Setelah menerima
sakramen Tobat, aku selalu merasa damai, bahagia dan penuh harapan. Meski di
depan aku tidak tahu apakah akan jatuh dalam dosa lagi, namun aku sungguh
merasakan betapa Tuhan mengasihiku. Dengan demikian, aku tak takut lagi
mengungkapkan segala kerapuhanku kepada romo yang melayani sakramen Tobat. Saat menghadap romo tersebut, aku sungguh
merasakan kehadiran Tuhan yang menyapa lembut dan penuh kasih. Aku merasakan
kehadiran Tuhan yang berkenan menerimaku dengan segala kedosaan yang ada
padaku. Ibaratnya aku ini telah terjatuh di lumpur yang kotor dan bau, namun
Tuhan berkenan memandikanku dan membuatku bersih kembali. Saat itulah aku
memiliki kesempatan untuk memohon kepadaNya kekuatan kembali untuk bangkit dari
segala keterpurukanku. Sebab tanpa kekuatanNya, aku tak mampu bangkit dari
segala kedosaan ini.
Sakramen Tobat sungguh
indah karena merupakan sakramen penyembuhan atas segala sakit karena dosa kita.
Saat itu aku merasa suara hatiku dibela habis-habisan olehNya dan diteguhkan
kembali untuk bergiat melakukan hal yang benar, sesuai dengan kehendakNya.
Sakramen Tobat ini seperti pemutihan atas segala hutang-hutang yang telah
dibuat selama ini. Memang hutang tetaplah hutang namun Ia berkenan
menghapusnya. Seperti bejana yang telah retak, Tuhan berkenan kembali
merajut satu persatu retakannya itu agar
kembali utuh dan dapat menampung kembali air kasihNya, agar dapat dinikmati
oleh sesama. Seperti sebuah selang yang kotor dan tersumbat, dengan pengampunan
dosa, kita dibersihkan dan dilancarkan kembali agar mampu menghantarkan air
kasihNya untuk tanah yang kering merindukan air.
Sakramen Tobat juga
memperbarui iman, pengharapan dan kasih. Sebab dengan menerima sakramen Tobat,
kita merendahkan diri di hadapan Allah, dan mengandalkan diri sepenuhnya
kepadaNya. Iman kita akan kasihNya kembali diteguhkan. Dengan demikian,
pengharapan kita pun tidak pernah padam karena percaya bahwa Tuhan tidak pernah
meninggalkan diri kita. Setelah kita menerima kasihNya yang amat luar biasa
yang tercurah dalam pengampunan dosa kita, kita pun tergerak untuk berani
mengasihi sesama dengan total, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita
dengan sepenuh hati, dan memohon ampun kepada mereka yang telah kita lukai
hatinya. Dengan menerima sakramen Tobat, kita digabungkan kembali sebagai
anak-anakNya yang terkasih, setelah sekian lama terpisah karena dosa-dosa yang
kita buat. Kita tidak lagi sendirian, tetapi mengalami kehangatan kasihNya.
Tuhan memang adil, namun keadilanNya semata-mata mengalir dari KasihNya yang
teramat agung dan tak terbatas. Apakah kita juga masih akan mengerasi diri
seperti penjahat yang disalib di samping Yesus yang tidak mau bertobat? Ataukah
kita mau seperti penjahat satunya lagi yang menerima kasih pengampunan Allah dan
diperkenankan masuk firdaus? Kita bebas memilih dan Tuhan tetap akan menunggui
kita, untuk bertobat, tumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, agar kita
diselamatkan. Bahkan Ia telah memberikan puteraNya sendiri sebagai tebusan atas
dosa-dosa kita. Apakah kita masih akan berbebal hati? Selamat merenung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar