Suatu ketika, seorang murid bertanya kepada Gurunya: “ Guru, apakah yang hendaknya aku lakukan supaya hidupku bermakna?”. Sang Guru menghela nafas dalam dan berkata ”Anakku, untuk membuat hidupmu lebih bermakna, kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil bajumu, biarkan juga ia mengambil celanamu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan, Sebab Tuhan itu baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati seperti Tuhan juga murah hati”. Sang Murid menggangguk perlahan. Ia mencoba memahami kata-kata Gurunya. Kata-kata Gurunya itu sungguh menyentuh sisi kemanusiaannya yang terdalam. Ya, kesejatian manusia terletak dalam pemberian dirinya yang tulus dan rendah hati untuk selalu mengasihi sesamanya, bahkan yang jelas-jelas memusuhinya.
Marilah kita membuka sisi spiritual kita dalam peziarahan menuju Sang Sejati, Tuhan Yang Mahabaik dan MahaKasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar