Ajaran Gereja Katolik
mengenai kebenaran Kitab Suci terkait
erat dengan ajaran tentang Wahyu Ilahi. Gereja memahami bahwa wahyu adalah
kebaikan dan kebijaksanaan Allah yang berkenan mewahyukan diri serta
memaklumkan rahasia kehendak-Nya (Ef 1:9); berkat rahasia itu manusia dapat
menghadap Bapa melalui Kristus, Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan
ikut serta dalam kodrat Ilahi (Ef 2:18; 2 Ptr 1:4). Ajaran ini termuat dalam Konstitusi
Dogmatis tentang Wahyu Ilahi (Dei Verbum) Konsili Vatikan II. Rahasia kehendak
Allah dalam menyelamatkan manusia ini berpuncak dalam hidup, karya dan misteri
Paskah Kristus (sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya). Atas pewahyuan diri Allah
ini, manusia menanggapi dengan ketaatan iman. Ketaatan iman ini ditunjukkan
dengan selalu terbuka akan Sabda Allah yang telah terungkap dalam diri Tuhan
kita Yesus Kristus. Keterbukaan akan
sabda Allah ini terwujud dalam kesediaan untuk menghidupi sabda Tuhan dan
mewartakan kepada segala makhluk. Pewartaan Sabda Tuhan ke segala makhluk ini
menjadi bagian dari salah satu ketaatan iman yang merupakan bentuk meneruskan
wahyu ilahi.
Penerusan wahyu ilahi ini dilakukan oleh para murid dengan menjadi
saksi Injil. Untuk mewartakan kebenaran wahyu Allah ini, para murid mewartakan
ke segala makhluk dan segala tempat dengan menuliskannya sebagai Kitab Suci.
Dalam hal ini, Gereja Katolik menyatakan bahwa
apa yang telah diwahyukan
oleh Allah dan yang termuat serta tersedia dalam Kitab suci telah ditulis dengan
ilham Roh Kudus. Sebab Bunda Gereja yang kudus, berdasarkan iman para Rasul,
memandang Kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Baru secara keseluruhan,
beserta semua bagian-bagiannya, sebagai
buku-buku yang suci dan kanonik, karena ditulis dengan ilham Roh Kudus
(lih. Yoh 20:31; 2Tim 3:16; 2Ptr 1:19-21; 3:15-16), dan mempunyai Allah
sebagai pengarangnya, serta
dalam keadaannya demikian
itu diserahkan kepada Gereja (DV, art.11). Dengan demikian, Kitab Suci
menjadi buku suci, sebuah buku iman yang memuat sabda Tuhan karena ditulis
dengan ilham Roh Kudus dan sebagai bagian dari tanggapan iman para rasul untuk
meneruskan wahyu ilahi.
Di dalam Gereja
Katolik, Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mendapat tempat
istimewa karena merupakan sebuah buku iman yang mengarahkan segenap umat kepada
wahyu ilahi yakni Tuhan Yesus Kristus, Sang Sabda Allah. Kitab Suci menjadi
semacam kompas yang akan menunjukkan umat beriman kepada keselamatan sejati
yakni Allah Bapa di dalam diri Kristus dan Roh Kudus. Di dalam Kitab Suci itu,
umat beriman sungguh dapat menemukan pesan-pesan rahasia Allah yang ditujukan
bagi manusia agar manusia selamat. Pesan-pesan ini pertama-tama bukan seperti
halnya pesan untuk sebuah komunikasi biasa, tetapi lebih sebagai komunikasi
iman dan hidup. Sehingga, Kitab Suci tidak hanya dimengerti sebagai petunjuk
praktis, atau semacam kumpulan tips-tips untuk hidup bahagia, tetapi lebih
merupakan dialog iman antara manusia dan Allah di dalam diri dan peristiwa
Kristus. Karena pesan itu disampaikan sebagai sebuah komunikasi iman, maka juga
melibatkan keseluruhan akal budi manusia untuk memahami pesan tersebut. Sebab
iman tidak pernah bertentangan dengan akal budi. Perjuangan akal budi untuk
memahami pesan itu sebagai wujud pertanggungjawaban iman dalam menanggapi
pewahyuan Allah.
Mengingat pentingnya
Kitab Suci di dalam hidup iman umat, maka Gereja merasa perlu untuk semakin
mendekatkan umat kepada Kristus melalui Kitab Suci. Dengan semakin akrab pada
kitab suci, harapannya umat akan semakin hidup berdasarkan dan berdayakan Sabda
Allah yang hidup dalam diri Kristus. Umat beriman semakin membiasakan diri,
bahwa dalam hidup ini, makanan kita tidak hanya ‘roti’ saja, tetapi juga setiap
sabda yang keluar dari mulut Allah. Keakraban dengan Kitab Suci ini akan
memperluas jiwa manusia seperti ladang yang siap ditanami oleh benih-benih
kebenaran Sabda Allah.
Dalam konteks Indonesia, Gereja Katolik
mengajak segenap umat untuk semakin akrab dan mencintai Kitab Suci pada bulan
September. Setiap bulan September, umat beriman Katolik mengadakan Bulan Kitab
Suci Nasional. Selama bulan September, umat diajak untuk semakin akrab dengan
Kitab Suci melalui pendalaman Kitab Suci yang dibuat di lingkungan-lingkungan,
wilayah dan juga tingkat Paroki.
Maka, marilah kita
semakin akrab dengan Kitab Suci. Untuk semakin akrab dengan Kitab Suci, ada
banyak hal yang bisa kita lakukan misalnya: mengikuti Perayaan Ekaristi setiap
hari, membaca renungan harian yang mengulas tentang bacaan Kitab Suci pada hari
itu, ikut tergabung dalam pelayanan lektor, dan juga rajin mengikuti pendalaman
Kitab Suci di lingkungan setempat. Dengan semakin akrab pada kitab suci, jiwa
kita pun akan terbentuk untuk semakin didayai oleh Sabda Itu dalam seluruh
hidup ini. Akhirnya, Sabda Tuhan tidak hanya untuk kita dengarkan saja, tetapi
juga menjadi makanan bagi jiwa kita yang menjadi sumber hidup serta pelayanan
kita. Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci ini akhirnya akan berperan
sebagaimana Kompas yang menunjukkan ke arah keselamatan, yakni Tuhan Yesus
Kristus. Dengan semakin mengenal Kristus, kita semakin mencintaiNya, dan hidup
seperti DIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar