Minggu, 04 Februari 2018

APA ITU KEBENARAN? (7)


Begitu banyak pertentangan di dunia ini disebabkan oleh karena manusia tidak lagi mencari kebenaran, tetapi penampakan kebenaran. Ide tentang kehendak Tuhan, itulah penampakan kebenaran. Dan pertentangan terjadi ketika setiap orang memiliki ide tentang pengetahuannya terhadap kehendak Tuhan. Orang merasa mengetahui apa yang Tuhan kehendaki, dan ketika itu diyakini dengan begitu kuatnya, terkadang tak segan ia “meniadakan” kebenaran lainnya yang juga mengatakan bahwa ia mengetahui apa yang Tuhan kehendaki. Padahal, siapakah di dunia ini yang benar-benar Tuhan kehendaki? Dengan klaim bahwa seseorang mengetahui kehendak Tuhan, maka ia merasa memiliki kebenaran itu. Padahal, yang ia miliki bukan kebenaran, tetapi hanya penampakannya saja. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang Tuhan kehendaki, yakni kebenaran itu sendiri.

APA ITU KEBENARAN? (6)


Suatu kali ada seorang OMK bertanya kepadaku: kenapa orang begitu mudah melihat kejelekan atau kesalahan orang lain, sementara jarang yang berani mengakui kesalahan dan kejelekan diri sendiri. Lalu aku pun menjawab bahwa setiap orang pasti lebih mudah untuk mementingkan diri sendiri. Dengan membicarakan kejelekan orang lain atau pun kesalahannya, seolah diri sendiri mendapatkan kebenaran dan tidak lebih buruk dari orang lain. Itu kecenderungan yang alamiah, seperti ketika kebanyakan orang akan mencari keselamatan sendiri ketika kapal yang ditumpanginya karam. Jarang ada orang yang merelakan pelampungnya untuk dipakai orang lain agar orang itu selamat.  Itulah manusia, maunya selalu menjadi pemilik kebenaran dan dengan begitu terselamatkanlah dirinya. Tapi apakah itu kebenaran?


APA ITU KEBENARAN? (5)


Kebenaran itu sesuatu hal yang menggelisahkan. Pernyataan ini mungkin ada sebagian orang setuju, namun ada juga yang tidak setuju. Aku pun tidak ingin mempertentangkan pernyataan itu. Aku hanya ingin merenungkan kembali tentang betapa berlikunya jalan kebenaran itu. Mungkin di sepanjang segala abad, kebenaran akan terus mengambil jalan berliku. Hal ini bisa dilihat dengan beragamnya agama agama yang muncul di tengah-tengah dunia ini yang semuanya mengklaim bahwa yang dibawanya adalah sebuah kebenaran. Klaim itu pun kadang disertai dengan tindakan-tindakan kekerasan yang membuat kebenaran seolah berdiri gagah dengan taring dan kuku-kuku mengerikan. Bahkan tidak segan-segan kebenaran yang diklaim oleh berbagai macam agama itu menyerang, mencakar, menggigit, menendang, serta memakan klaim kebenaran lainnya dan mengatakan bahwa kebenaran di luar klaim agamanya adalah sebuah kebenaran palsu. Kita tahu, bagaimana jalan kebenaran itu begitu berliku, ketika Martin Luther menyatakan diri meninggalkan Gereja Katolik dan membangun gerejanya sendiri. Kita pun tahu, bagaimana jemaat Ahmadiah dikatakan sesat oleh orang-orang Muslim. Pun ada juga pertentangan antara Sunni serta Syiah dalam kebenaran muslimin (Islam). Belum lagi aliran budhisme Hinayana, Mahayana. Mereka pasti punya klaimnya sendiri tentang kebenaran, bahkan akhirnya muncul para atheis yang juga pasti punya klaim kebenarannya sendiri.

APA ITU KEBENARAN? (4)



Dalam perkawinan Katolik, dikenal dan diterapkan prinsip unitas dan indisollubilitas (kesatuan dan ketakterceraian). Selain itu, dalam perkawinan Katolik tidak mengenal apa itu poligami dan poliandri. Banyak orang Katolik setuju dan menjalankannya dengan setia prinsip-prinsip itu, namun pada kenyataannya, ada juga yang memilih untuk dicederai atau mencederai prinsip itu. Ada beberapa pasangan Katolik yang akhirnya berpisah, ataupun memiliki selingkuhan. Jika prinsip pertama disebut sebagai kebenaran, tentu tindakan dicederai dan mencederai prinsip itu adalah tindakan mengabaikan kebenaran. Dalam ranah ini, kebenaran adalah bagi mereka yang mampu dengan setia berpegang pada prinsip itu, sementara yang akhirnya tak mampu setia, ia termasuk bagian dari mereka yang tidak benar. Tetapi apakah dalam situasi dicederai dan mencederai itu tidak terkandung kebenaran? Kenapa perkawinan di luar Katolik mengenal perceraian dan itu dianggap wajar? Mengapa sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran dianggap sebagai suatu hal yang wajar? Apakah karena kebenaran juga “ada” dalam sisi lain prinsip itu sehingga dianggap hal wajar?


APA ITU KEBENARAN? (3)


Suatu ketika Sunan Kalijaga berdiri di tepi pantai, dalam hati ia sangat merindukan bisa pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Keinginan pergi ke Mekah ini sebenarnya adalah perintah dari gurunya, Sunan Bonang. Maka dengan cara apapun, Sunan Kalijaga akan berjuang melaksanakan perintah gurunya itu. Ia kemudian terjun ke laut, dan berenang menyeberangi laut. Ketika mencapai tengah samudera, Sunan Kalijaga melihat ada seseorang berjalan di atas air, dengan tenang menghampirinya dan menyapanya. Orang itu adalah Nabi Khidir. Nabi Khidir pun menunjukkan kepada Sunan Kalijaga bahwa segala tindakan dalam hidup ini haruslah direnungkan dengan sungguh-sungguh maksud serta tujuannya. Ia menjelaskan bahwa tidak ada gunanya ke Mekah jika Sunan Kalijaga hanya ingin mengunjungi Ka’bah yang terbuat dari batu, tanah dan kayu. Kabah sesungguhnya adalah Kabatullah (Ka’bah Allah), dan itu letaknya di dalam hati setiap orang. Nabi Khidir menunjukkan bahwa setiap hati manusia adalah Ka’bah Allah.



APA ITU KEBENARAN? (2)


Berbicara tentang kebenaran, mungkin memang memerlukan berjuta-juta kata untuk menjelaskannya, namun mungkin juga tanpa kata. Yang paling mudah dikatakan, adalah kebenaran itu sebuah misteri. Sebagaimana Yesus yang tetap diam ketika Pilatus menanyakan tentang kebenaran kepadaNya.  [Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" (Yoh 18:37-38)].

Aku setuju dengan komentar salah satu temanku, bahwa kebenaran itu relatif sekaligus absolut. Seperti istilah: “Perubahan adalah ketidakberubahan itu sendiri”, di dalam perubahan yang terus terjadi, di sanalah terdapat ketidakberubahan. Atau dengan kata lain, ketidakberubahan itulah perubahan yang terus menerus terjadi. Ketika kita mengabsolutkan kebenaran, maka kebenaran itu akan menjadi begitu miskin; namun jika kita merelatifkan kebenaran, kita tengah menyangkal keberadaan Sang MahaBenar yakni Tuhan Allah itu sendiri. Lalu bagaimana pertanyaan Pilatus hendaknya dijawab? Bahkan Yesus pun diam seribu kata. Ia hanya menunjukkan kebenaran dengan keberanianNya memilih taat dalam cinta kepada Allah dan manusia. BagiNya, kebenaran itu menyatukan, meski realitas yang ada dalam dunia ini tetap berbeda-beda. Ia seperti bangunan Candi Borobudur, yang terdiri antara Kamadhatu (lambang nafsu  tak teratur), Rupadhatu (relief yang menggambarkan tentang usaha untuk melepaskan diri dari nafsu namun masih terikat pada rupa dan bentuk), serta Arupadhatu (pencerahan tertinggi ketika manusia hanya tertuju pada Nirwana). Ketiga hal itu tak dapat dipisahkan, jika kita hendak berbicara tentang kebenaran dalam ranah manusia. Meski demikian, gambaran itu pun tentu masih begitu miskin dibandingkan dengan hakikat kebenaran.


APA ITU KEBENARAN? (1)


Setelah menonton Film Silence, adaptasi dari Novel berjudul sama karangan seorang novelis Jepang, Shusako Endo, terbersit dalam benakku sebuah pertanyaan: apa itu kebenaran? Pertanyaan ini terlahir dari secuil pemahaman bahwa ternyata pewartaan iman Kristen telah melukai hati sebagian orang Jepang. Lantas dari luka itu, otoritas yang berkuasa mengambil kebijakan untuk menyerang balik dengan memotong akar pewartaan iman Kristen. Bagi mereka, tindakan memotong akar ini adalah sebuah kebenaran, sama halnya pewartaan para misionaris bagi orang Jepang. Pada akhirnya, kebenaran tetap menjadi sebuah pertanyaan. Ketika beberapa imam, bahkan imam terakhir yang berkarya di Jepang akhirnya berujung pada kemurtadan, di sisi lain tidak sedikit orang Jepang yang rela mati sebagai martir demi iman Kristen, kebenaran tetap menjadi sebuah misteri. Inilah kegelisahan para pastor yang akhirnya murtad itu. Kenapa kebenaran begitu berliku jalannya, kenapa keberadaannya begitu tersembunyi? Bagi orang Jepang yang memurtadkan para imam itu, tindakan kemurtadan para imam merupakan jalan penuh rahmat yang mengantar pada Tuhan, sementara bagi para martir asli Jepang, kemartiran merupakan jalan menuju Firdaus (Paraiso). Dan kebenaran tetaplah bungkam, sehening Kristus yang tidak melawan ketika dibawa ke penyaliban. Itukah kebenaran?

KONTROVERSI KELAPA SAWIT


Melalui tulisan ini, aku hendak sedikit curhat tentang keberadaan perusahaan perkebunan sawit yang ada di daerah dimana aku tinggal sekarang. Aku tak hendak menilai, apalagi menghakimi, atau membuat analisis tentang itu, aku hanya ingin curhat saja. Memang ketika muncul sebuah perusahaan tertentu, selalu ada pro dan kontra yang menyertai. Bagi yang pro dengan munculnya perusahaan, ini pasti terkait dengan majunya infrastruktur, terciptanya lapangan pekerjaan, dan juga pertumbuhan ekonomi akibat dari keberadaan perusahaan tersebut. Tapi bagi mereka yang kontra, ini lebih terkait dengan dinamika tetang bagaimana perusahaan tersebut dijalankan, sesuai dengan prinsip keadilan atau justru penindasan. Yang kutemui di lapangan, kedua hal ini selalu ada.

Contoh Modul Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma

BUKU KATEKESE
PERSIAPAN PENERIMAAN SAKRAMEN PENGUATAN (KRISMA)








Disusun oleh

Tim Inisiasi
Dewan Pastoral Paroki
Paroki St. Martinus Balai Berkuak
KEUSKUPAN KETAPANG


PERTEMUAN I
MENGENAL LITURGI SEBAGAI PERAYAAN MISTERI KRISTUS

218. Apa itu liturgi?
Liturgi adalah perayaan misteri Kristus, dan secara khusus misteri kebangkitan-Nya. Dengan melaksanakan imamat Yesus Kristus, liturgi menyatakan dalam tanda-tanda dan membawa pengudusan bagi umat manusia. Pemujaan kepada Allah dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus, yaitu oleh kepala dan para anggotanya.

219. Apa peranan liturgi dalam kehidupan Gereja?
Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah 1071-1075 kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja.

220. Apa isi tata keselamatan Sakramental?
Tata keselamatan Sakramental terdapat dalam komunikasi buah-buah penebusan Kristus melalui perayaan Sakramen-Sakramen Gereja, secara khusus Ekaristi, ”sampai Ia datang” (1Kor 11:26).

221. Dengan cara apa Bapa merupakan sumber dan tujuan liturgi?
Melalui liturgi, Bapa memenuhi kita dengan berkat-berkat-Nya dalam Sabda yang menjadi daging, yang wafat dan bangkit untuk kita dan mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati kita. Pada saat yang sama, Gereja menghormati-Nya dengan ibadah, pujian, dan syukur serta memohon kepada-Nya anugerah-anugerah Putra dan Roh Kudus.

222. Apa karya Kristus dalam liturgi?
Dalam liturgi Gereja, misteri Paskah Kristus  ditandakan dan dihadirkan. Dengan memberikan Roh Kudus kepada para Rasul-Nya, Yesus mempercayakan kepada mereka dan pengganti-pengganti mereka kekuatan untuk menghadirkan karya penyelamatan Allah melalui kurban Ekaristi dan Sakramen-Sakramen lainnya. Dalam Sakramen-Sakramen inilah Kristus bertindak untuk mengomunikasikan rahmat-Nya kepada semua umat beriman di segala macam tempat dan waktu di dunia.


223. Bagaimana Roh Kudus berkarya dalam liturgi Gereja?
Kerja sama yang paling erat antara Roh Kudus dengan Gereja terjadi dalam liturgi. Roh Kudus mempersiapkan Gereja untuk berjumpa dengan Allahnya. Roh Kudus mengingatkan dan menyatakan Kristus kepada iman jemaat. Dia membuat misteri Kristus betul-betul hadir. Dia mempersatukan Gereja dengan hidup dan perutusan Kristus dan menghasilkan buah persekutuan  di dalam Gereja.







PERTEMUAN II
MISTERI PASKAH DALAM SAKRAMEN-SAKRAMEN GEREJA

224. Apa itu Sakramen dan ada berapa macam?
Sakramen-Sakramen yang ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja merupakan tanda yang mendatangkan rahmat yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Ada tujuh Sakramen, yaitu Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi Kudus, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Penahbisan, dan Perkawinan.

225. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan Kristus?
Misteri-misteri hidup Kristus merupakan dasar dari apa yang Dia bagikan di dalam Sakramen-Sakramen melalui para pelayan Gereja.

”Apa yang tampak di dalam diri Penyelamat kita diwujudkan dalam Sakramen-Sakramen-Nya”(Santo Leo Agung)

226. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan Gereja?
Kristus sudah mempercayakan Sakramen-Sakramen kepada Gereja-Nya. Sakramen-Sakramen itu adalah Sakramen-Sakramen ”Gereja” dalam arti ganda: Sakramen-Sakramen itu ”dari Gereja” sejauh merupakan tindakan Gereja, yang pada gilirannya merupakan Sakramen tindakan Kristus, dan ”untuk Gereja” sejauh Sakramen-Sakramen itu membangun Gereja.

227. Apa itu meterai Sakramental?
Sakramen Pembaptisan, Penguatan, dan Penahbisan memberikan ”meterai” spiritual, yaitu janji dan jaminan perlindungan ilahi. Karena meterai ini, orang Kristen dipersatukan dengan Kristus, mengambil bagian dalam imamat-Nya dalam berbagai cara, dan mempunyai peranan di dalam Gereja sesuai dengan kondisi dan fungsinya. Karena itu, mereka ini dikhususkan untuk ibadah dan pelayanan Gereja. Meterai ini tak dapat dihapuskan sehingga Sakramen-Sakramen bersangkutan hanya diterimakan satu kali selama hidup.

228. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan iman?
Sakramen-Sakramen tidak hanya mengandaikan iman; unsur kata-kata dan ritual juga mengembangkan, memperkuat, dan mengungkapkannya. Dengan merayakan Sakramen, Gereja mengakui iman yang datang dari para Rasul. Hal ini menjelaskan asal dari rumusan kuno, ”lex orandi, lex credendi”, artinya Gereja percaya seperti yang didoakannya.

229. Mengapa Sakramen itu berdaya guna?
Sakramen itu berdaya guna ex opere operato (”melalui kenyataan bahwa tindakan Sakramen itu dilaksanakan”) karena Kristuslah yang bertindak dalam Sakramen itu dan mencurahkan rahmat yang ditandakan. Daya dari Sakramen tidak tergantung dari kesucian pribadi pelayannya. Namun, buah dari Sakramen itu tergantung dari disposisi orang yang menerimanya.

230. Apa sebabnya Sakramen-Sakramen itu perlu bagi keselamatan?
Bagi orang beriman kepada Kristus, walaupun Sakramen-Sakramen itu tidak semuanya diberikan kepada setiap orang beriman, Sakramen perlu untuk keselamatan karena memberikan rahmat Sakramental, pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak-anak Allah, menyelaraskan diri kepada Kristus Tuhan dan keanggotaan di dalam Gereja. Roh Kudus menyembuhkan dan mengubah mereka yang menerima Sakramen-Sakramen.


231. Apa itu rahmat Sakramental?
Rahmat Sakramental adalah rahmat Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus dan terdapat dalam setiap Sakramen. Rahmat ini membantu orang beriman dalam perjalanannya menuju kesucian dan dengan demikian juga membantu Gereja untuk berkembang di dalam cinta kasih dan memberikan kesaksian kepada dunia.

232. Apa hubungan antara Sakramen dengan kehidupan kekal?
Dalam Sakramen, Gereja sudah ”mencicipi” kehidupan kekal, sambil ”menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus” (Tit 2:13).

PERTEMUAN III-V
KETUJUH SAKRAMEN DALAM GEREJA KATOLIK


250. Bagaimana pembagian Sakramen-Sakramen Gereja?
Sakramen-Sakramen dibagi menjadi: Sakramen inisiasi Kristen (Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi Kudus), Sakramen-Sakramen penyembuhan (Tobat dan Pengurapan Orang Sakit), dan Sakramen-Sakramen pelayanan persekutuan dan perutusan (Penahbisan dan Perkawinan). Sakramen-Sakramen menyentuh momen-momen kehidupan penting dalam kehidupan Kristen. Semua Sakramen bermuara pada Ekaristi Kudus ”sebagai tujuannya” (Santo Thomas Aquinas).

251. Bagaimana inisiasi Kristen dilaksanakan?
Inisiasi Kristen dilaksanakan melalui Sakramen-Sakramen yang memberikan dasar hidup Kristen. Orang beriman, yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Pembaptisan, dikuatkan dengan Sakramen Penguatan dan diberi makanan dengan Sakramen Ekaristi.

SAKRAMEN PEMBAPTISAN
252. Apa nama Sakramen inisiasi pertama?
Sakramen ini terutama disebut Pembaptisan karena ritus sentral yang dirayakan. Membaptis artinya ”menenggelamkan” ke dalam air. Seseorang yang dibaptis ditenggelamkan ke dalam kematian Kristus dan bangkit bersama-Nya sebagai ”ciptaan baru” (2Kor 5:17). Sakramen ini juga disebut dengan ”permandian kelahiran kembali dan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5), dan disebut ”penerangan” karena yang dibaptis menjadi ”anak terang” (Ef 5:8).

253. Bagaimana Sakramen Pembaptisan dipralambangkan dalam Perjanjian Lama?
Dalam Perjanjian Lama, pembaptisan dipralambangkan dalam macam-macam hal: dalam air, dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian; dalam bahtera Nuh, yang diselamatkan lewat air; dalam penyeberangan Laut Merah, yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir; dalam penyeberangan Sungai Yordan, yang membawa Israel ke Tanah Terjanji yang menggambarkan kehidupan kekal.

254. Siapa yang menggenapi pralambang ini?
Semua pralambang Perjanjian Lama digenapi dalam diri Yesus Kristus. Pada awal kemunculan Yesus di muka umum, Ia membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Di kayu salib, darah dan air, yang merupakan lambang Sakramen Pembaptisan dan Sakramen Ekaristi, mengalir ke luar dari lambung yang ditikam. Sesudah kebangkitan, Ia memberikan perutusan ini kepada para Rasul-Nya: ”Pergilah,  jadikanlah semua bangsa  murid-Ku dan bap-tislah mereka atas nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19).

255. Kapan mulainya dan kepada siapa Gereja melayani Sakramen Pembaptisan?
Sejak hari Pentekosta, Gereja melayani Sakramen Pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus.

256. Apa ritus pokok Sakramen Pembaptisan?
Ritus pokok Sakramen ini ialah membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucapkan atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

257. Siapa yang berhak mendapatkan Sakramen Pembaptisan?
Setiap orang yang belum dibaptis dapat dibaptis.

258. Mengapa Gereja membaptis bayi?
Gereja membaptis bayi karena ia lahir dengan dosa asal. Bayi perlu dibebaskan dari kekuasaan si Jahat, dan dibawa ke dalam lingkungan kebebasan yang menjadi milik anak-anak Allah.

259. Apa yang diperlukan bagi seseorang untuk dibaptis?
Setiap orang yang mau dibaptis diminta untuk mengucapkan pengakuan iman. Ini dilakukan secara pribadi untuk orang dewasa, atau oleh orang tua dan Gereja untuk bayi. Walibaptis dan seluruh komunitas gerejawi ikut bertanggung jawab atas persiapan Sakramen Pembaptisan (masa katekumenat) dan atas perkembangan dan penjagaan iman dan rahmat yang diberikan pada saat Sakramen Pembaptisan.

260. Siapa yang dapat membaptis?
Pelayan Sakramen Pembaptisan yang biasa ialah Uskup dan Imam. Dalam Gereja Latin, Diakon juga dapat membaptis. Dalam kasus mendesak, setiap orang dapat membaptis dengan syarat dia mempunyai intensi melaksanakan apa yang dilakukan oleh Gereja. Ini dilaksanakan dengan menuangkan air ke atas kepala calon baptis dengan mengucapkan formula Trinitaris untuk Sakramen Pembaptisan: ”Aku membaptis engkau atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus”.

261. Apakah Sakramen Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan?
Sakramen Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan bagi mereka yang sudah mendengar pewartaan Injil dan mempunyai kemungkinan untuk meminta Sakramen itu.

262. Mungkinkah diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan?
Karena Kristus wafat untuk keselamatan semua orang, yang diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan adalah mereka yang meninggal karena iman (Pembaptisan Darah), para katekumen, dan mereka yang bahkan tidak mengenal Kristus dan Gereja  mencari Allah dengan sungguh-sungguh di bawah tuntunan rahmat dan berusaha melaksanakan kehendak-Nya (Pembaptisan Rindu). Gereja dalam liturgi mempercayakan anak-anak yang meninggal tanpa Sakramen Pembaptisan ke dalam kerahiman Allah.

263. Apa buah Sakramen Pembaptisan?
Sakramen Pembaptisan menghapuskan dosa asal, semua dosa pribadi, dan semua hukuman karena dosa. Hal ini membuat orang yang dibaptis ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi Tritunggal melalui rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya. Seseorang ikut ambil bagian dalam imamat Kristus dan menerima dasar persatuan dengan semua orang Kristen. Ia menerima keutamaan teologal dan anugerah-anugerah Roh Kudus. Seseorang yang dibaptis menjadi milik Kristus selamanya. Dia ditandai dengan meterai Kristus yang tak dapat dihapuskan.

264. Apa arti nama Kristen yang diterima waktu menerima Sakramen Pembaptisan?
Nama itu penting karena Allah mengenal masing-masing dari kita dengan nama, yaitu dalam keunikan sebagai pribadi. Dalam Sakramen Pembaptisan, seorang Kristen menerima namanya dalam Gereja. Lebih baik jika nama dari seorang santo atau santa yang bisa menjadi model kesucian bagi yang dibaptis dan dapat menjadi pengantara di hadapan Allah.

SAKRAMEN EKARISTI
271. Apa itu Sakramen Ekaristi?
Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk mengabadikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kemuliaan. Dia mempercayakan kepada Gereja kenangan akan wafat dan kebangkitan-Nya. Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan yang akan datang diberikan kepada kita.

272. Kapan Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi pada hari Kamis Putih: ”Pada malam waktu Ia diserahkan” (1Kor 11:23), ketika Yesus merayakan Perjamuan Malam Ter-akhir bersama para Rasul-Nya.

273. Bagaimana Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Setelah mengumpulkan para Rasul di Cenaculum, Yesus mengambil roti. Dia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, ”Ambillah ini dan makanlah, kamu semua, inilah tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu.” Kemudian, Dia mengambil piala berisi anggur dan berkata: ”Ambillah ini dan minumlah, kamu semua. Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal, yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.”

274. Apa yang digambarkan oleh Sakramen Ekaristi dalam kehidupan Gereja?
Sakramen Ekaristi adalah sumber dan puncak semua kehidupan Kristen. Dalam Sakramen Ekaristi, karya pengudusan Allah untuk kita dan ibadah kita kepada-Nya mencapai puncaknya. Sakramen Ekaristi berisikan seluruh harta rohani Gereja, yaitu Kristus, Paskah kita. Persatuan dengan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan Umat Allah diungkapkan dan dilaksanakan dalam Sakramen Ekaristi. Melalui Sakramen Ekaristi, kita dipersatukan dengan liturgi surgawi dan dapat mencicipi kehidupan kekal.

275. Apa nama-nama dari Sakramen ini?
Kekayaan yang tak terperikan dari Sakramen ini diungkapkan dengan bermacam-macam nama yang menunjuk kepada berbagai macam segi. Nama yang paling umum adalah Sakramen Ekaristi, Ekaristi Kudus, Perjamuan Allah, Pemecahan Roti, Perayaan Ekaristi, Kenangan akan sengsara, wafat, dan ke- bangkitan Tuhan, Kurban Kudus, Liturgi Kudus dan Ilahi, Misteri Kudus, Sakramen Altar yang Paling Kudus, dan Komuni Kudus.

276. Bagaimana Sakramen Ekaristi itu sesuai dengan rencana penyelamatan ilahi?
Ekaristi sudah dipralambangkan dalam Perjanjian Lama terutama dalam Perjamuan Paskah yang dirayakan setiap tahun oleh orang Yahudi dengan roti tak beragi untuk mengenang kepergian mereka dari Mesir, yang terburu-buru tapi membebaskan. Yesus mengisahkan hal ini dalam pengajaran-Nya, dan Dia menetapkannya ketika merayakan Perjamuan Malam Terakhir dengan para Rasul-Nya dalam perjamuan Paskah. Gereja, yang setia kepada perintah Allahnya, ”Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1Kor 11:24), selalu merayakan Ekaristi khususnya pada hari Minggu, hari kebangkitan Yesus.

277. Bagaimana melaksanakan perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Ekaristi terbagi menjadi dua bagian besar yang membentuk satu ibadah. Liturgi Sabda berisi pewartaan dan mendengarkan Sabda Allah. Liturgi Ekaristi terdiri dari persembahan roti dan anggur, doa atau Anafora yang mencakup kata-kata Konsekrasi dan Komuni.

278. Siapa pelayan perayaan Sakramen Ekaristi?
Pemimpin perayaan Ekaristi adalah seorang Imam tertahbis (Uskup atau Pastor) yang ditahbiskan secara sah, yang bertindak dalam Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja.

279. Apa hal-hal pokok dan unsur-unsur yang perlu untuk merayakan Sakramen Ekaristi?
Unsur-unsur pokok adalah roti gandum dan anggur murni.

280. Dengan cara apa Sakramen Ekaristi merupakan kenangan kurban Kristus?
Ekaristi merupakan kenangan dalam arti menghadirkan dan mengaktualkan kurban yang dipersembahkan oleh Kristus kepada Bapa di kayu salib, satu kali untuk selamanya demi umat manusia. Cirikhas kurban Ekaristi Kudus dinyatakan dalam kata-kata penetapannya: ”Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu” dan ”Cawan ini adalah perjanjian baru oleh Darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20). Kurban salib dan kurban Ekaristi adalah kurban yang satu dan sama. Imam dan kurban adalah sama, hanya cara persembahannya berbeda: dengan cara berdarah pada kurban salib, dengan cara yang tak berdarah pada Sakramen Ekaristi.

281. Dengan cara bagaimana Gereja berpartisipasi dalam kurban Sakramen Ekaristi?
Dalam Sakramen Ekaristi, kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota Tubuh-Nya. Kehidupan kaum beriman, pujian mereka, doa-doa, pekerjaan, dipersatukan dengan kehidupan Kristus. Sejauh merupakan sebuah kurban, Sakramen Ekaristi juga dipersembahkan untuk semua umat beriman, yang hidup dan yang mati, untuk pengampunan dosa-dosa semua orang dan untuk mendapatkan anugerah rohani dan jasmani dari Allah. Gereja di surga juga di- persatukan dengan persembahan Kristus ini.

282. Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh dan total, Allah dan Manusia.

283. Apa arti transubstansiasi?
Transubstansiasi berarti perubahan seluruh substansi roti ke dalam substansi Tubuh Kristus dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi Darah Kristus. Perubahan ini terjadi dalam doa Ekaristi melalui kata-kata Kristus dan karya Roh Kudus. Tetapi, ciri khas luar roti dan anggur, yaitu ”rupa Ekaristi” tetap tidak berubah.

284. Apakah pemecahan roti itu juga membagi Kristus?
Pemecahan roti tidak membagi Kristus. Dia hadir secara penuh dan lengkap dalam setiap rupa Sakramen Ekaristi dan dalam setiap bagiannya.

285. Berapa lama kehadiran Kristus dalam Sakramen Ekaristi?
Kehadiran Kristus terus berlanjut selama rupa Sakramen Ekaristi tetap ada.

286. Penghormatan macam apa yang selayaknya diberikan kepada Sakramen Ekaristi?
Penghormatan yang layak diberikan kepada Sakramen Ekaristi, baik selama perayaan atau di luar itu, adalah penyembahan latria, yaitu penyembahan yang layak diberikan kepada Allah. Gereja sangat menghormati Hosti yang sudah dikonsakrir. Gereja membawanya kepada orang yang sakit dan mereka yang tidak mungkin berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi; juga menakhtakan dalam adorasi umat beriman, dan mengaraknya dalam prosesi. Gereja menganjurkan umat beriman untuk mengunjungi dan menghormati Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam tabernakel.

287. Mengapa Sakramen Ekaristi Kudus itu Perjamuan Paskah?
Sakramen Ekaristi Kudus itu perjamuan Paskah sejauh Kristus menghadirkan Paskah-Nya secara sakramental dan memberikan kepada kita Tubuh dan Darah-Nya, yang diberikan sebagai makanan dan minuman, yang mempersatukan kita dengan Diri-Nya dan satu sama lain dalam kurban-Nya.

288. Apa arti altar?
Altar adalah simbol Kristus yang hadir, baik sebagai kurban persembahan (altar kurban) dan sebagai makanan dari surga yang diberikan kepada kita (meja perjamuan Allah).

289. Bilamana Gereja mengharuskan anggota-anggotanya berpartisipasi dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Gereja mengharuskan warga-Nya untuk berpartisipasi dalam perayaan  Sakramen Ekaristi Kudus setiap Minggu, dan pada hari-hari suci yang diwajibkan, serta menganjurkan juga pada hari-hari lainnya.

290. Bilamana seseorang harus menyambut Komuni Kudus?
Gereja menganjurkan kaum beriman, jika mereka mempunyai disposisi yang dituntut, menerima Komuni Kudus setiap kali mereka berpartisipasi dalam Ekaristi Kudus. Tetapi, Gereja mewajibkan mereka menerima Komuni Kudus paling sedikit satu kali dalam setahun selama masa Paskah.

291. Syarat apa yang dituntut untuk menyambut Komuni Kudus?
Untuk menerima Komuni Kudus, seseorang harus secara penuh tergabung dalam Gereja Katolik, dan dalam keadaan rahmat, yaitu tanpa kesadaran akan dosa yang mendatangkan maut. Setiap orang yang sadar melakukan dosa berat harus menerima Sakramen Rekonsiliasi lebih dahulu sebelum menerima Komuni. Hal yang juga penting bagi mereka yang hendak menerima Komuni Kudus adalah suasana hening dan doa, selain itu perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja dan sikap tubuh (tata gerak dan pakaian) yang pantas sebagai tanda penghormatan di hadapan Kristus.

292. Apa buah-buah Komuni Kudus?
Komuni Kudus mempererat kesatuan kita dengan Kristus dan dengan Gereja-Nya. Kecuali itu, juga menjaga dan memperbarui hidup rahmat yang diperoleh pada saat menerima Sakramen Pembaptisan dan Penguatan, dan membuat kita berkembang dalam cinta kepada sesama, memperkuat kita dalam cinta kasih, menghapus dosa-dosa ringan, dan menjaga kita dari bahaya dosa berat di masa depan.

293. Bagaimana kemungkinan memberikan Komuni Kudus kepada orang Kristen yang lain?
Pelayan Katolik boleh memberikan Komuni Kudus secara legitim kepada anggota Gereja Timur yang tidak dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik jika mereka memintanya dengan kehendak mereka sendiri dan mempunyai disposisi yang memenuhi syarat. Sedangkan, kepada anggota komunitas gerejawi lainnya boleh diberikan jika mereka memintanya atas kemauan sendiri, mempunyai disposisi yang dituntut, dan ada tanda yang jelas bahwa mereka juga mempunyai iman yang sama mengenai Sakramen Ekaristi.

294. Mengapa Ekaristi merupakan ”jaminan untuk kemuliaan yang akan datang”?
Ekaristi merupakan jaminan untuk kemuliaan yang akan datang karena Ekaristi memberikan berkat dan rahmat surgawi kepada kita, memperkuat kita dalam peziarahan kita dalam kehidupan ini dan membuat kita rindu akan kehidupan kekal. Ekaristi mempersatukan kita dengan Kristus yang duduk di sisi kanan Bapa, dengan Gereja di surga, dengan Perawan Maria yang Terberkati, dan dengan semua santo-santa.

Dalam Ekaristi, kita ”memecah-mecah satu roti yang memberi kita obat keabadian, penawar racun kematian,dan makanan yang membuat kita hidup selamanya dalam Yesus Kristus” (Santo Ignatius dari Antiokhia)
SAKRAMEN PENGUATAN
265. Apa peran Sakramen Penguatan dalam rencana keselamatan ilahi?               
Dalam Perjanjian Lama, para nabi mewartakan bahwa Roh Allah akan turun ke atas Mesias yang dinantikan dan ke seluruh umat mesianis. Seluruh hidup Yesus dijalani dalam persatuan total dengan Roh Kudus. Para Rasul menerima Roh Kudus pada hari Pentekosta dan mewartakan karya agung Allah (Kis 2:11). Mereka memberikan anugerah Roh yang sama kepada orang yang baru dibaptis dengan penumpangan tangan. Selama berabad-abad, Gereja terus menjalani hidup dalam Roh dan menurunkan-Nya kepada anak-anaknya.

266. Mengapa Sakramen ini disebut dengan Krisma atau Penguatan?
Disebut dengan Krisma (dalam Gereja-Gereja Timur, artinya mengurapi dengan Myron suci – Myron: minyak dari biji Sesawi hitam, atau disebut juga dengan krisma) karena ritus pokok Sakramen ini ialah pengurapan dengan minyak suci (krisma). Disebut dengan Penguatan karena Sakramen ini bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Pembaptisan.

267. Apa ritus pokok Sakramen Penguatan?
Ritus pokok Sakramen Penguatan ialah pengurapan dengan minyak Krisma Suci (minyak yang dicampur dengan balsam dan diberkati Uskup), yang dilaksanakan dengan penumpangan tangan petugas Gereja (Uskup atau wakilnya) yang mengucapkan kata-kata sakramental dari ritus tersebut. Di Gereja Barat, pengurapan ini diberikan di dahi orang yang sudah dibaptis dengan kata-kata: ”Semoga engkau dimeteraikan dengan karunia Roh Kudus”. Di Gereja-Gereja Timur dari ritus Byzantin, pengurapan ini diberikan juga pada bagian badan yang lain dengan kata-kata: ”Meterai karunia Roh Kudus”.

268. Apa buah Sakramen Penguatan?
Buah Sakramen Penguatan ini ialah pencurahan Roh Kudus secara khusus seperti pada hari Pentekosta. Pencurahan ini memberikan meterai yang tak terhapuskan dan menumbuhkembangkan rahmat Sakramen Pembaptisan. Sakramen ini membuat si penerima masuk lebih dalam menjadi putra-putri ilahi, mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja, dan memperkuat anugerah Roh Kudus di dalam jiwanya. Sakramen ini memberikan kekuatan khusus dalam memberikan kesaksian iman Kristen.

269. Siapa yang dapat menerima Sakramen ini?
Hanya mereka yang sudah dibaptis dapat menerima Sakramen Penguatan, dan Sakramen ini hanya dapat diterima satu kali saja. Agar penerimaan SakramenPenguatan berdaya guna, calon harus berada dalam keadaan berahmat.

270. Siapa pelayan Sakramen Penguatan?
Petugas aslinya adalah Uskup. Dengan demikian, bisa ditampakkan hubungan antara orang yang menerima dan Gereja dalam dimensi apostoliknya. Jika yang melaksanakan Sakramen ini adalah seorang imam, yang biasanya terjadi di Gereja Timur dan dalam kasus khusus juga terjadi di Barat, hubungan dengan Uskup dan Gereja diungkapkan oleh Imam yang menjadi pembantu (kolaborator) Uskup dan dengan Krisma Suci yang diberkati oleh Uskup sendiri.


SAKRAMEN TOBAT
296. Apa nama Sakramen ini?
Namanya Sakramen Penebusan Dosa, Sakramen Rekonsiliasi, Sakramen Pengampunan, Sakramen Pengakuan, dan Sakramen Tobat.

297. Mengapa ada Sakramen Rekonsiliasi setelah Sakramen Pembaptisan?
Karena rahmat kehidupan baru yang diterima dalam Sakramen Pembaptisan tidak menghapuskan kelemahan kodrat manusia dan juga kecenderungan kepada dosa (yang disebut konkupisensi), Kristus menetapkan Sakramen ini untuk pertobatan orang yang dibaptis yang terpisah dari Dia karena dosa.

298. Bilamana Kristus menetapkan Sakramen ini?
Tuhan yang sudah bangkit menetapkan Sakramen ini pada malam Paskah ketika Dia menampakkan Diri kepada para Rasul dan berkata kepada mereka: ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:23).

299. Apakah orang yang dibaptis itu membutuhkan pertobatan?
Panggilan Kristus untuk pertobatan terus berlangsung selama hidup orang yang dibaptis. Pertobatan merupakan kewajiban terus-menerus bagi seluruh Gereja. Gereja itu kudus, tetapi di dalamnya juga termasuk orang-orang berdosa.

300. Apa itu pertobatan batin?
Pertobatan batin ialah suatu dinamika ”hati yang patah dan remuk (Mzm 51:19) yang digerakkan oleh rahmat ilahi untuk menjawab cinta yang penuh kerahiman dari Allah. Pertobatan ini mengandung penyesalan akan dosa-dosa yang telah dilakukan, niat yang kuat untuk tidak berdosa lagi di masa datang, dan percaya akan pertolongan Allah. Orang yang bertobat ini berharap penuh kepada kerahiman ilahi.

301. Apa bentuk-bentuk silih dalam kehidupan Kristen?
Perbuatan silih dapat diungkapkan dalam macam-macam bentuk, tetapi terutama dalam puasa, doa, dan memberi derma. Bentuk-bentuk itu dan banyak bentuk yang lainnya dapat dipraktekkan dalam kehidupan seorang Kristen, secara khusus selama masa Puasa dan pada hari Jumat, hari silih.

302. Apa unsur-unsur pokok Sakramen Rekonsiliasi?
Unsur-unsur pokok itu ada dua: tindakan orang yang datang dan bertobat melalui karya Roh Kudus dan pengampunan dosa dari Imam yang bertindak atas nama Kristus untuk memberikan pengampunan, menentukan cara untuk berbuat silih atas dosa-dosa yang diperbuatnya.

303. Apa yang harus dilakukan oleh peniten?
Yang harus dilakukan adalah: pemeriksaan batin yang saksama; pertobatan (atau penyesalan) akan sempurna jika motivasinya cinta akan Allah; tidak sempurna jika berdasarkan pada motivasi-motivasi lainnya dan disertai niat yang tulus untuk tidak berdosa lagi; pengakuan terdiri dari menyatakan dosa-dosanya kepada Imam dan perbuatan silih atau laku tapa yang diusulkan oleh bapa pengakuan kepada orang yang bertobat untuk memperbaiki ”kerusakan” yang terjadi akibat dosa.


304. Dosa-dosa apa yang harus diakukan?
Semua dosa berat yang belum diakukan yang disadari melalui pemeriksaan batin yang teliti harus dibawa ke dalam Sakramen Tobat. Pengakuan dosa-dosa berat merupakan satu-satunya cara yang biasa untuk mendapatkan pengampunan.

305. Bilamana seseorang itu harus mengakukan dosa maut?
Setiap umat beriman yang sudah mencapai umur diskresi (mampu membedakan antara yang baik dan yang jahat) terikat untuk mengakukan dosa-dosa beratnya paling sedikit sekali setahun dan selalu dilakukan sebelum menerima Komuni Kudus.

306. Mengapa dosa-dosa ringan juga dapat menjadi objek pengakuan Sakramental?
Pengakuan dosa-dosa ringan juga sangat dianjurkan oleh Gereja, bahkan walaupun hal ini tidak mutlak perlu karena bisa membantu kita untuk membentuk suara hati yang benar dan melawan kecenderungan jahat. Ini membantu kita untuk disembuhkan oleh Kristus dan berkembang maju dalam hidup Roh.

307. Siapa pelayan Sakramen ini?
Kristus telah mempercayakan pelayanan Rekonsiliasi ini kepada para Rasul-Nya, kepada para Uskup yang menjadi pengganti-pengganti para Rasul dan kepada para imam, rekan sekerja Uskup. Mereka ini menjadi alat kerahiman dan kebenaran Allah. Mereka melaksanakan kuasa pengampunan dosa atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

308. Kepada siapa pengampunan dosa-dosa tertentu dikhususkan?
Pengampunan dosa-dosa berat tertentu (misalnya, yang dihukum dengan ekskomunikasi) dikhususkan kepada Takhta Suci atau kepada Uskup setempat atau Imam yang diberi kuasa khusus oleh Uskup. Tetapi, setiap Imam dapat memberikan pengampunan atas setiap dosa dan ekskomunikasi kepada orang yang berada dalam bahaya maut.

309. Apakah bapa pengakuan terikat oleh rahasia?
Setiap bapa pengakuan, tanpa kecuali dan di bawah ancaman hukuman yang amat berat, terikat untuk memegang teguh ”meterai pengakuan” yang berarti kerahasiaan mutlak tentang dosa-dosa yang diungkapkan kepadanya dalam pengakuan karena keagungan pelayanan ini dan hormat yang harus diberikan kepada pribadi manusia.

310. Apa buah Sakramen ini?
Buah Sakramen Tobat ialah: berdamai kembali dengan Allah karena itu juga berarti pengampunan dosa-dosa, dan berdamai kembali dengan Gereja; pemulihan keadaan rahmat jika keadaan itu sudah hilang karena dosa, penghapusan hukuman kekal karena dosa-dosa berat dan penghapusan, paling sedikit untuk sebagian, hukuman sementara sebagai akibat dosa. Sakramen ini juga memberikan kedamaian, ketenangan suara hati, penghiburan rohani, dan bertambahnya kekuatan rohani untuk berjuang dalam kehidupan Kristen.

311. Dalam kasus tertentu, dapatkah Sakramen ini dilaksanakan dengan pengakuan umum dan absolusi umum?
Dalam kasus kebutuhan yang amat mendesak (seperti dalam bahaya maut) bisa dilakukan upacara rekonsiliasi umum dengan pengakuan umum dan absolusi umum, sejauh norma-norma Gereja dipatuhi dan ada intensi secara pribadi untuk mengakukan dosa-dosa berat jika hal itu memungkinkan.



312. Apa itu indulgensi?
Indulgensi ialah penghapusan hukuman sementara di hadapan Allah sebagai akibat dari dosa-dosa yang kesalahannya sudah diampuni. Umat Kristen yang setia bisa mendapatkan indulgensi ini bagi dirinya sendiri atau bagi orang-orang yang sudah meninggal dengan syarat-syarat tertentu. Indulgensi ini diberikan melalui petugas Gereja, sebagai penyalur rahmat penebusan, membagikan keka-yaan rahmat Kristus dan santo-santa.

SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT

313. Bagaimana Perjanjian Lama memandang penyakit?
Dalam Perjanjian Lama, penyakit dialami sebagai tanda kelemahan dan sekaligus dipahami sebagai sesuatu yang terikat dengan dosa. Para nabi menyadari bahwa penyakit dapat juga mempunyai nilai penebusan bagi dosa-dosanya sendiri dan orang lain. Demikianlah, penyakit ini dialami di hadapan Allah yang kepada-Nya mereka mohon kesembuhan.

314. Apa makna bela rasa Yesus kepada orang sakit?
Bela rasa Yesus kepada orang sakit dan banyak penyembuhan yang dilakukan-Nya bagi yang sakit merupakan suatu tanda nyata bahwa Kerajaan Allah sudah datang bersama-Nya dan karena itu juga berarti kemenangan terhadap dosa, terhadap penderitaan, dan terhadap kematian. Dengan penderitaan dan kematian-Nya, Yesus memberikan makna baru kepada penderitaan kita yang jika dipersatukan dengan penderitaan-Nya dapat menjadi sarana pemurnian dan penyelamatan bagi kita dan bagi orang lain.

315. Bagaimana sikap Gereja terhadap orang sakit?
Setelah menerima tugas dari Allah untuk menyembuhkan orang sakit, Gereja berusaha melaksanakannya dengan merawat orang sakit dan menemani mereka dengan doa permohonan. Terlebih lagi, Gereja mempunyai Sakramen yang khusus ditujukan bagi orang sakit. Sakramen ini ditetapkan oleh Kristus dan ditegaskan oleh Santo Yakobus, ”Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya de-ngan minyak dalam nama Tuhan” (Yak 5:14).

316. Siapa yang dapat menerima Sakramen pengurapan orang sakit?
Setiap anggota umat beriman dapat menerima Sakramen ini segera setelah dia berada dalam bahaya maut karena penyakit atau usia lanjut. Si sakit bisa menerima Sakramen ini beberapa kali jika penyakitnya bertambah berat atau karena ada penyakit berat lainnya. Upacara sakramen ini, jika memungkinkan, didahului dengan pengakuan dosa pribadi si sakit.

317. Siapa pelayan Sakramen ini?
Sakramen ini hanya dapat dilayani oleh Imam tertahbis (Uskup atau Pastor).

318. Bagaimana upacara Sakramen ini dilaksanakan?
Upacara Sakramen ini secara esensial terdiri dari pengurapan dengan minyak yang, sedapat mungkin, diberkati oleh Uskup. Pengurapan ini diberikan pada dahi dan kedua tangan si sakit (ritus Roma) atau juga bagian-bagian tubuh lainnya (dalam ritus lainnya) diiringi dengan doa Imam yang memohon rahmat khusus Sakramen ini bagi si sakit.

319. Apa buah Sakramen ini?
Sakramen ini memberikan rahmat khusus yang mempersatukan si sakit lebih erat dengan Pribadi Kristus untuk kebaikannya dan kebaikan seluruh Gereja. Sakramen ini memberikan penghiburan, kedamaian, keberanian, dan bahkan pengampunan dosa jika si sakit tidak mampu mengakukan dosanya. Kadang-kadang jika dikehendaki Allah, Sakramen ini bahkan dapat mengembalikan kesehatan fisik. Secara umum, Pengurapan ini mempersiapkan si sakit untuk perjalanan menuju Rumah Bapa.

320. Apa itu viaticum?
Viaticum adalah Ekaristi Kudus yang diterima oleh mereka yang akan meninggalkan kehidupan dunia ini dan mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju kehidupan kekal. Komuni dalam rupa tubuh dan darah Kristus yang wafat dan bangkit dari mati, yang diterima pada saat keberangkatan dari dunia ini menuju Bapa, merupakan benih kehidupan kekal dan kekuatan kebangkitan.

SAKRAMEN PENAHBISAN

322. Apa itu Sakramen Penahbisan?
Sakramen yang melaluinya perutusan yang dipercayakan Kristus pada para Rasul-Nya terus dilaksanakan dalam Gereja sampai akhir zaman.

323. Mengapa Sakramen ini disebut dengan Penahbisan?
Tahbisan (ordo) menunjukkan tingkatan gerejawi yang dimasuki oleh seseorang melalui upacara pengudusan khusus (ordinasi). Melalui rahmat khusus Roh Kudus, Sakramen ini membuat orang yang ditahbiskan mampu melaksa-nakan kuasa suci atas nama dan dengan wewenang Kristus untuk pelayanan Umat Allah.

324. Di mana tempat Sakramen Penahbisan dalam rencana penyelamatan ilahi?
Sakramen ini sudah dipralambangkan dalam Perjanjian Lama dalam pelayanan para Levi, dalam imamat Harun, dan dalam penetapan tujuh puluh ”Penatua” (Bil 11:25). Pralambang awal ini mencapai pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus yang melalui kurban salib-Nya merupakan ”satu pengantara antara Allah dan manusia” (1Tim 2:5), ”Imam Besar menurut peraturan Melkisedek” (Ibr 5:10). Imamat Kristus yang tunggal dihadirkan melalui imamat jabatan.

”Hanya Kristuslah Imam yang sejati, yang lainnya hanyalah pembantu-pembantu-Nya” (Santo Thomas Aquinas)

325. Apa tingkatan-tingkatan dalam Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan terdiri dari tiga tingkatan yang tak tergantikan dalam struktur organik Gereja, yaitu: Episkopat, Presbiterat, dan Diakonat.

326. Apa buah Penahbisan Episkopat?
Penahbisan episkopat memberikan kepenuhan Sakramen Penahbisan. Penahbisan ini menyebabkan seorang Uskup menjadi penerus sah para Rasul dan mengintegrasikannya ke dalam kolegium para Uskup untuk bersama-sama dengan Paus melayani seluruh Gereja. Penahbisan ini memberikan wewenang mengajar, menguduskan, dan memerintah.

327. Apa wewenang yang diserahkan kepada seorang Uskup dalam Gereja partikular?
Uskup yang diserahi tanggung jawab untuk mengurus Gereja partikular merupakan kepala yang kelihatan dan dasar kesatuan bagi Gereja partikular tersebut. Demi Gereja dan sebagai wakil Kristus, seorang Uskup menjalankan wewenangnya sebagai gembala dibantu para Imam dan Diakon.



328. Apa buah Penahbisan Presbiterat?
Pengurapan Roh memeteraikan Imam dengan suatu meterai rohani yang tak dapat dihapuskan dan yang menjadikan dia serupa dengan Kristus sang Imam Agung, dan membuatnya mampu bertindak atas nama Kristus sang Kepala. Sebagai rekan kerja Uskup, dia ditahbiskan untuk mewartakan Injil, melaksanakan upacara liturgi, terutama Sakramen Ekaristi, dari sinilah dia mendapatkan kekuatan dalam pelayanannya, dan menjadi gembala umat beriman.

329. Bagaimana Imam melaksanakan pelayanan ini?
Seorang Imam, walaupun ditahbiskan untuk perutusan universal, melaksanakan pelayanannya dalam Gereja partikular. Pelayanan ini dilakukan dalam persau-daraan sakramental dengan yang lainnya yang bersama-sama membentuk ”Presbiterat”. Dalam kesatuan dengan Uskup dan tergantung darinya, mereka bertanggung jawab atas Gereja partikular.

330. Apa buah Penahbisan Diakonat?
Diakon yang dipersatukan dengan Kristus sang pelayan untuk semua, ditahbiskan untuk pelayanan Gereja. Dia melaksanakan pelayanannya di bawah wewenang Uskupnya dengan pelayanan Sabda, upacara liturgi, reksa pastoral, dan karya karitatif.

331. Bagaimana pelaksanaan upacara Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan dilaksanakan, dalam setiap tingkatannya, dengan cara penumpangan tangan ke atas kepala yang ditahbiskan oleh Uskup yang mengucapkan doa agung Penahbisan. Dengan doa ini, Uskup memohon kepada Allah, bagi yang ditahbiskan, pencurahan Roh Kudus dan anugerah Roh sesuai dengan pelayanan yang dimaksud oleh Penahbisan tersebut.

332. Siapa yang dapat melayani Sakramen ini?
Hanya para Uskup yang ditahbiskan dengan sah sebagai pengganti para Rasul yang dapat melaksanakan Sakramen Penahbisan ini.

333. Siapa yang dapat menerima Sakramen ini?
Sakramen ini hanya dapat diterima secara sah oleh orang yang sudah dibaptis. Gereja mengakui dirinya terikat pada pilihan yang sudah dibuat oleh Tuhan. Tak seorang pun dapat menuntut untuk menerima Sakramen Penahbisan ini, tetapi harus melalui penilaian kelayakan untuk pelayanan ini oleh otoritas Gereja.

334. Apakah perlu menjalani hidup selibat untuk menerima Sakramen Penahbisan?
Untuk episkopat, mutlak perlu. Untuk presbiterat dalam Gereja Latin, yang dipilih adalah orang yang Katolik dan mempraktekkan selibat: orang-orang yang bermaksud melanjutkan penghayatan hidup selibat ”karena Kerajaan Surga” (Mat 19:12). Dalam Gereja-Gereja Timur, perkawinan tidak boleh dilaksanakan setelah seseorang ditahbiskan. Orang yang sudah kawin dapat ditahbiskan menjadi Diakon permanen.

335. Apa buah Sakramen Penahbisan?
Sakramen ini memberikan pencurahan khusus Roh Kudus yang menjadikan orang yang menerimanya serupa dengan Kristus dalam tiga jabatan-Nya sebagai Imam, Nabi, dan Raja sesuai dengan tingkatan Sakramen yang diterimanya. Penahbisan memberikan meterai spiritual yang tidak dapat dihapuskan, dan karena itu tidak dapat diulangi atau diberikan untuk sementara waktu.

336. Dengan wewenang apakah pelayanan imamat itu dilaksanakan?
Dalam menjalankan tugas pelayanan sucinya, para Imam yang ditahbiskan berbicara dan bertindak bukan atas wewenang mereka sendiri, bukan pula karena mandat atau delegasi komunitas tertentu, tetapi atas nama Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja. Karena itu, imamat jabatan ini berbeda secara esensial dan tidak hanya dalam tingkatan dengan imamat umum seluruh umat beriman. Untuk pelayanan umat beriman, Kristus menetapkan Sakramen ini.

SAKRAMEN PERKAWINAN

337. Apa rencana Allah berkenaan dengan laki-laki dan perempuan?
Allah yang adalah cinta dan yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk cinta telah memanggil mereka untuk mencinta. Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah memanggil mereka kepada persatuan hidup yang intim dan cinta dalam perkawinan. ”Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu” (Mat 19:6). Allah bersabda dan memberkati mereka: ”Beranak-cuculah dan bertambah banyak” (Kej 1:28).

338. Untuk tujuan apa Allah menetapkan Perkawinan?
Hubungan perkawinan antara laki-laki dan perempuan, yang didasarkan dan didukung dengan hukum-hukumnya sendiri oleh sang Pencipta, menurut kodratnya bertujuan untuk persatuan dan kebaikan pasangan dan menurunkan serta mendidik anak-anak. Menurut rencana ilahi asali, persatuan perkawinan ini tak dapat diceraikan, seperti Yesus Kristus menegaskan: ”Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan  manusia” (Mrk 10:9).

339. Bagaimana dosa mengancam Perkawinan?
Karena dosa asal, yang menyebabkan perpecahan persekutuan laki-laki dan perempuan yang dianugerahkan Allah, kesatuan perkawinan sangat sering terancam oleh ketidakharmonisan dan ketidaksetiaan. Tetapi, Allah dalam kerahiman-Nya yang tanpa batas memberikan kepada laki-laki dan perempuan rahmat untuk membawa kesatuan hidup mereka ke dalam harmoni dengan rencana ilahi asali.

340. Apa yang diajarkan Perjanjian Lama mengenai Perkawinan?
Allah membantu umat-Nya terutama melalui ajaran Hukum dan para Nabi untuk sedikit demi sedikit mendalami pemahaman kesatuan dan ketakterceraian perkawinan. Perjanjian perkawinan antara Allah dengan Israel mempersiapkan dan melambangkan awal Perjanjian Baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, Putra Allah, dengan mempelai-Nya, yaitu Gereja.

341. Unsur baru apa yang diberikan Kristus kepada Perkawinan?
Kristus tidak hanya memulihkan tujuan asali perkawinan, tetapi mengangkatnya ke dalam martabat Sakramen, memberikan kepada kedua mempelai suatu rahmat khusus untuk menghayati perkawinan mereka sebagai simbol cinta Kristus untuk mempelai-Nya, Gereja: ”Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat ” (Ef 5:25).

342. Apakah semua orang harus kawin?
Perkawinan bukanlah suatu keharusan bagi setiap orang, terutama karena Allah memanggil beberapa laki-laki dan perempuan untuk mengikuti Yesus dalam hidup keperawanan atau selibat demi Kerajaan Surga. Pantangan untuk men-dapatkan hal-hal yang baik dari perkawinan ini dalam rangka memusatkan diri pada urusan-urusan Allah dan berusaha menyenangkan-Nya. Mereka menjadi tan-da keunggulan mutlak cinta Kristus dan penantian kembalinya kemuliaan-Nya.

343. Bagaimana upacara Sakramen Perkawinan dilaksanakan?
Karena Sakramen Perkawinan menetapkan kedua mempelai dalam sebuah status publik kehidupan dalam Gereja, pelaksanaan liturginya bersifat publik terjadi di hadapan seorang Imam (atau seorang saksi yang diberi wewenang oleh Gereja) dan para saksi lainnya.

344. Apa kesepakatan Perkawinan itu?
Kesepakatan perkawinan diberikan ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan mengungkapkan kehendak untuk saling memberikan diri mereka satu sama lain dengan tujuan untuk hidup bersama dalam perjanjian cinta yang setia dan subur. Karena kesepakatan menyebabkan perkawinan terjadi, kesepakatan itu mutlak perlu dan tidak tergantikan. Agar perkawinan itu sah, persetujuan ini harus jelas-jelas mengenai perkawinan yang sungguh-sungguh dan merupakan tindakan manusia yang sadar, bebas, tanpa kekerasan dan paksaan.

345. Apa yang diperlukan jika salah satu mempelai bukan Katolik?
Perkawinan campur (antara seorang Katolik dan seorang yang dibaptis bukan Katolik) membutuhkan izin otoritas gerejawi demi layaknya. Dalam kasus disparitas kultus (antara seorang Katolik dan seorang yang tidak dibaptis) memerlukan dispensasi demi sahnya. Dalam kedua kasus itu, hal yang pokok ialah kedua belah pihak mengakui dan menerima tujuan pokok dan ciri khas perkawinan. Perlu juga ditekankan bahwa pihak Katolik menerima kewajiban, yang juga sudah diketahui oleh pihak non-Katolik, untuk tetap menghayati imannya dan membaptis serta mendidik anak-anak mereka secara Katolik.

346. Apa buah Sakramen Perkawinan?
Sakramen Perkawinan menetapkan ikatan yang kekal dan eksklusif antara kedua mempelai. Allah memeteraikan kesepakatan perkawinan mereka. Karena itu, perkawinan yang sudah dilaksanakan dengan sah (ratum) dan sudah dilengkapi dengan persetubuhan (consumatum) antara dua orang yang sudah dibaptis tidak pernah dapat diceraikan. Terlebih lagi, Sakramen ini memberikan rahmat yang dibutuhkan bagi kedua mempelai untuk mencapai kesucian dalam kehidupan perkawinan mereka dan jika dianugerahi anak-anak, menerima tanggung jawab untuk merawat dan mendidik mereka.

347. Dosa apa yang sungguh-sungguh bertentangan dengan Sakramen Perkawinan?
Perzinaan dan poligami bertentangan dengan Sakramen Perkawinan karena kedua hal itu betul-betul berlawanan dengan martabat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan dengan kesatuan dan eksklusivitas cinta perkawinan. Dosadosa lainnya termasuk penolakan secara sadar untuk kemungkinan mempunyai anak yang bertentangan dengan kesuburan cinta perkawinan dan keterbukaan akan anugerah anak serta perceraian yang bertentangan dengan sifat tak terceraikannya perkawinan.

348. Bilamana Gereja mengizinkan perpisahan fisik antara pasangan suami-istri?
Gereja mengizinkan perpisahan fisik pasangan suami-istri jika karena alasan yang serius mereka tidak mungkin hidup bersama, walaupun mungkin ada harapan untuk rekonsiliasi. Tetapi selama salah satu dari pasangan itu masih hidup, yang lainnya tidak bebas untuk kawin lagi kecuali jika perkawinan itu batal dan dinyata-kan demikian oleh otoritas Gereja.

349. Apa sikap Gereja terhadap mereka yang cerai dan kemudian kawin lagi?
Gereja, karena setia kepada Tuhannya, tidak dapat mengakui perkawinan orang-orang yang secara sipil bercerai dan kawin lagi. ”Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap istrinya itu. Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina” (Mrk 10:11-12). Gereja benar-benar menunjukkan keprihatinan yang dalam terhadap orang-orang itu, dan menganjurkan mereka hidup dalam iman, doa, beramal, dan memberikan pendidikan Kristiani bagi anak-anak mereka. Tetapi, mereka tidak dapat menerima absolusi Sakramental, menerima Komuni Kudus, atau mengemban tanggung jawab gerejawi tertentu selama situasi mereka tidak berubah karena secara objektif bertentangan dengan perintah Allah.


350. Mengapa keluarga Kristen disebut Gereja domestik?
Keluarga Kristen disebut Gereja domestik karena keluarga menampilkan dan menghayati kodrat keluarga dan komunal Gereja sebagai keluarga Allah. Setiap anggota keluarga, sesuai dengan peranannya masing-masing, melaksanakan imamat baptisan dan memberikan sumbangan untuk menjadikan sebuah keluarga itu suatu komunitas rahmat dan doa, sebuah sekolah keutamaan manusiawi dan Kristiani dan merupakan tempat iman pertama kali diwartakan kepada anak-anak.


PERTEMUAN VI
KEUTAMAAN DALAM GEREJA KATOLIK

377. Apa itu keutamaan?
Suatu keutamaan adalah disposisi yang tegas dan menjadi kebiasaan untuk melakukan kebaikan. ”Tujuan kehidupan yang utama ialah untuk menjadi serupa dengan Allah” (Santo Gregorius dari Nyssa). Ada keutamaan manusiawi dan ada pula keutamaan Kristiani.

378. Apakah keutamaan manusiawi
Keutamaan manusiawi adalah kesempurnaan intelek dan kehendak, yang stabil dan menjadi kebiasaan, yang mengendalikan tindakan, mengatur nafsu, dan menuntun perbuatan kita menurut akal budi dan iman. Keutamaan ini diperoleh dan diperkuat lewat kebiasaan melakukan tindakan yang baik secara moral, dimurnikan, dan diangkat oleh rahmat ilahi.

379. Apa saja keutamaan-keutamaan manusiawi yang penting?
Keutamaan-keutamaan manusiawi yang penting disebut keutamaan pokok, semua yang lain dikelompokkan di bawahnya dan merupakan sendi kehidupan utama. Keutamaan-keutamaan pokok itu adalah kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan penguasaan diri.

380. Apa itu kebijaksanaan?
Kebijaksanaan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan kebaikan kita yang sejati dalam setiap situasi dan memilih sarana yang tepat untuk mencapainya. Kebijaksanaan menuntun keutamaan yang lainnya dengan menunjukkan ukuran dan kualitasnya.

381. Apa itu keadilan?
Keadilan tampak dalam kehendak yang teguh dan terus-menerus untuk memberikan kepada orang lain yang menjadi haknya. Keadilan terhadap Allah disebut ”keutamaan religius”.

382. Apa itu keberanian?
Keberanian tampak dalam kekuatan di tengah-tengah kesulitan dan terus-menerus mengikuti kebaikan. Keberanian bahkan dapat sampai pada kemampuan untuk mengorbankan hidup demi alasan yang bisa dibenarkan.

383. Apa itu penguasaan diri?
Penguasaan diri bisa membatasi kecenderungan daya tarik untuk kesenangan, mampu mengendalikan kehendak terhadap naluri, dan memberi keseimbangan dalam penggunaan barang-barang ciptaan.



384. Apa itu keutamaan kristiani?
Objek langsung, alasan, dan asal mula keutamaan kristiani ialah Allah. Dipenuhi dengan rahmat pengudusan, keutamaan kristiani memberikan kepada seseorang kemampuan untuk hidup dalam hubungan dengan Tritunggal. Keutamaan-keutamaan kristiani merupakan dasar dan kekuatan bagi tindakan moral seorang Kristen dan memberi hidup pada keutamaan manusiawi. Keutamaan kristiani merupakan jaminan kehadiran dan karya Roh Kudus dalam kemampuan-kemampuan manusiawi.

385. Apa saja itu keutamaan kristiani?
Keutamaan kristiani adalah iman, harapan, dan cinta kasih.

386. Apa itu keutamaan iman?
Iman adalah keutamaan kristiani yang olehnya kita percaya kepada Allah dan semua yang sudah diwahyukan kepada kita dan disampaikan oleh Gereja karena Allah adalah Kebenaran. Melalui iman, manusia dengan bebas menyerahkan dirinya kepada Allah. Karena itu, orang yang percaya berusaha mencari dan melaksanakan kehendak Allah karena ”iman bekerja melalui kasih” (Gal 5:6).

387. Apa itu harapan?
Harapan adalah keutamaan kristiani, dengannya kita merindukan dan menantikan kehidupan abadi yang berasal dari Allah sebagai kebahagiaan kita, mempercayakan diri kita kepada janji Kristus, dan bersandar pada bantuan rahmat Roh Kudus agar pantas menerimanya dan tetap bertahan sampai akhir hidup kita.

388. Apa itu cinta kasih?
Cinta kasih adalah keutamaan kristiani, dengannya kita mengasihi Allah di atas segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Yesus menyebut cinta kasih sebagai perintah yang baru, pemenuhan hukum. ”Cinta kasih adalah pengikat kesempurnaan” (Kol 3:14) dan dasar dari keutamaan yang lainnya. Dari cinta kasih ini, semua keutamaan yang lain memperoleh hidup, inspirasi, dan keteraturan. Tanpa cinta kasih, ”sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” dan ”aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:1-3).

389. Apa itu karunia-karunia Roh Kudus?
Karunia-karunia Roh Kudus adalah disposisi tetap yang membuat kita mudah mengikuti ilham Roh Kudus. Karunia-karunia itu ada tujuh: hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan Roh takut akan Allah.

390. Apa itu buah-buah Roh Kudus?
Buah-buah Roh Kudus adalah kesempurnaan yang dibentuk dalam diri kita sebagai buah-buah pertama kemuliaan abadi. Tradisi Gereja membuat daftar dua belas: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan hati, kebajikan, kemurahan hati, kelemahlembutan, kesetiaan, kesederhanaan, penguasaan diri, dan kemurnian (Gal 5:22-23, Vulgata).






PERTEMUAN VII
TUGAS PERUTUSAN
PENERIMA SAKRAMEN PENGUATAN

1.       Siapa penerima Sakramen Penguatan?
Mereka umat Katolik yang sudah dibaptis dan telah dirasa mampu mengemban tugas dalam mewartakan iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penerima sakramen penguatan adalah mereka yang telah dianggap dewasa secara iman, murni dalam kasih, dan berkobar dalam pengharapan.
2.       Apa itu dewasa secara iman?
Dewasa secara iman adalah secara sadar, bebas dan bertanggungjawab bersedia untuk terlibat secara aktif dalam pewartaan iman dan pelayanan kasih di Gereja dan di tengah masyarakat. Keterlibatan aktif ini didasari oleh pengalaman diselamatkan oleh Allah sehingga mulai terpanggil untuk turut dalam karya keselamatanNya bagi sesama dan alam semesta. Pribadi yang dewasa secara iman telah mampu menepati janji pembaptisan di dalam hidupnya sebagai upaya untuk terus menerus taat kepada kehendak Tuhan.
3.       Bagaimana terlibat dalam karya keselamatan Tuhan?
Di dalam Gereja Katolik terdapat bidang-bidang keterlibatan umat dalam karya keselamatan Tuhan. Bidang-bidang tersebut antara lain:
a.       Liturgia: bidang liturgi dan peribadatan. Orang yang telah dewasa secara iman akan dengan sadar melibatkan diri dalam liturgi dan peribadatan di Gereja. Mereka terlibat aktif dalam perayaaan sakramen dan menerima sakramen. Mereka juga tekun berdoa bagi diri sendiri, masyarakat dan alam semesta. Doa-doa yang dilantunkan bisa berasal dari kedalaman batin sendiri ataupun mendoakan doa-doa yang telah menjadi tradisi Gereja.
b.      Kerygma: Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif melibatkan diri dalam pewartaan Sabda Tuhan. Mereka mencintai dan akrab dengan kitab suci serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Koinonia: Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam persekutuan dan persatuan umat di dalam Gereja. Mereka memberikan diri dan hati untuk terlibat dalam kebersamaan dengan umat yang lainnya.
d.      Diakonia: Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam pelayanan kasih Gereja bagi mereka yang menderita dan kekurangan. Mereka bersedia untuk menolong orang-orang yang memerlukan, seperti orang sakit, orang miskin, orang yang tersingkir dan sedang berada dalam masalah serius.
e.      Martyria: Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam karya-karya kebaikan yang menuntut pengorbanan. Salib menjadi dasar dari setiap perjuangan untuk kebaikan sehingga lebih mengutamakan kebahagiaan dan kesejahteraan bersama daripada kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri. Orang yang bersemangat martyria berani menjadi saksi kebenaran meski itu beresiko.
4.       Menerima sakramen Penguatan itu mendapat berkat penguatan untuk apa?
Menerima sakramen Penguatan berarti mendapat berkat untuk dikuatkan dalam kedewasaan iman dan perjuangan menjalankan keutamaan Katolik. Keutamaan Katolik adalah iman, pengharapan dan kasih. Dengan demikian, mereka yang menerima sakramen penguatan akan dikuatkan oleh Roh Kudus melalui pengurapan Bapak Uskup untuk semakin beriman, teguh dalam iman, semakin tulus dalam mengasihi dan tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan kebaikan.

PERTEMUAN VIII
PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT

Tata Cara Sakramen Tobat / Pengakuan Dosa

(Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut dan menerima berkat pengantar dari Imam, kemudian membuat tanda salib sebagai pembukaan pertobatan kita)
Kemudian katakanlah :
U : Bapa, Sakramen Tobat yang terakhir saya terima adalah …. (sebutkan kapan terakhir kali menerima Sakramen Tobat, misal pada masa adven tahun lalu,dll)

Catatan : jika ini pertama kalinya menerima Sakramen Tobat, katakanlah :
U : Bapa, ini penerimaan Sakramen Tobat saya untuk pertama kalinya.

Kemudian katakanlah :
U : Bapa, dari saat terakhir saya menerima Sakramen Tobat sampai saat ini, saya sadari telah melakukan dosa – dosa dan oleh karena itu pada saat ini di hadapan Bapa saya mau mengaku kepada Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian, khususnya bahwa saya telah berdosa : …. (sebutkan dosa anda dengan jujur)
Saya sungguh menyesal atas semua dosa saya itu, dan dengan hormat saya meminta pengampunan serta penitensi (denda dosa) yang berguna bagi saya.
(Setelah itu, dengarlah nasihat dari Romo dan apa yang harus anda lakukan sebagai penintensi atas dosa anda dengan seksama. Jika sudah mendapatkan nasihat, Romo akan meminta anda untuk mengucapkan Doa Tobat)


Sumber:
1.       Kompendium Katekismus Gereja Katolik, “Catecismo De La Iglesia Catolica”, 1992

2.       Puji Syukur