja yang sejati di masyarakat setempat. Selain itu, dalam menjalankan dialog itu, kita perlu  menyadari bahwa karakter Gereja Asia adalah communion of communities yang ditujukkan dengan beranekaragam komunitas, budaya dan agama. Upaya-upaya inkulturasi iman juga mendapat perhatian khusus dalam mewartakan Kristus di tanah Asia.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Senin, 15 Juli 2013



Hari ini, genap dua tahun aku mendapatkan SK untuk melaksanakan tugas sebagai pastor pembantu di Paroki St. Perawan Maria Fatima Sragen. Pada tahun kedua ini, aku sudah diminta untuk menjalani Bulan Pastoral yang menjadi persiapan bagiku untuk diberi tugas baru, sebagai misionaris domestik.  Hari ini, perasaanku tidak menentu, entahlah karena apa, aku juga tidak tahu. Tetapi itulah yang terjadi. Maka, ketika diawal mula sessi hari ini dengan diajak untuk merefleksikan tentang perasaan selama Minggu II, aku menjawab apa adanya, bahwa aku merasa bodoh dengan segala materi yang diberikan secara fullday, penuh dalam satu hari itu. Aku terkadang merasa kewalahan menerimanya sehingga kadang menyibukkan diri dengan aktivitas yang tidak membuatku ngantuk ataupun jenuh. Pada hari ini pula, komposisi kelompok diskusi dibuat baru. Aku masuk ke kelompok dua bersama: Rm. Karel, Rm. Ferdy, Rm. Prima dan Rm.Toro.

Rabu, 17 Juli 2013

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Minggu, 14 Juli 2013



Hari Minggu, kami mengawali dengan merayakan perayaan ekaristi di Pastoran Sanjaya Muntilan. Ekaristi dipimpin oleh Romo Toto. Setelah ekaristi, kami sarapan dan melanjutkan kembali sessi bersama dengan Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang yang diwakili oleh Rm. Sugiyono dan Rm. Winaryanto. Sessi ini diisi dengan mempelajari visi misi keuskupan dan dilanjutkan hingga ke tahap programasi, monitoring serta evaluasi. Romo Sugiyono mengungkapkan juga tentang roadmap dari arah dasar Keuskupan Agung Semarang yang hendak dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Roadmap itu akhirnya diwujudkan dalam program kerja yang tersusun selama satu tahun. Romo Sugiyono mengungkapkan tentang instrument-instrumen yang digunakan untuk programasi serta RAPB paroki maupun komisi-komisi.

Sabtu, 13 Juli 2013

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Sabtu, 13 Juli 2013



Hari Sabtu ini acaranya adalah refleksi selama minggu ke-2 bulan pastoral ini, dan kemudian berangkat ke Pastoran Sanjaya Muntilan untuk belajar bersama dengan Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang. Rutinitas pagi tetap sama yakni diawali dengan ofisi dan misa pagi, lalu dilanjutkan sarapan. Setelah itu, aku packing untuk pergi ke Muntilan.  Pada pukul 08.00, kami semua berkumpul, mendengarkan rangkuman serta mendapatkan pengarahan dari Romo Mardi untuk mengadakan refleksi tentang perjalanan berkomunitas di Bulan Pastoral 2013 ini serta dinamika suasana yang terjadi di dalamnya. Kami mengerjakan refleksi itu secara pribadi dan kemudian berkumpul kembali pada pukul 09.30. Selama setengah jam, kami mengadakan persiapan serta sedikit berbagi tentang refleksi yang kami buat. Dan salah satu tujuan dari Bulpas ini adalah membangun komunitas serta jejaring antar pelayan pastoral (khususnya pastor) di wilayah Indonesia ini.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Jumat, 12 Juli 2013



Awal hari dimulai dengan merayakan perayaan ekaristi bersama. Masih dengan model liturgi yang dipersiapkan oleh Romo Kieser, setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Setelah Ekaristi, dilanjutkan sarapan dan mulai masuk ke sessi pada jam 08.00. Tema sessi hari ini adalah Imamat dalam perkembangan sejarah Gereja hingga Konsili Vatikan II. Seluruh sessi dipandu oleh Rm. Madya Utama, SJ. Kami tetap duduk manis mendengarkan ulasan dari Romo Madya tentang sejarah imamat di dalam Gereja Katolik. Sessi ini merupakan kelanjutan dari Sessi sebelumnya, yakni dari Romo Indra, tentang imamat menurut Kitab Suci (PL dan PB). Secara khusus, Romo Madya menggarisbawahi tentang perubahan konsep imamat  sacerdos’ (imam kultis) ke ‘minister’ (pelayan). Dengan data-data sejarah yang disajikan secara singkat namun runtut, Romo mengungkapkan tentang dinamika perubahan konsep imamat dalam sejarah Gereja. Aku mengikuti dengan agak tertatih, karena menyadari bahwa daya tangkapku terbatas, tapi aku mencoba untuk terus mengikuti semampuku.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Kamis, 11 Juli 2013



Pada hari Kamis ini, tema studi dalam Bulan Pastoral pada hari ini adalah penelusuran tentang  Imamat dari Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Narasumber dari sessi ini adalah Rm. Indra Sanjaya, dosen Kitab Suci Fakultas Teologi Wedabhakti, dulu dosenku juga. Judul yang diangkat oleh Rm. Indra adalah Imamat: Dari Presbiter ke Sacerdos. Romo Indra menelusuri  pemahaman tentang imamat berdasarkan Kitab Suci, dimulai dari Perjanjian Lama, hingga Surat Ibrani. Sessi ini berlangsung kurang lebih 7,5 jam. Sejak pagi setelah sarapan, hingga pukul 21.00. Sessi ini lumayan berat, karena teori Kitab Suci membuat kita semua memikirkan tentang banyak hal terkait dengan pemahamanan imamat. 

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Rabu, 10 Juli 2013



Hari ini diawali dengan perayaan Ekaristi bersama dengan Romo Kieser yang mengajak untuk merenungkan tentang Yesus yang mengutus para muridNya untuk berbuat sesuatu bagi dunia. Masih dengan gaya yang tidak biasanya (penggabungan antara ibadat ofisi serta Ekaristi), kita semua mengawali hari dengan mempersatukan diri di dalam Ekaristi. Dalam ekaristi itu, aku dipasrahi untuk menjaga komputer dan powerpoint dari Romo Kieser. Aku agak ngantuk, sehingga perlu untuk terus disemangati agar tidak bablas tidur.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Selasa, 9 Juli 2013



Pada hari ini, setelah dibuka dengan perayaan ekaristi pagi, lalu makan pagi, sessi dilanjutkan oleh pemaparan Rm. Purwatma tentang Komunitas Murid-murid Tuhan. Di dalam pengolahan tema itu, kita (para peserta) diajak untuk memahami kisah terbentuknya komunitas para murid Tuhan. Peristiwa Pentakosta menjadi moment munculnya komunitas murid-murid Tuhan. Romo Purwatma menggunakan gambar-gambar tentang model komunitas yang ada di dalam Gereja. Dalam gambar-gambar itu, kita semua diajak untuk mengenali serta mengkritisi model-model komunitas yang ada.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Senin, 8 Juli 2013



Kursus Bulan Pastoral memasuki minggu II. Hari ini diawali dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Edu dan Romo Raymond. Tetap dengan menggunakan metode liturgi dari Romo Kieser. Setelah perayaan ekaristi, dilanjutkan seperti biasa, dengan jadwal-jadwal yang sudah tersusun sedemikian rupa. Jadwal hari ini adalah sessi dengan Romo Priyana Marwan SJ tentang Komunitas Pelayan Pastoral.

Selasa, 09 Juli 2013

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Minggu, 7 Juli 2013



Hari ini, aku merasa cukup senang, karena tidak mempersiapkan kotbah hari Minggu, dan  kami kunjungan ke Paroki Sumber untuk mengikuti Ekaristi di sana serta berdialog dengan masyarakat serta budaya di sana. Ada peristiwa unik pada minggu ini. Meski kami berangkat agak pagi, dan sampai di Makam Romo Sanjaya sesuai dengan rencana, namun berangkat ke Wilayah Lor Senowo tidak bersama-sama, dan akhirnya terjadi kebingungan di antara dua mobil tersisa. Ekaristi yang rencananya diadakan pada pukul 08.00, akhirnya mundur menjadi pukul 08.30. Aku merasa bersalah karena aku yang dipasrahi untuk menunjukkan jalan di tim-nya Romo Prima juga tidak mengerti jalan persisnya. Sepanjang Ekaristi, aku merasa bersalah. Namun biarlah semua itu terjadi, sebagai bentuk pembelajaran untuk yang akan datang supaya lebih terencana dan diupayakan dengan baik.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Sabtu, 6 Juli 2013



Kursus Bulan Pastoral pada hari ini cukup menarik. Tema yang diangkat adalah soal dialog dengan agama Islam. Setelah kemarin mencoba mengenali tantangan-tantangan dialog sosial anthropologis budaya yang sering kali menjadi konflik serta pertikaian, hari ini diajak untuk mengerucut lagi tentang persahabatan dengan saudara-saudari kita muslim yang tentu memiliki pandangan beranekaragam dalam menghayati imannya serta dalam memandang agama non-muslim. Hari ini, kita semua dibantu oleh ibu Fatimah Husein, seorang ibu dosen UIN Kalijaga dan juga UGM tentang kajian Islam di Indonesia. Pada awal pemaparannya, ibu Fatimah mengajak kita semua (para peserta Bulpas) untuk menelusuri kembali hal-hal sejarah yang masih menjadi alasan bagi saudara muslim untuk tetap tidak toleran dengan saudaranya yang non muslim. Salah satu hal tersebut adalah sejarah dihapusnya 7 kalimat dalam Piagam Jakarta.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Jumat, 5 Juli 2013



Acara Kursus Bulan Pastoral pada hari ini memiliki tema tentang Pluralitas di Indonesia dan juga tentang Pastoral lingkungan hidup. Dalam mengikuti acara demi acara, aku mengalami saat dimana ketertarikan terhadap tema serta kenyataan kemampuan akal budiku terasa memiliki rentang yang begitu jauh. Aku ingin mengerti, namun pemahamanku terkadang tidak cukup untuk mencerna dan menginternalisasikannya. Ada semacam keterasingan dalam diri, ketika menyadari beratnya tugas serta tantangan yang hendak dihadapi. Kesadaran akan kenyataan diri ini terkadang membuat gamang akan segala yang akan dilalui.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Kamis, 4 Juli 2013



Pada hari ini, kursus Bulan Pastoral 2013 membicarakan tentang persoalan diskriminasi berdasarkan gender di masyarakat. Dengan narasumber Ibu Yustina Rostiawati, kami para peserta diajak untuk memahami tentang gender dan juga segala realitas yang tinggal, mengemuka, serta kompleks di dalamnya. Pada awal pembicaraan, aku merasa agak tidak bisa mengikuti, karena alur yang dibuat menjadi sedemikian rumit. Kita disuruh mendiskusikan tentang nilai-nilai serta ajaran tradisi yang muncul pada saat masa kecil, remaja hingga dewasa. Nilai-nilai dan ajaran serta tradisi itu ditelaah sebagai bagian dari proses pembagian peran-peran yang dikonstruksikan oleh masyarakat tentang pria dan wanita. Di dalam konstruksi tersebut, terdapat hal-hal yang membelenggu kaum tertentu dan telah sedemikian terkristalisasi hingga berciri diskriminatif.

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Rabu, 3 Juli 2013



Hari ketiga mengikuti Bulan Pastoral di Wisma de Mazenod Condong Catur ini kujalani dengan lancar. Pada hari ketiga,  kursus diawali dengan Perayaan Ekaristi secara berbeda oleh Romo Kieser, bertepatan dengan Hari Raya Rasul Thomas. Dalam perayaan ekaristi, kami diajak untuk merefleksikan perutusan Thomas, yang percaya pada Kristus. Aku agak tidak dapat mengikuti perayaan itu karena aku demikian ngantuk, dan entah kenapa seolah aku masih saja merasa enggan untuk terus bersemangat. 

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Selasa, 2 Juli 2013



Kursus Bulan Pastoral hari kedua. Pagi hari, aku mengawali dengan mengikuti Perayaan Ekaristi di Kapel, yang kumengerti dimulai pada pukul 06.00. Tetap saja ada kemalasan yang tertinggal di dalam jiwaku ini, yang akhirnya mengajak tubuhku untuk tidak segera beranjak dari tempat tidur. Meski tidak terlambat, namun terasa begitu tergesa. Dalam perayaan Ekaristi pun, aku tidak begitu fokus karena masih terasa demikian ngantuk. Tetapi aku bersyukur karena aku boleh mengalami semua peristiwa ini, boleh berjumpa dengan teman-teman pastor dari berbagai tempat di Indonesia ini. 

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Senin, 1 Juli 2013




Hari ini aku mengawali keterlibatanku di dalam Bulan Pastoral yang akan berlangsung selama satu bulan  (Juli- Agustus). Aku berangkat dari Sragen dengan agak malas, karena merasa belum mempersiapkan apa-apa. Aku merasa kekurangan waktu dengan segala hal yang harus kulakukan. Dan aku tak tahu kenapa begitu. Ada banyak kegagalan yang terjadi pada diriku ini. Aku berangkat dari Sragen sekitar pukul 13.00. Setelah makan siang bersama dengan Patrick, aku berangkat dengan Megapro ke Bayat bersama dengan Patrik. Sesampai di Bayat, sekitar pukul 15.00, aku langsung bertemu dengan keluarga Bpk  Widodo dan juga mas Sapari yang mengantarkan barang-barangku. Aku merasa tidak sangat yakin dalam memasuki peristiwa baru ini. Ada banyak pekerjaan yang rasanya belum selesai, namun sudah harus kutinggalkan.