Di
Indonesia, agama menjadi salah satu status sosial yang melekat erat dalam
setiap diri warganya. Hampir setiap warga negara di Indonesia menganut agama
tertentu, hingga di Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya dicantumkan tentang agama si
pemiliknya. Meski dalam Pancasila sebagai dasar negara hanya disebutkan dengan
Ketuhanan Yang Maha Esa, namun agama tetap mendapatkan tempat yang begitu
istimewa. Dengan memiliki identitas agama tertentu, maka setiap orang tergabung
dalam sebuah kelompok tertentu yang juga memiliki identitas yang sama. Dengan
memiliki agama, orang tidak akan merasa sendirian di negeri ini. Mungkin karena
manusia Indonesia ini merasa harus sama dengan yang lainnya, ia tetap memilih agama
tertentu untuk menjadi tempatnya berlindung agar tidak sendirian. Manusia
Indonesia tetap takut sendirian, entah ia bergabung dalam agama mayoritas
maupun minoritas. Agama menjadi isu sosial yang seringkali melanggar area
privat seseorang yang benar-benar merdeka.
Senin, 24 Juni 2019
Minggu, 16 Juni 2019
AGAMA: SEMACAM NARKOBA?
Pernah terlontar dari seorang Karl
Marx, filsuf kebangsaan Jerman tentang agama yang disebutnya sebagai opium bagi
masyarakat. Ia menulis gagasannya itu dalam sebuah tulisan berjudul: “A Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right”. Ia menulis karyanya ini pada
tahun 1843. Konteks tulisan Karl Marx ini adalah sebuah introduksi untuk sebuah
buku kecil yang mengkritisi Filsuf Georg Wilhelm Friedrich Hegel yang menulis
Elements of The Philosophy of Right pada tahun 1820. Tulisan Marx ini awalnya
tidak terkenal karena tidak diterbitkan hingga setelah kematiannya. Tulisan itu
diterbitkan dalam sebuah jurnal yang hanya dicetak sebanyak 1000 salinan saja.
Kutipan ini mulai terkenal setelah pemikiran Marx banyak diikuti pada sekitar
tahun 1930-an.
Perlu dilihat lebih jauh, bahwa
kutipan terkenal dari Karl Marx ini lebih sering diambil secara sepotong-potong
tanpa menyertakan keseluruhannya. Dalam tulisannya tentang agama sebagai opium
masyarakat, Marx sebenarnya tidak bermaksud mengatakan bahwa agama sebagai
sebuah hal yang membuat manusia mengalami ketergantungan semacam candu, tetapi
lebih melihat sebagai sebuah cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan
penderitaan sebagaimana cara kerja opium. Kutipan Marx ini secara lengkap
berbunyi demikian: “
Langganan:
Postingan (Atom)