Di tahun politik ini, tahun 2019, Indonesia
tengah melangsungkan Pesta Demokrasi dengan adanya Pemilu 2019. Pemilu kali ini
amat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya karena diadakan secara serentak
antara Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden. Tentu tension (tegangan)
politiknya semakin terasa pada Pemilu 2019 dibandingkan pemilu-pemilu
sebelumnya. Meski tegangan politiknya terasa meningkat, namun pelaksanaan
kampanye dan Pemilu sendiri yang berlangsung pada tanggal 17 April 2019 dapat
berjalan dengan lancar. Meski setelahnya tentu ada beberapa kekurangan, hal itu
masih akan terus disempurnakan hingga KPU (Komisi Pemilihan Umum), lembaga
negara penyelenggara Pemilu, mengumumkan
hasil Pemilu secara resmi pada tanggal 22 Mei 2019.
Senin, 22 April 2019
Jumat, 19 April 2019
JANGAN KORBANKAN RAKYAT DEMI AMBISI PRIBADI
Pemilu tahun 2019 usai sudah. Berbagai cerita
tentang kampanye dan juga perjuangan untuk menyelenggarakan pemilu sampai di
pelosok negeri ini menyisakan sebuah kesan indah. Meski ada beberapa pejuang
Pemilu itu yang akhirnya meninggal atau sakit, namun mereka dengan tulus
melaksanakan tugas mengawal dan membantu suksesnya Pemilu. Disebutkan pula
bahwa tingkat partisipasi rakyat Indonesia pada Pemilu kali ini amat luar biasa
karena bisa mencapai lebih dari 80%. Artinya, rakyat Indonesia telah memiliki
kesadaran untuk membangun demokrasi di negara ini demi Indonesia Maju. Tidak
sedikit pula yang terlibat langsung sebagai Petugas KPPS, Banwaslu, KPU dan
juga TNI-Polri yang mengawal dan mengamankan pelaksanaan Pemilu. Mereka
melaksanakan itu semua dengan tulus karena mereka mencintai negeri ini.
(Keterangan Video: kiriman dari seorang teman, Bripda Marselina Oktavianti, PAM TPS, Pengamanan serta pengawalan logistik pemilu 2019 di Desa Kualan Hulu, Kec. Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Beberapa tahun yang lalu saya pernah tinggal di Simpang Hulu dan berkunjung ke desa tersebut)
Rabu, 17 April 2019
FENOMENA ITU BERNAMA JOKOWI
Beberapa saat lalu sebelum pemilu berlangsung,
aku mendapat sebuah kiriman video tentang sejarah hidup singkat Bapak Jokowi,
calon presiden nomer 01 di tahun 2019. Dalam video tersebut, Pak Jokowi
bercerita tentang sejarah singkat hidup beliau yang digambarkan dengan animasi
kartun. Sekilas video itu tampak sederhana dan tak ada sesuatu yang istimewa.
Tidak ada prestasi yang amat menonjol dari hidup seorang Pak Jokowi. Tapi aku
tertarik dengan salah satu kisah yang beliau ceritakan saat kuliah dulu. Cerita itu adalah saat beliau jatuh cinta
kepada seorang gadis bernama Iriana, yang sekarang adalah istri beliau.
Diceritakan oleh beliau bahwa demi bertemu Iriana, Jokowi muda yang tengah
berkuliah di UGM rela bolak-balik Jogja-Solo menggunakan angkutan umum. Dalam
video, ditampilkan gambar bus dengan tulisan Mira, bus antar kota antar
propinsi Jurusan Jogja-Surabaya. Sebagai seorang anak yang terlahir di Klaten
dan bapakku berasal dari Jogja, jalan Jogja-Klaten menjadi begitu istimewa
bagiku. Hingga akhirnya aku kuliah di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
pun, jalan Jogja-Klaten selalu kulalui ketika aku hendak pulang kampung ataupun
kembali ke kampus di Jogja. Aku juga sering menggunakan angkutan umum bus antar
kota-antar propinsi. Cerita Pak Jokowi ini begitu membuatku terharu, karena
ternyata jalan yang sering kulalui, juga dulu sering dilalui oleh Pak Jokowi
yang sekarang ini adalah Presiden Indonesia ke-7 dan tengah maju ke Pilpres
tahun 2019-2024. Cerita sederhana beliau menyentuh sisi emosionalku, bahwa
seorang Presiden Indonesia ternyata tidak jauh berbeda dari rakyat kecil
sepertiku. Aku juga merasa, ternyata seorang rakyat kecil macam Pak Jokowi pun
bisa jadi pemimpin negara besar, bangsa besar, bangsa Indonesia ini.
Sabtu, 13 April 2019
SEANDAINYA KAMU JOKOWI ATAU PRABOWO
Aku tergerak untuk membuat tulisan ini sebagai
pengingat saja bahwa di tahun 2019, bangsa Indonesia pernah mengadakan pesta
demokrasi, Pemilu Legislatif dan Pilpres (tanggal 17 April 2019) yang calon presidennya adalah Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo
Subianto. Kedua orang ini adalah putra-putra terbaik bangsa. Bapak Jokowi,
panggilan akrab Bapak Joko Widodo sebenarnya adalah orang baru di politik
bangsa ini, sementara Bapak Prabowo termasuk orang yang telah berkiprah di
kalangan ring satu pemerintahan. Bapak Jokowi adalah seorang rakyat biasa yang
terpanggil untuk menerima amanat rakyat di mulai dari Solo, sementara Bapak
Prabowo adalah prajurit TNI sejak zaman Orde Baru. Nama pak Jokowi belum
seterkenal Pak Prabowo saat era Orde Baru berakhir karena digantikan oleh
gerakan Reformasi tahun 1998. Saat itu, Pak Jokowi adalah seorang warga biasa
yang tidak terkenal. Dia juga bukan keturunan dari orang besar negeri ini
selain menjadi pengusaha biasa dari Solo dan lulusan Kehutanan UGM. Sementara
Pak Prabowo, saat reformasi 1998 bergejolak, beliau adalah menantu dari mantan
Presiden Suharto yang telah menjadi presiden hingga 32 tahun. Bapak Prabowo
juga memiliki pangkat dalam TNI sebagai bagian dari pejuang pembela negara.
Nama beliau mulai dikenal oleh masyarakat negara ini.
Jumat, 12 April 2019
MEMBANGUN INDONESIA TIDAK BISA DENGAN KEBENCIAN
Kepada segenap bangsa
Indonesia,
Calon Presiden dan
Wapres Nomer 01 dan 02
Calon Anggota
Legislatif Kabupaten, Provinsi, dan Pusat
Calon Anggota DPD
Para tokoh agama, tokoh
seni budaya, paranormal, tokoh masyarakat
Para Politikus Partai
warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, putih, dst
Para Pendukung Capres
No 01 dan 02, berikut Timsesnya
Para Supporter
Sepakbola Indonesia
Para Penyuka Lagu
Dangdut (baik dangdut lurus, dangdut koplo, campursari, dst)
Saudara-saudari Dari
Sabang Sampai Merauke
Saudara-saudari yang
bersurban, berhijab, sampai yang pakai rok mini, koteka, dan baju tanpa lengan
Saudara-saudari yang
suka film dalam negeri ataupun luar negeri
Saudara-saudari yang
suka selfi dan juga yang gunakan medsos untuk jual beli
Dan saudara-saudari
lainnya yang tak bisa disebut satu satu.
Senin, 08 April 2019
TEKS MISA MINGGU PALMA TAHUN C
HARI MINGGU PALMA
MENGENANG SENGSARA
TUHAN
TAHUN C
(gambar dari amorpost.com)
Pada hari ini Gereja mengenangkan peristiwa Kristus
Tuhan memasuki Kota Yerusalem untuk menggenapi misteri Paskah-Nya. Dalam semua
misa peristiwa ini hendaknya diperingati dengan salah satu cara berikut: 1) perarakan atau 2) upacara masuk meriah sebelum misa utama, 3) upacara masuk sederhana sebelum misa-misa lain. Upacara masuk
meriah, tetapi bukan perarakan, dapat diadakan sebelum salah satu misa yang
biasanya dihadiri oleh banyak umat.
Apabila perarakan atau upacara masuk meriah tidak
dapat diadakan, seyogyanya diselenggarakan perayaan sabda untuk mengenang
peristiwa Tuhan memasuki Kota Yerusalem secara meriah dan untuk mengenang
sengsara Tuhan. Perayaan ini dapat dilaksanakan pada hari Sabtu sore atau hari Minggu
pada jam yang lebih sesuai.
MENGENANG BAPAK
Suatu ketika, bapakku duduk di ruang tengah
keluarga. Beliau tampak sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Aku mencoba untuk
lebih dekat, melihat apa yang sedang dikerjakan bapak. Rupanya beliau sedang
membuat sebuah sarung senjata. Senjata itu berupa pisau kecil, menyerupai keris
kecil yang katanya beliau temukan di sebuah sungai. Senjata itu tampak jelek,
kusam dan terlihat kuno. Namun bapak menurut bapak, senjata itu tampak unik dan
seperti bertuah. Lalu beliau merawat dan membuatkan sarungnya. Beberapa kali,
bapak menggunakan senjata itu untuk menebak angka togel. Tapi selalu saja,
bapak tidak pernah berhasil menebak dengan benar angka togel yang keluar. Meski
begitu, bapak tetap merawat senjata itu dan setiap kali tampak membersihkannya.
Semenjak bapak seda (meninggal) senjata itu pun tak kelihatan lagi, entah
dimana sekarang senjata itu.
Langganan:
Postingan (Atom)