Begitu banyak pertentangan di
dunia ini disebabkan oleh karena manusia tidak lagi mencari kebenaran, tetapi
penampakan kebenaran. Ide tentang kehendak Tuhan, itulah penampakan kebenaran.
Dan pertentangan terjadi ketika setiap orang memiliki ide tentang
pengetahuannya terhadap kehendak Tuhan. Orang merasa mengetahui apa yang Tuhan
kehendaki, dan ketika itu diyakini dengan begitu kuatnya, terkadang tak segan
ia “meniadakan” kebenaran lainnya yang juga mengatakan bahwa ia mengetahui apa
yang Tuhan kehendaki. Padahal, siapakah di dunia ini yang benar-benar Tuhan
kehendaki? Dengan klaim bahwa seseorang mengetahui kehendak Tuhan, maka ia
merasa memiliki kebenaran itu. Padahal, yang ia miliki bukan kebenaran, tetapi
hanya penampakannya saja. Kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang Tuhan
kehendaki, yakni kebenaran itu sendiri.
Minggu, 04 Februari 2018
APA ITU KEBENARAN? (6)
Suatu kali ada seorang OMK
bertanya kepadaku: kenapa orang begitu mudah melihat kejelekan atau kesalahan
orang lain, sementara jarang yang berani mengakui kesalahan dan kejelekan diri
sendiri. Lalu aku pun menjawab bahwa setiap orang pasti lebih mudah untuk
mementingkan diri sendiri. Dengan membicarakan kejelekan orang lain atau pun
kesalahannya, seolah diri sendiri mendapatkan kebenaran dan tidak lebih buruk
dari orang lain. Itu kecenderungan yang alamiah, seperti ketika kebanyakan orang
akan mencari keselamatan sendiri ketika kapal yang ditumpanginya karam. Jarang
ada orang yang merelakan pelampungnya untuk dipakai orang lain agar orang itu
selamat. Itulah manusia, maunya selalu
menjadi pemilik kebenaran dan dengan begitu terselamatkanlah dirinya. Tapi
apakah itu kebenaran?
APA ITU KEBENARAN? (5)
Kebenaran itu sesuatu hal yang
menggelisahkan. Pernyataan ini mungkin ada sebagian orang setuju, namun ada
juga yang tidak setuju. Aku pun tidak ingin mempertentangkan pernyataan itu.
Aku hanya ingin merenungkan kembali tentang betapa berlikunya jalan kebenaran
itu. Mungkin di sepanjang segala abad, kebenaran akan terus mengambil jalan
berliku. Hal ini bisa dilihat dengan beragamnya agama agama yang muncul di
tengah-tengah dunia ini yang semuanya mengklaim bahwa yang dibawanya adalah
sebuah kebenaran. Klaim itu pun kadang disertai dengan tindakan-tindakan
kekerasan yang membuat kebenaran seolah berdiri gagah dengan taring dan
kuku-kuku mengerikan. Bahkan tidak segan-segan kebenaran yang diklaim oleh
berbagai macam agama itu menyerang, mencakar, menggigit, menendang, serta
memakan klaim kebenaran lainnya dan mengatakan bahwa kebenaran di luar klaim
agamanya adalah sebuah kebenaran palsu. Kita tahu, bagaimana jalan kebenaran
itu begitu berliku, ketika Martin Luther menyatakan diri meninggalkan Gereja
Katolik dan membangun gerejanya sendiri. Kita pun tahu, bagaimana jemaat
Ahmadiah dikatakan sesat oleh orang-orang Muslim. Pun ada juga pertentangan
antara Sunni serta Syiah dalam kebenaran muslimin (Islam). Belum lagi aliran
budhisme Hinayana, Mahayana. Mereka pasti punya klaimnya sendiri tentang
kebenaran, bahkan akhirnya muncul para atheis yang juga pasti punya klaim
kebenarannya sendiri.
APA ITU KEBENARAN? (4)
Dalam
perkawinan Katolik, dikenal dan diterapkan prinsip unitas dan indisollubilitas
(kesatuan dan ketakterceraian). Selain itu, dalam perkawinan Katolik tidak
mengenal apa itu poligami dan poliandri. Banyak orang Katolik setuju dan
menjalankannya dengan setia prinsip-prinsip itu, namun pada kenyataannya, ada
juga yang memilih untuk dicederai atau mencederai prinsip itu. Ada beberapa
pasangan Katolik yang akhirnya berpisah, ataupun memiliki selingkuhan. Jika
prinsip pertama disebut sebagai kebenaran, tentu tindakan dicederai dan
mencederai prinsip itu adalah tindakan mengabaikan kebenaran. Dalam ranah ini,
kebenaran adalah bagi mereka yang mampu dengan setia berpegang pada prinsip
itu, sementara yang akhirnya tak mampu setia, ia termasuk bagian dari mereka
yang tidak benar. Tetapi apakah dalam situasi dicederai dan mencederai itu
tidak terkandung kebenaran? Kenapa perkawinan di luar Katolik mengenal
perceraian dan itu dianggap wajar? Mengapa sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran dianggap sebagai suatu hal yang wajar? Apakah karena kebenaran juga
“ada” dalam sisi lain prinsip itu sehingga dianggap hal wajar?
APA ITU KEBENARAN? (3)
Suatu ketika Sunan Kalijaga
berdiri di tepi pantai, dalam hati ia sangat merindukan bisa pergi ke Mekah
untuk melaksanakan ibadah haji. Keinginan pergi ke Mekah ini sebenarnya adalah
perintah dari gurunya, Sunan Bonang. Maka dengan cara apapun, Sunan Kalijaga
akan berjuang melaksanakan perintah gurunya itu. Ia kemudian terjun ke laut,
dan berenang menyeberangi laut. Ketika mencapai tengah samudera, Sunan Kalijaga
melihat ada seseorang berjalan di atas air, dengan tenang menghampirinya dan
menyapanya. Orang itu adalah Nabi Khidir. Nabi Khidir pun menunjukkan kepada
Sunan Kalijaga bahwa segala tindakan dalam hidup ini haruslah direnungkan
dengan sungguh-sungguh maksud serta tujuannya. Ia menjelaskan bahwa tidak ada
gunanya ke Mekah jika Sunan Kalijaga hanya ingin mengunjungi Ka’bah yang
terbuat dari batu, tanah dan kayu. Kabah sesungguhnya adalah Kabatullah (Ka’bah
Allah), dan itu letaknya di dalam hati setiap orang. Nabi Khidir menunjukkan
bahwa setiap hati manusia adalah Ka’bah Allah.
APA ITU KEBENARAN? (2)
Berbicara tentang kebenaran,
mungkin memang memerlukan berjuta-juta kata untuk menjelaskannya, namun mungkin
juga tanpa kata. Yang paling mudah dikatakan, adalah kebenaran itu sebuah
misteri. Sebagaimana Yesus yang tetap diam ketika Pilatus menanyakan tentang
kebenaran kepadaNya. [Maka kata Pilatus
kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau
mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran;
setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." Kata
Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" (Yoh 18:37-38)].
Aku setuju dengan komentar salah
satu temanku, bahwa kebenaran itu relatif sekaligus absolut. Seperti istilah:
“Perubahan adalah ketidakberubahan itu sendiri”, di dalam perubahan yang terus
terjadi, di sanalah terdapat ketidakberubahan. Atau dengan kata lain,
ketidakberubahan itulah perubahan yang terus menerus terjadi. Ketika kita
mengabsolutkan kebenaran, maka kebenaran itu akan menjadi begitu miskin; namun
jika kita merelatifkan kebenaran, kita tengah menyangkal keberadaan Sang
MahaBenar yakni Tuhan Allah itu sendiri. Lalu bagaimana pertanyaan Pilatus
hendaknya dijawab? Bahkan Yesus pun diam seribu kata. Ia hanya menunjukkan
kebenaran dengan keberanianNya memilih taat dalam cinta kepada Allah dan
manusia. BagiNya, kebenaran itu menyatukan, meski realitas yang ada dalam dunia
ini tetap berbeda-beda. Ia seperti bangunan Candi Borobudur, yang terdiri antara
Kamadhatu (lambang nafsu tak teratur),
Rupadhatu (relief yang menggambarkan tentang usaha untuk melepaskan diri dari
nafsu namun masih terikat pada rupa dan bentuk), serta Arupadhatu (pencerahan
tertinggi ketika manusia hanya tertuju pada Nirwana). Ketiga hal itu tak dapat
dipisahkan, jika kita hendak berbicara tentang kebenaran dalam ranah manusia.
Meski demikian, gambaran itu pun tentu masih begitu miskin dibandingkan dengan
hakikat kebenaran.
APA ITU KEBENARAN? (1)
Setelah menonton Film Silence,
adaptasi dari Novel berjudul sama karangan seorang novelis Jepang, Shusako
Endo, terbersit dalam benakku sebuah pertanyaan: apa itu kebenaran? Pertanyaan
ini terlahir dari secuil pemahaman bahwa ternyata pewartaan iman Kristen telah
melukai hati sebagian orang Jepang. Lantas dari luka itu, otoritas yang
berkuasa mengambil kebijakan untuk menyerang balik dengan memotong akar
pewartaan iman Kristen. Bagi mereka, tindakan memotong akar ini adalah sebuah
kebenaran, sama halnya pewartaan para misionaris bagi orang Jepang. Pada
akhirnya, kebenaran tetap menjadi sebuah pertanyaan. Ketika beberapa imam,
bahkan imam terakhir yang berkarya di Jepang akhirnya berujung pada kemurtadan,
di sisi lain tidak sedikit orang Jepang yang rela mati sebagai martir demi iman
Kristen, kebenaran tetap menjadi sebuah misteri. Inilah kegelisahan para pastor
yang akhirnya murtad itu. Kenapa kebenaran begitu berliku jalannya, kenapa
keberadaannya begitu tersembunyi? Bagi orang Jepang yang memurtadkan para imam
itu, tindakan kemurtadan para imam merupakan jalan penuh rahmat yang mengantar
pada Tuhan, sementara bagi para martir asli Jepang, kemartiran merupakan jalan
menuju Firdaus (Paraiso). Dan kebenaran tetaplah bungkam, sehening Kristus yang
tidak melawan ketika dibawa ke penyaliban. Itukah kebenaran?
KONTROVERSI KELAPA SAWIT
Melalui tulisan ini, aku hendak
sedikit curhat tentang keberadaan perusahaan perkebunan sawit yang ada di
daerah dimana aku tinggal sekarang. Aku tak hendak menilai, apalagi menghakimi,
atau membuat analisis tentang itu, aku hanya ingin curhat saja. Memang ketika
muncul sebuah perusahaan tertentu, selalu ada pro dan kontra yang menyertai.
Bagi yang pro dengan munculnya perusahaan, ini pasti terkait dengan majunya
infrastruktur, terciptanya lapangan pekerjaan, dan juga pertumbuhan ekonomi
akibat dari keberadaan perusahaan tersebut. Tapi bagi mereka yang kontra, ini
lebih terkait dengan dinamika tetang bagaimana perusahaan tersebut dijalankan,
sesuai dengan prinsip keadilan atau justru penindasan. Yang kutemui di
lapangan, kedua hal ini selalu ada.
Contoh Modul Persiapan Penerimaan Sakramen Krisma
BUKU KATEKESE
PERSIAPAN PENERIMAAN
SAKRAMEN PENGUATAN (KRISMA)
Disusun oleh
Tim Inisiasi
Dewan
Pastoral Paroki
Paroki St.
Martinus Balai Berkuak
KEUSKUPAN
KETAPANG
PERTEMUAN I
MENGENAL
LITURGI SEBAGAI PERAYAAN MISTERI KRISTUS
218. Apa itu liturgi?
Liturgi adalah perayaan
misteri Kristus, dan secara khusus misteri kebangkitan-Nya. Dengan melaksanakan
imamat Yesus Kristus, liturgi menyatakan dalam tanda-tanda dan membawa
pengudusan bagi umat manusia. Pemujaan kepada Allah dilaksanakan oleh Tubuh
Mistik Kristus, yaitu oleh kepala dan para anggotanya.
219. Apa peranan liturgi dalam kehidupan Gereja?
Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang
menjadi arah 1071-1075 kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya.
Melalui liturgi, Kristus meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan
melalui Gereja.
220. Apa isi tata keselamatan Sakramental?
Tata keselamatan Sakramental
terdapat dalam komunikasi buah-buah penebusan Kristus melalui perayaan
Sakramen-Sakramen Gereja, secara khusus Ekaristi, ”sampai Ia datang” (1Kor
11:26).
221. Dengan cara apa Bapa merupakan sumber dan tujuan liturgi?
Melalui liturgi, Bapa memenuhi
kita dengan berkat-berkat-Nya dalam Sabda yang menjadi daging, yang wafat dan
bangkit untuk kita dan mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati kita. Pada saat yang
sama, Gereja menghormati-Nya dengan ibadah, pujian, dan syukur serta memohon
kepada-Nya anugerah-anugerah Putra dan Roh Kudus.
222. Apa karya Kristus dalam liturgi?
Dalam liturgi Gereja, misteri
Paskah Kristus ditandakan dan
dihadirkan. Dengan memberikan Roh Kudus kepada para Rasul-Nya, Yesus
mempercayakan kepada mereka dan pengganti-pengganti mereka kekuatan untuk
menghadirkan karya penyelamatan Allah melalui kurban Ekaristi dan
Sakramen-Sakramen lainnya. Dalam Sakramen-Sakramen inilah Kristus bertindak
untuk mengomunikasikan rahmat-Nya kepada semua umat beriman di segala macam
tempat dan waktu di dunia.
223. Bagaimana Roh Kudus berkarya dalam liturgi Gereja?
Kerja sama yang paling erat
antara Roh Kudus dengan Gereja terjadi dalam liturgi. Roh Kudus mempersiapkan
Gereja untuk berjumpa dengan Allahnya. Roh Kudus mengingatkan dan menyatakan
Kristus kepada iman jemaat. Dia membuat misteri Kristus betul-betul hadir. Dia
mempersatukan Gereja dengan hidup dan perutusan Kristus dan menghasilkan buah
persekutuan di dalam Gereja.
PERTEMUAN II
MISTERI PASKAH DALAM
SAKRAMEN-SAKRAMEN GEREJA
224. Apa itu Sakramen dan ada berapa macam?
Sakramen-Sakramen yang
ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja merupakan tanda yang
mendatangkan rahmat yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Ada tujuh Sakramen,
yaitu Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi Kudus, Tobat, Pengurapan Orang Sakit,
Penahbisan, dan Perkawinan.
225. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan Kristus?
Misteri-misteri hidup Kristus
merupakan dasar dari apa yang Dia bagikan di dalam Sakramen-Sakramen melalui
para pelayan Gereja.
”Apa yang tampak di dalam diri Penyelamat kita diwujudkan dalam
Sakramen-Sakramen-Nya”(Santo Leo Agung)
226. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan Gereja?
Kristus sudah mempercayakan
Sakramen-Sakramen kepada Gereja-Nya. Sakramen-Sakramen itu adalah
Sakramen-Sakramen ”Gereja” dalam arti ganda: Sakramen-Sakramen itu ”dari
Gereja” sejauh merupakan tindakan Gereja, yang pada gilirannya merupakan
Sakramen tindakan Kristus, dan ”untuk Gereja” sejauh Sakramen-Sakramen itu
membangun Gereja.
227. Apa itu meterai Sakramental?
Sakramen Pembaptisan,
Penguatan, dan Penahbisan memberikan ”meterai” spiritual, yaitu janji dan
jaminan perlindungan ilahi. Karena meterai ini, orang Kristen dipersatukan
dengan Kristus, mengambil bagian dalam imamat-Nya dalam berbagai cara, dan
mempunyai peranan di dalam Gereja sesuai dengan kondisi dan fungsinya. Karena
itu, mereka ini dikhususkan untuk ibadah dan pelayanan Gereja. Meterai ini tak
dapat dihapuskan sehingga Sakramen-Sakramen bersangkutan hanya diterimakan satu
kali selama hidup.
228. Apa hubungan antara Sakramen-Sakramen dengan iman?
Sakramen-Sakramen tidak hanya
mengandaikan iman; unsur kata-kata dan ritual juga mengembangkan, memperkuat,
dan mengungkapkannya. Dengan merayakan Sakramen, Gereja mengakui iman yang
datang dari para Rasul. Hal ini menjelaskan asal dari rumusan kuno, ”lex orandi, lex credendi”, artinya
Gereja percaya seperti yang didoakannya.
229. Mengapa Sakramen itu berdaya guna?
Sakramen itu berdaya guna ex opere operato (”melalui kenyataan
bahwa tindakan Sakramen itu dilaksanakan”) karena Kristuslah yang bertindak
dalam Sakramen itu dan mencurahkan rahmat yang ditandakan. Daya dari Sakramen
tidak tergantung dari kesucian pribadi pelayannya. Namun, buah dari Sakramen
itu tergantung dari disposisi orang yang menerimanya.
230. Apa sebabnya Sakramen-Sakramen itu perlu bagi keselamatan?
Bagi orang beriman kepada
Kristus, walaupun Sakramen-Sakramen itu tidak semuanya diberikan kepada setiap
orang beriman, Sakramen perlu untuk keselamatan karena memberikan rahmat
Sakramental, pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak-anak Allah,
menyelaraskan diri kepada Kristus Tuhan dan keanggotaan di dalam Gereja. Roh
Kudus menyembuhkan dan mengubah mereka yang menerima Sakramen-Sakramen.
231. Apa itu rahmat Sakramental?
Rahmat Sakramental adalah
rahmat Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus dan terdapat dalam setiap
Sakramen. Rahmat ini membantu orang beriman dalam perjalanannya menuju kesucian
dan dengan demikian juga membantu Gereja untuk berkembang di dalam cinta kasih
dan memberikan kesaksian kepada dunia.
232. Apa hubungan antara Sakramen dengan kehidupan kekal?
Dalam Sakramen, Gereja sudah
”mencicipi” kehidupan kekal, sambil ”menantikan penggenapan pengharapan yang
penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat
kita Yesus Kristus” (Tit 2:13).
PERTEMUAN
III-V
KETUJUH
SAKRAMEN DALAM GEREJA KATOLIK
250. Bagaimana pembagian Sakramen-Sakramen Gereja?
Sakramen-Sakramen dibagi
menjadi: Sakramen inisiasi Kristen (Pembaptisan, Penguatan, dan Ekaristi
Kudus), Sakramen-Sakramen penyembuhan (Tobat dan Pengurapan Orang Sakit), dan
Sakramen-Sakramen pelayanan persekutuan dan perutusan (Penahbisan dan
Perkawinan). Sakramen-Sakramen menyentuh momen-momen kehidupan penting dalam
kehidupan Kristen. Semua Sakramen bermuara pada Ekaristi Kudus ”sebagai
tujuannya” (Santo Thomas Aquinas).
251. Bagaimana inisiasi Kristen dilaksanakan?
Inisiasi Kristen dilaksanakan
melalui Sakramen-Sakramen yang memberikan dasar hidup Kristen. Orang beriman,
yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Pembaptisan,
dikuatkan dengan Sakramen Penguatan dan diberi makanan dengan Sakramen
Ekaristi.
SAKRAMEN PEMBAPTISAN
252. Apa nama Sakramen inisiasi pertama?
Sakramen ini terutama disebut
Pembaptisan karena ritus sentral yang dirayakan. Membaptis artinya
”menenggelamkan” ke dalam air. Seseorang yang dibaptis ditenggelamkan ke dalam
kematian Kristus dan bangkit bersama-Nya sebagai ”ciptaan baru” (2Kor 5:17).
Sakramen ini juga disebut dengan ”permandian kelahiran kembali dan pembaruan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus” (Tit 3:5), dan disebut ”penerangan” karena yang
dibaptis menjadi ”anak terang” (Ef 5:8).
253. Bagaimana Sakramen Pembaptisan dipralambangkan dalam Perjanjian
Lama?
Dalam Perjanjian Lama,
pembaptisan dipralambangkan dalam macam-macam hal: dalam air, dilihat sebagai
sumber kehidupan dan kematian; dalam bahtera Nuh, yang diselamatkan lewat air;
dalam penyeberangan Laut Merah, yang membebaskan Israel dari perbudakan di
Mesir; dalam penyeberangan Sungai Yordan, yang membawa Israel ke Tanah Terjanji
yang menggambarkan kehidupan kekal.
254. Siapa yang menggenapi pralambang ini?
Semua pralambang Perjanjian
Lama digenapi dalam diri Yesus Kristus. Pada awal kemunculan Yesus di muka
umum, Ia membiarkan Diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan. Di
kayu salib, darah dan air, yang merupakan lambang Sakramen Pembaptisan dan
Sakramen Ekaristi, mengalir ke luar dari lambung yang ditikam. Sesudah
kebangkitan, Ia memberikan perutusan ini kepada para Rasul-Nya: ”Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan bap-tislah mereka atas nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
255. Kapan mulainya dan kepada siapa Gereja melayani Sakramen Pembaptisan?
Sejak hari Pentekosta, Gereja
melayani Sakramen Pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus
Kristus.
256. Apa ritus pokok Sakramen Pembaptisan?
Ritus pokok Sakramen ini ialah
membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil
mengucapkan atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
257. Siapa yang berhak mendapatkan Sakramen Pembaptisan?
Setiap orang yang belum
dibaptis dapat dibaptis.
258. Mengapa Gereja membaptis bayi?
Gereja membaptis bayi karena
ia lahir dengan dosa asal. Bayi perlu dibebaskan dari kekuasaan si Jahat, dan
dibawa ke dalam lingkungan kebebasan yang menjadi milik anak-anak Allah.
259. Apa yang diperlukan bagi seseorang untuk dibaptis?
Setiap orang yang mau dibaptis
diminta untuk mengucapkan pengakuan iman. Ini dilakukan secara pribadi untuk
orang dewasa, atau oleh orang tua dan Gereja untuk bayi. Walibaptis dan seluruh
komunitas gerejawi ikut bertanggung jawab atas persiapan Sakramen Pembaptisan
(masa katekumenat) dan atas perkembangan dan penjagaan iman dan rahmat yang
diberikan pada saat Sakramen Pembaptisan.
260. Siapa yang dapat membaptis?
Pelayan Sakramen Pembaptisan
yang biasa ialah Uskup dan Imam. Dalam Gereja Latin, Diakon juga dapat
membaptis. Dalam kasus mendesak, setiap orang dapat membaptis dengan syarat dia
mempunyai intensi melaksanakan apa yang dilakukan oleh Gereja. Ini dilaksanakan
dengan menuangkan air ke atas kepala calon baptis dengan mengucapkan formula
Trinitaris untuk Sakramen Pembaptisan: ”Aku membaptis engkau atas nama Bapa dan
Putra dan Roh Kudus”.
261. Apakah Sakramen Pembaptisan itu perlu untuk keselamatan?
Sakramen Pembaptisan itu perlu
untuk keselamatan bagi mereka yang sudah mendengar pewartaan Injil dan
mempunyai kemungkinan untuk meminta Sakramen itu.
262. Mungkinkah diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan?
Karena Kristus wafat untuk
keselamatan semua orang, yang diselamatkan tanpa Sakramen Pembaptisan adalah
mereka yang meninggal karena iman (Pembaptisan Darah), para katekumen, dan
mereka yang bahkan tidak mengenal Kristus dan Gereja mencari Allah dengan sungguh-sungguh di bawah
tuntunan rahmat dan berusaha melaksanakan kehendak-Nya (Pembaptisan Rindu).
Gereja dalam liturgi mempercayakan anak-anak yang meninggal tanpa Sakramen
Pembaptisan ke dalam kerahiman Allah.
263. Apa buah Sakramen Pembaptisan?
Sakramen Pembaptisan
menghapuskan dosa asal, semua dosa pribadi, dan semua hukuman karena dosa. Hal
ini membuat orang yang dibaptis ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi
Tritunggal melalui rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan
seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya. Seseorang ikut ambil bagian dalam
imamat Kristus dan menerima dasar persatuan dengan semua orang Kristen. Ia
menerima keutamaan teologal dan anugerah-anugerah Roh Kudus. Seseorang yang
dibaptis menjadi milik Kristus selamanya. Dia ditandai dengan meterai Kristus
yang tak dapat dihapuskan.
264. Apa arti nama Kristen yang diterima waktu menerima Sakramen
Pembaptisan?
Nama itu penting karena Allah
mengenal masing-masing dari kita dengan nama, yaitu dalam keunikan sebagai
pribadi. Dalam Sakramen Pembaptisan, seorang Kristen menerima namanya dalam
Gereja. Lebih baik jika nama dari seorang santo atau santa yang bisa menjadi
model kesucian bagi yang dibaptis dan dapat menjadi pengantara di hadapan
Allah.
SAKRAMEN EKARISTI
271. Apa itu Sakramen Ekaristi?
Sakramen Ekaristi adalah
kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk
mengabadikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam
kemuliaan. Dia mempercayakan kepada Gereja kenangan akan wafat dan
kebangkitan-Nya. Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta
kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat
dan jaminan kemuliaan yang akan datang diberikan kepada kita.
272. Kapan Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Yesus menetapkan Sakramen
Ekaristi pada hari Kamis Putih: ”Pada malam waktu Ia diserahkan” (1Kor 11:23),
ketika Yesus merayakan Perjamuan Malam Ter-akhir bersama para Rasul-Nya.
273. Bagaimana Yesus menetapkan Sakramen Ekaristi?
Setelah mengumpulkan para
Rasul di Cenaculum, Yesus mengambil
roti. Dia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka sambil
berkata, ”Ambillah ini dan makanlah, kamu semua, inilah tubuh-Ku yang akan
diserahkan bagimu.” Kemudian, Dia mengambil piala berisi anggur dan berkata:
”Ambillah ini dan minumlah, kamu semua. Inilah piala darah-Ku, darah perjanjian
baru dan kekal, yang akan ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi
pengampunan dosa. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku.”
274. Apa yang digambarkan oleh Sakramen Ekaristi dalam kehidupan
Gereja?
Sakramen Ekaristi adalah
sumber dan puncak semua kehidupan Kristen. Dalam Sakramen Ekaristi, karya
pengudusan Allah untuk kita dan ibadah kita kepada-Nya mencapai puncaknya.
Sakramen Ekaristi berisikan seluruh harta rohani Gereja, yaitu Kristus, Paskah
kita. Persatuan dengan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan Umat Allah
diungkapkan dan dilaksanakan dalam Sakramen Ekaristi. Melalui Sakramen
Ekaristi, kita dipersatukan dengan liturgi surgawi dan dapat mencicipi
kehidupan kekal.
275. Apa nama-nama dari Sakramen ini?
Kekayaan yang tak terperikan
dari Sakramen ini diungkapkan dengan bermacam-macam nama yang menunjuk kepada
berbagai macam segi. Nama yang paling umum adalah Sakramen Ekaristi, Ekaristi
Kudus, Perjamuan Allah, Pemecahan Roti, Perayaan Ekaristi, Kenangan akan
sengsara, wafat, dan ke- bangkitan Tuhan, Kurban Kudus, Liturgi Kudus dan
Ilahi, Misteri Kudus, Sakramen Altar yang Paling Kudus, dan Komuni Kudus.
276. Bagaimana Sakramen Ekaristi itu sesuai dengan rencana penyelamatan
ilahi?
Ekaristi sudah dipralambangkan
dalam Perjanjian Lama terutama dalam Perjamuan Paskah yang dirayakan setiap
tahun oleh orang Yahudi dengan roti tak beragi untuk mengenang kepergian mereka
dari Mesir, yang terburu-buru tapi membebaskan. Yesus mengisahkan hal ini dalam
pengajaran-Nya, dan Dia menetapkannya ketika merayakan Perjamuan Malam Terakhir
dengan para Rasul-Nya dalam perjamuan Paskah. Gereja, yang setia kepada
perintah Allahnya, ”Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1Kor 11:24),
selalu merayakan Ekaristi khususnya pada hari Minggu, hari kebangkitan Yesus.
277. Bagaimana melaksanakan perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Ekaristi terbagi menjadi dua
bagian besar yang membentuk satu ibadah. Liturgi Sabda berisi pewartaan dan
mendengarkan Sabda Allah. Liturgi Ekaristi terdiri dari persembahan roti dan
anggur, doa atau Anafora yang mencakup kata-kata Konsekrasi dan Komuni.
278. Siapa pelayan perayaan Sakramen Ekaristi?
Pemimpin perayaan Ekaristi
adalah seorang Imam tertahbis (Uskup atau Pastor) yang ditahbiskan secara sah,
yang bertindak dalam Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja.
279. Apa hal-hal pokok dan unsur-unsur yang perlu untuk merayakan Sakramen
Ekaristi?
Unsur-unsur pokok adalah roti
gandum dan anggur murni.
280. Dengan cara apa Sakramen Ekaristi merupakan kenangan kurban
Kristus?
Ekaristi merupakan kenangan
dalam arti menghadirkan dan mengaktualkan kurban yang dipersembahkan oleh
Kristus kepada Bapa di kayu salib, satu kali untuk selamanya demi umat manusia.
Cirikhas kurban Ekaristi Kudus dinyatakan dalam kata-kata penetapannya: ”Inilah
Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu” dan ”Cawan ini adalah perjanjian baru oleh
Darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20). Kurban salib dan kurban
Ekaristi adalah kurban yang satu dan sama. Imam dan kurban adalah sama, hanya
cara persembahannya berbeda: dengan cara berdarah pada kurban salib, dengan
cara yang tak berdarah pada Sakramen Ekaristi.
281. Dengan cara bagaimana Gereja berpartisipasi dalam kurban Sakramen
Ekaristi?
Dalam Sakramen Ekaristi,
kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota Tubuh-Nya. Kehidupan kaum
beriman, pujian mereka, doa-doa, pekerjaan, dipersatukan dengan kehidupan
Kristus. Sejauh merupakan sebuah kurban, Sakramen Ekaristi juga dipersembahkan
untuk semua umat beriman, yang hidup dan yang mati, untuk pengampunan dosa-dosa
semua orang dan untuk mendapatkan anugerah rohani dan jasmani dari Allah.
Gereja di surga juga di- persatukan dengan persembahan Kristus ini.
282. Bagaimana Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi?
Yesus Kristus hadir dalam
Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan tak tertandingi. Dia hadir dalam
cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya,
dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Sakramen Ekaristi, Dia hadir
secara sakramental, yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristis, Kristus penuh
dan total, Allah dan Manusia.
283. Apa arti transubstansiasi?
Transubstansiasi berarti perubahan seluruh substansi roti ke dalam
substansi Tubuh Kristus dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi Darah
Kristus. Perubahan ini terjadi dalam doa Ekaristi melalui kata-kata Kristus dan
karya Roh Kudus. Tetapi, ciri khas luar roti dan anggur, yaitu ”rupa Ekaristi”
tetap tidak berubah.
284. Apakah pemecahan roti itu juga membagi Kristus?
Pemecahan roti tidak membagi
Kristus. Dia hadir secara penuh dan lengkap dalam setiap rupa Sakramen Ekaristi
dan dalam setiap bagiannya.
285. Berapa lama kehadiran Kristus dalam Sakramen Ekaristi?
Kehadiran Kristus terus
berlanjut selama rupa Sakramen Ekaristi tetap ada.
286. Penghormatan macam apa yang selayaknya diberikan kepada Sakramen
Ekaristi?
Penghormatan yang layak
diberikan kepada Sakramen Ekaristi, baik selama perayaan atau di luar itu,
adalah penyembahan latria, yaitu
penyembahan yang layak diberikan kepada Allah. Gereja sangat menghormati Hosti
yang sudah dikonsakrir. Gereja
membawanya kepada orang yang sakit dan mereka yang tidak mungkin berpartisipasi
dalam perayaan Ekaristi; juga menakhtakan dalam adorasi umat beriman, dan
mengaraknya dalam prosesi. Gereja menganjurkan umat beriman untuk mengunjungi
dan menghormati Sakramen Mahakudus yang disimpan dalam tabernakel.
287. Mengapa Sakramen Ekaristi Kudus itu Perjamuan Paskah?
Sakramen Ekaristi Kudus itu
perjamuan Paskah sejauh Kristus menghadirkan Paskah-Nya secara sakramental dan
memberikan kepada kita Tubuh dan Darah-Nya, yang diberikan sebagai makanan dan
minuman, yang mempersatukan kita dengan Diri-Nya dan satu sama lain dalam
kurban-Nya.
288. Apa arti altar?
Altar adalah simbol Kristus
yang hadir, baik sebagai kurban persembahan (altar kurban) dan sebagai makanan
dari surga yang diberikan kepada kita (meja perjamuan Allah).
289. Bilamana Gereja mengharuskan anggota-anggotanya berpartisipasi
dalam perayaan Sakramen Ekaristi Kudus?
Gereja mengharuskan warga-Nya
untuk berpartisipasi dalam perayaan
Sakramen Ekaristi Kudus setiap Minggu, dan pada hari-hari suci yang
diwajibkan, serta menganjurkan juga pada hari-hari lainnya.
290. Bilamana seseorang harus menyambut Komuni Kudus?
Gereja menganjurkan kaum
beriman, jika mereka mempunyai disposisi yang dituntut, menerima Komuni Kudus
setiap kali mereka berpartisipasi dalam Ekaristi Kudus. Tetapi, Gereja
mewajibkan mereka menerima Komuni Kudus paling sedikit satu kali dalam setahun
selama masa Paskah.
291. Syarat apa yang dituntut untuk menyambut Komuni Kudus?
Untuk menerima Komuni Kudus,
seseorang harus secara penuh tergabung dalam Gereja Katolik, dan dalam keadaan
rahmat, yaitu tanpa kesadaran akan dosa yang mendatangkan maut. Setiap orang
yang sadar melakukan dosa berat harus menerima Sakramen Rekonsiliasi lebih
dahulu sebelum menerima Komuni. Hal yang juga penting bagi mereka yang hendak
menerima Komuni Kudus adalah suasana hening dan doa, selain itu perlu
memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja dan sikap tubuh (tata gerak dan
pakaian) yang pantas sebagai tanda penghormatan di hadapan Kristus.
292. Apa buah-buah Komuni Kudus?
Komuni Kudus mempererat
kesatuan kita dengan Kristus dan dengan Gereja-Nya. Kecuali itu, juga menjaga
dan memperbarui hidup rahmat yang diperoleh pada saat menerima Sakramen
Pembaptisan dan Penguatan, dan membuat kita berkembang dalam cinta kepada
sesama, memperkuat kita dalam cinta kasih, menghapus dosa-dosa ringan, dan menjaga
kita dari bahaya dosa berat di masa depan.
293. Bagaimana kemungkinan memberikan Komuni Kudus kepada orang Kristen
yang lain?
Pelayan Katolik boleh
memberikan Komuni Kudus secara legitim
kepada anggota Gereja Timur yang tidak dalam kesatuan penuh dengan Gereja
Katolik jika mereka memintanya dengan kehendak mereka sendiri dan mempunyai
disposisi yang memenuhi syarat. Sedangkan, kepada anggota komunitas gerejawi
lainnya boleh diberikan jika mereka memintanya atas kemauan sendiri, mempunyai
disposisi yang dituntut, dan ada tanda yang jelas bahwa mereka juga mempunyai
iman yang sama mengenai Sakramen Ekaristi.
294. Mengapa Ekaristi merupakan ”jaminan untuk kemuliaan yang akan
datang”?
Ekaristi merupakan jaminan
untuk kemuliaan yang akan datang karena Ekaristi memberikan berkat dan rahmat
surgawi kepada kita, memperkuat kita dalam peziarahan kita dalam kehidupan ini
dan membuat kita rindu akan kehidupan kekal. Ekaristi mempersatukan kita dengan
Kristus yang duduk di sisi kanan Bapa, dengan Gereja di surga, dengan Perawan
Maria yang Terberkati, dan dengan semua santo-santa.
Dalam Ekaristi, kita ”memecah-mecah satu roti yang memberi kita obat
keabadian, penawar racun kematian,dan makanan yang membuat kita hidup selamanya
dalam Yesus Kristus” (Santo Ignatius dari Antiokhia)
SAKRAMEN PENGUATAN
265. Apa peran Sakramen Penguatan dalam rencana keselamatan ilahi?
Dalam Perjanjian Lama, para
nabi mewartakan bahwa Roh Allah akan turun ke atas Mesias yang dinantikan dan
ke seluruh umat mesianis. Seluruh hidup Yesus dijalani dalam persatuan total
dengan Roh Kudus. Para Rasul menerima Roh Kudus pada hari Pentekosta dan
mewartakan karya agung Allah (Kis 2:11). Mereka memberikan anugerah Roh yang
sama kepada orang yang baru dibaptis dengan penumpangan tangan. Selama
berabad-abad, Gereja terus menjalani hidup dalam Roh dan menurunkan-Nya kepada
anak-anaknya.
266. Mengapa Sakramen ini disebut dengan Krisma atau Penguatan?
Disebut dengan Krisma (dalam
Gereja-Gereja Timur, artinya mengurapi dengan Myron suci – Myron: minyak dari
biji Sesawi hitam, atau disebut juga dengan krisma) karena ritus pokok Sakramen
ini ialah pengurapan dengan minyak suci (krisma). Disebut dengan Penguatan
karena Sakramen ini bertujuan untuk menguatkan dan memperkokoh rahmat Sakramen Pembaptisan.
267. Apa ritus pokok Sakramen Penguatan?
Ritus pokok Sakramen Penguatan
ialah pengurapan dengan minyak Krisma Suci (minyak yang dicampur dengan balsam
dan diberkati Uskup), yang dilaksanakan dengan penumpangan tangan petugas
Gereja (Uskup atau wakilnya) yang mengucapkan kata-kata sakramental dari ritus
tersebut. Di Gereja Barat, pengurapan ini diberikan di dahi orang yang sudah
dibaptis dengan kata-kata: ”Semoga engkau dimeteraikan dengan karunia Roh
Kudus”. Di Gereja-Gereja Timur dari ritus Byzantin, pengurapan ini diberikan
juga pada bagian badan yang lain dengan kata-kata: ”Meterai karunia Roh Kudus”.
268. Apa buah Sakramen Penguatan?
Buah Sakramen Penguatan ini
ialah pencurahan Roh Kudus secara khusus seperti pada hari Pentekosta.
Pencurahan ini memberikan meterai yang tak terhapuskan dan menumbuhkembangkan rahmat
Sakramen Pembaptisan. Sakramen ini membuat si penerima masuk lebih dalam
menjadi putra-putri ilahi, mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja,
dan memperkuat anugerah Roh Kudus di dalam jiwanya. Sakramen ini memberikan
kekuatan khusus dalam memberikan kesaksian iman Kristen.
269. Siapa yang dapat menerima Sakramen ini?
Hanya mereka yang sudah
dibaptis dapat menerima Sakramen Penguatan, dan Sakramen ini hanya dapat
diterima satu kali saja. Agar penerimaan SakramenPenguatan berdaya guna, calon
harus berada dalam keadaan berahmat.
270. Siapa pelayan Sakramen Penguatan?
Petugas aslinya adalah Uskup.
Dengan demikian, bisa ditampakkan hubungan antara orang yang menerima dan Gereja
dalam dimensi apostoliknya. Jika yang melaksanakan Sakramen ini adalah seorang
imam, yang biasanya terjadi di Gereja Timur dan dalam kasus khusus juga terjadi
di Barat, hubungan dengan Uskup dan Gereja diungkapkan oleh Imam yang menjadi
pembantu (kolaborator) Uskup dan dengan Krisma Suci yang diberkati oleh Uskup
sendiri.
SAKRAMEN
TOBAT
296. Apa nama Sakramen ini?
Namanya Sakramen Penebusan
Dosa, Sakramen Rekonsiliasi, Sakramen Pengampunan, Sakramen Pengakuan, dan
Sakramen Tobat.
297. Mengapa ada Sakramen Rekonsiliasi setelah Sakramen Pembaptisan?
Karena rahmat kehidupan baru
yang diterima dalam Sakramen Pembaptisan tidak menghapuskan kelemahan kodrat
manusia dan juga kecenderungan kepada dosa (yang
disebut konkupisensi), Kristus menetapkan Sakramen ini untuk pertobatan
orang yang dibaptis yang terpisah dari Dia karena dosa.
298. Bilamana Kristus menetapkan Sakramen ini?
Tuhan yang sudah bangkit
menetapkan Sakramen ini pada malam Paskah ketika Dia menampakkan Diri kepada
para Rasul dan berkata kepada mereka: ”Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu
mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang
tetap ada, dosanya tetap ada” (Yoh 20:23).
299. Apakah orang yang dibaptis itu membutuhkan pertobatan?
Panggilan Kristus untuk pertobatan
terus berlangsung selama hidup orang yang dibaptis. Pertobatan merupakan kewajiban
terus-menerus bagi seluruh Gereja. Gereja itu kudus, tetapi di dalamnya juga
termasuk orang-orang berdosa.
300. Apa itu pertobatan batin?
Pertobatan batin ialah suatu
dinamika ”hati yang patah dan remuk (Mzm 51:19) yang digerakkan oleh rahmat
ilahi untuk menjawab cinta yang penuh kerahiman dari Allah. Pertobatan ini
mengandung penyesalan akan dosa-dosa yang telah dilakukan, niat yang kuat untuk
tidak berdosa lagi di masa datang, dan percaya akan pertolongan Allah. Orang
yang bertobat ini berharap penuh kepada kerahiman ilahi.
301. Apa bentuk-bentuk silih dalam kehidupan Kristen?
Perbuatan silih dapat
diungkapkan dalam macam-macam bentuk, tetapi terutama dalam puasa, doa, dan
memberi derma. Bentuk-bentuk itu dan banyak bentuk yang lainnya dapat
dipraktekkan dalam kehidupan seorang Kristen, secara khusus selama masa Puasa
dan pada hari Jumat, hari silih.
302. Apa unsur-unsur pokok Sakramen Rekonsiliasi?
Unsur-unsur pokok itu ada dua:
tindakan orang yang datang dan bertobat melalui karya Roh Kudus dan pengampunan
dosa dari Imam yang bertindak atas nama Kristus untuk memberikan pengampunan,
menentukan cara untuk berbuat silih atas dosa-dosa yang diperbuatnya.
303. Apa yang harus dilakukan oleh peniten?
Yang harus dilakukan adalah:
pemeriksaan batin yang saksama; pertobatan (atau penyesalan) akan sempurna jika
motivasinya cinta akan Allah; tidak sempurna jika berdasarkan pada
motivasi-motivasi lainnya dan disertai niat yang tulus untuk tidak berdosa
lagi; pengakuan terdiri dari menyatakan dosa-dosanya kepada Imam dan perbuatan
silih atau laku tapa yang diusulkan oleh bapa pengakuan kepada orang yang
bertobat untuk memperbaiki ”kerusakan” yang terjadi akibat dosa.
304. Dosa-dosa apa yang harus diakukan?
Semua dosa berat yang belum
diakukan yang disadari melalui pemeriksaan batin yang teliti harus dibawa ke
dalam Sakramen Tobat. Pengakuan dosa-dosa berat merupakan satu-satunya cara yang
biasa untuk mendapatkan pengampunan.
305. Bilamana seseorang itu harus mengakukan dosa maut?
Setiap umat beriman yang sudah
mencapai umur diskresi (mampu membedakan
antara yang baik dan yang jahat) terikat untuk mengakukan dosa-dosa beratnya
paling sedikit sekali setahun dan selalu dilakukan sebelum menerima Komuni
Kudus.
306. Mengapa dosa-dosa ringan juga dapat menjadi objek pengakuan Sakramental?
Pengakuan dosa-dosa ringan
juga sangat dianjurkan oleh Gereja, bahkan walaupun hal ini tidak mutlak perlu
karena bisa membantu kita untuk membentuk suara hati yang benar dan melawan
kecenderungan jahat. Ini membantu kita untuk disembuhkan oleh Kristus dan
berkembang maju dalam hidup Roh.
307. Siapa pelayan Sakramen ini?
Kristus telah mempercayakan
pelayanan Rekonsiliasi ini kepada para Rasul-Nya, kepada para Uskup yang
menjadi pengganti-pengganti para Rasul dan kepada para imam, rekan sekerja
Uskup. Mereka ini menjadi alat kerahiman dan kebenaran Allah. Mereka
melaksanakan kuasa pengampunan dosa atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
308. Kepada siapa pengampunan dosa-dosa tertentu dikhususkan?
Pengampunan dosa-dosa berat
tertentu (misalnya, yang dihukum dengan ekskomunikasi) dikhususkan kepada
Takhta Suci atau kepada Uskup setempat atau Imam yang diberi kuasa khusus oleh
Uskup. Tetapi, setiap Imam dapat memberikan pengampunan atas setiap dosa dan
ekskomunikasi kepada orang yang berada dalam bahaya maut.
309. Apakah bapa pengakuan terikat oleh rahasia?
Setiap bapa pengakuan, tanpa
kecuali dan di bawah ancaman hukuman yang amat berat, terikat untuk memegang
teguh ”meterai pengakuan” yang berarti kerahasiaan mutlak tentang dosa-dosa
yang diungkapkan kepadanya dalam pengakuan karena keagungan pelayanan ini dan
hormat yang harus diberikan kepada pribadi manusia.
310. Apa buah Sakramen ini?
Buah Sakramen Tobat ialah:
berdamai kembali dengan Allah karena itu juga berarti pengampunan dosa-dosa,
dan berdamai kembali dengan Gereja; pemulihan keadaan rahmat jika keadaan itu
sudah hilang karena dosa, penghapusan hukuman kekal karena dosa-dosa berat dan
penghapusan, paling sedikit untuk sebagian, hukuman sementara sebagai akibat
dosa. Sakramen ini juga memberikan kedamaian, ketenangan suara hati, penghiburan
rohani, dan bertambahnya kekuatan rohani untuk berjuang dalam kehidupan
Kristen.
311. Dalam kasus tertentu, dapatkah Sakramen ini dilaksanakan dengan
pengakuan umum dan absolusi umum?
Dalam kasus kebutuhan yang
amat mendesak (seperti dalam bahaya maut) bisa dilakukan upacara rekonsiliasi
umum dengan pengakuan umum dan absolusi umum, sejauh norma-norma Gereja
dipatuhi dan ada intensi secara pribadi untuk mengakukan dosa-dosa berat jika
hal itu memungkinkan.
312. Apa itu indulgensi?
Indulgensi ialah penghapusan
hukuman sementara di hadapan Allah sebagai akibat dari dosa-dosa yang
kesalahannya sudah diampuni. Umat Kristen yang setia bisa mendapatkan
indulgensi ini bagi dirinya sendiri atau bagi orang-orang yang sudah meninggal
dengan syarat-syarat tertentu. Indulgensi ini diberikan melalui petugas Gereja,
sebagai penyalur rahmat penebusan, membagikan keka-yaan rahmat Kristus dan
santo-santa.
SAKRAMEN
PENGURAPAN ORANG SAKIT
313. Bagaimana Perjanjian Lama memandang penyakit?
Dalam Perjanjian Lama,
penyakit dialami sebagai tanda kelemahan dan sekaligus dipahami sebagai sesuatu
yang terikat dengan dosa. Para nabi menyadari bahwa penyakit dapat juga
mempunyai nilai penebusan bagi dosa-dosanya sendiri dan orang lain.
Demikianlah, penyakit ini dialami di hadapan Allah yang kepada-Nya mereka mohon
kesembuhan.
314. Apa makna bela rasa Yesus kepada orang sakit?
Bela rasa Yesus kepada orang
sakit dan banyak penyembuhan yang dilakukan-Nya bagi yang sakit merupakan suatu
tanda nyata bahwa Kerajaan Allah sudah datang bersama-Nya dan karena itu juga
berarti kemenangan terhadap dosa, terhadap penderitaan, dan terhadap kematian.
Dengan penderitaan dan kematian-Nya, Yesus memberikan makna baru kepada
penderitaan kita yang jika dipersatukan dengan penderitaan-Nya dapat menjadi
sarana pemurnian dan penyelamatan bagi kita dan bagi orang lain.
315. Bagaimana sikap Gereja terhadap orang sakit?
Setelah menerima tugas dari
Allah untuk menyembuhkan orang sakit, Gereja berusaha melaksanakannya dengan
merawat orang sakit dan menemani mereka dengan doa permohonan. Terlebih lagi,
Gereja mempunyai Sakramen yang khusus ditujukan bagi orang sakit. Sakramen ini
ditetapkan oleh Kristus dan ditegaskan oleh Santo Yakobus, ”Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit,
baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta
mengolesnya de-ngan minyak dalam nama Tuhan” (Yak 5:14).
316. Siapa yang dapat menerima Sakramen pengurapan orang sakit?
Setiap anggota umat beriman
dapat menerima Sakramen ini segera setelah dia berada dalam bahaya maut karena
penyakit atau usia lanjut. Si sakit bisa menerima Sakramen ini beberapa kali
jika penyakitnya bertambah berat atau karena ada penyakit berat lainnya.
Upacara sakramen ini, jika memungkinkan, didahului dengan pengakuan dosa
pribadi si sakit.
317. Siapa pelayan Sakramen ini?
Sakramen ini hanya dapat
dilayani oleh Imam tertahbis (Uskup atau Pastor).
318. Bagaimana upacara Sakramen ini dilaksanakan?
Upacara Sakramen ini secara
esensial terdiri dari pengurapan dengan minyak yang, sedapat mungkin, diberkati
oleh Uskup. Pengurapan ini diberikan pada dahi dan kedua tangan si sakit (ritus
Roma) atau juga bagian-bagian tubuh lainnya (dalam ritus lainnya) diiringi
dengan doa Imam yang memohon rahmat khusus Sakramen ini bagi si sakit.
319. Apa buah Sakramen ini?
Sakramen ini memberikan rahmat
khusus yang mempersatukan si sakit lebih erat dengan Pribadi Kristus untuk
kebaikannya dan kebaikan seluruh Gereja. Sakramen ini memberikan penghiburan,
kedamaian, keberanian, dan bahkan pengampunan dosa jika si sakit tidak mampu
mengakukan dosanya. Kadang-kadang jika dikehendaki Allah, Sakramen ini bahkan
dapat mengembalikan kesehatan fisik. Secara umum, Pengurapan ini mempersiapkan
si sakit untuk perjalanan menuju Rumah Bapa.
320. Apa itu viaticum?
Viaticum adalah Ekaristi Kudus
yang diterima oleh mereka yang akan meninggalkan kehidupan dunia ini dan
mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju kehidupan kekal. Komuni dalam rupa
tubuh dan darah Kristus yang wafat dan bangkit dari mati, yang diterima pada
saat keberangkatan dari dunia ini menuju Bapa, merupakan benih kehidupan kekal
dan kekuatan kebangkitan.
SAKRAMEN
PENAHBISAN
322. Apa itu Sakramen Penahbisan?
Sakramen yang melaluinya
perutusan yang dipercayakan Kristus pada para Rasul-Nya terus dilaksanakan
dalam Gereja sampai akhir zaman.
323. Mengapa Sakramen ini disebut dengan Penahbisan?
Tahbisan (ordo) menunjukkan
tingkatan gerejawi yang dimasuki oleh seseorang melalui upacara pengudusan
khusus (ordinasi). Melalui rahmat khusus Roh Kudus, Sakramen ini membuat orang
yang ditahbiskan mampu melaksa-nakan kuasa suci atas nama dan dengan wewenang Kristus
untuk pelayanan Umat Allah.
324. Di mana tempat Sakramen Penahbisan dalam rencana penyelamatan
ilahi?
Sakramen ini sudah
dipralambangkan dalam Perjanjian Lama dalam pelayanan para Levi, dalam imamat
Harun, dan dalam penetapan tujuh puluh ”Penatua” (Bil 11:25). Pralambang awal
ini mencapai pemenuhannya dalam diri Yesus Kristus yang melalui kurban
salib-Nya merupakan ”satu pengantara antara Allah dan manusia” (1Tim 2:5),
”Imam Besar menurut peraturan Melkisedek” (Ibr 5:10). Imamat Kristus yang tunggal
dihadirkan melalui imamat jabatan.
”Hanya Kristuslah Imam yang sejati, yang lainnya hanyalah
pembantu-pembantu-Nya” (Santo Thomas Aquinas)
325. Apa tingkatan-tingkatan dalam Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan terdiri
dari tiga tingkatan yang tak tergantikan dalam struktur organik Gereja, yaitu:
Episkopat, Presbiterat, dan Diakonat.
326. Apa buah Penahbisan Episkopat?
Penahbisan episkopat
memberikan kepenuhan Sakramen Penahbisan. Penahbisan ini menyebabkan seorang
Uskup menjadi penerus sah para Rasul dan mengintegrasikannya ke dalam kolegium
para Uskup untuk bersama-sama dengan Paus melayani seluruh Gereja. Penahbisan
ini memberikan wewenang mengajar, menguduskan, dan memerintah.
327. Apa wewenang yang diserahkan kepada seorang Uskup dalam Gereja partikular?
Uskup yang diserahi tanggung
jawab untuk mengurus Gereja partikular merupakan kepala yang kelihatan dan
dasar kesatuan bagi Gereja partikular tersebut. Demi Gereja dan sebagai wakil
Kristus, seorang Uskup menjalankan wewenangnya sebagai gembala dibantu para
Imam dan Diakon.
328. Apa buah Penahbisan Presbiterat?
Pengurapan Roh memeteraikan
Imam dengan suatu meterai rohani yang tak dapat dihapuskan dan yang menjadikan
dia serupa dengan Kristus sang Imam Agung, dan membuatnya mampu bertindak atas
nama Kristus sang Kepala. Sebagai rekan kerja Uskup, dia ditahbiskan untuk
mewartakan Injil, melaksanakan upacara liturgi, terutama Sakramen Ekaristi,
dari sinilah dia mendapatkan kekuatan dalam pelayanannya, dan menjadi gembala
umat beriman.
329. Bagaimana Imam melaksanakan pelayanan ini?
Seorang Imam, walaupun
ditahbiskan untuk perutusan universal, melaksanakan pelayanannya dalam Gereja
partikular. Pelayanan ini dilakukan dalam persau-daraan sakramental dengan yang
lainnya yang bersama-sama membentuk ”Presbiterat”. Dalam kesatuan dengan Uskup
dan tergantung darinya, mereka bertanggung jawab atas Gereja partikular.
330. Apa buah Penahbisan Diakonat?
Diakon yang dipersatukan
dengan Kristus sang pelayan untuk semua, ditahbiskan untuk pelayanan Gereja.
Dia melaksanakan pelayanannya di bawah wewenang Uskupnya dengan pelayanan
Sabda, upacara liturgi, reksa pastoral, dan karya karitatif.
331. Bagaimana pelaksanaan upacara Sakramen Penahbisan?
Sakramen Penahbisan
dilaksanakan, dalam setiap tingkatannya, dengan cara penumpangan tangan ke atas
kepala yang ditahbiskan oleh Uskup yang mengucapkan doa agung Penahbisan.
Dengan doa ini, Uskup memohon kepada Allah, bagi yang ditahbiskan, pencurahan
Roh Kudus dan anugerah Roh sesuai dengan pelayanan yang dimaksud oleh Penahbisan
tersebut.
332. Siapa yang dapat melayani Sakramen ini?
Hanya para Uskup yang
ditahbiskan dengan sah sebagai pengganti para Rasul yang dapat melaksanakan
Sakramen Penahbisan ini.
333. Siapa yang dapat menerima Sakramen ini?
Sakramen ini hanya dapat
diterima secara sah oleh orang yang sudah dibaptis. Gereja mengakui dirinya
terikat pada pilihan yang sudah dibuat oleh Tuhan. Tak seorang pun dapat
menuntut untuk menerima Sakramen Penahbisan ini, tetapi harus melalui penilaian
kelayakan untuk pelayanan ini oleh otoritas Gereja.
334. Apakah perlu menjalani hidup selibat untuk menerima Sakramen
Penahbisan?
Untuk episkopat, mutlak perlu.
Untuk presbiterat dalam Gereja Latin, yang dipilih adalah orang yang Katolik
dan mempraktekkan selibat: orang-orang yang bermaksud melanjutkan penghayatan
hidup selibat ”karena Kerajaan Surga” (Mat 19:12). Dalam Gereja-Gereja Timur,
perkawinan tidak boleh dilaksanakan setelah seseorang ditahbiskan. Orang yang
sudah kawin dapat ditahbiskan menjadi Diakon permanen.
335. Apa buah Sakramen Penahbisan?
Sakramen ini memberikan
pencurahan khusus Roh Kudus yang menjadikan orang yang menerimanya serupa
dengan Kristus dalam tiga jabatan-Nya sebagai Imam, Nabi, dan Raja sesuai
dengan tingkatan Sakramen yang diterimanya. Penahbisan memberikan meterai
spiritual yang tidak dapat dihapuskan, dan karena itu tidak dapat diulangi atau
diberikan untuk sementara waktu.
336. Dengan wewenang apakah pelayanan imamat itu dilaksanakan?
Dalam menjalankan tugas
pelayanan sucinya, para Imam yang ditahbiskan berbicara dan bertindak bukan
atas wewenang mereka sendiri, bukan pula karena mandat atau delegasi komunitas
tertentu, tetapi atas nama Pribadi Kristus Sang Kepala dan atas nama Gereja. Karena
itu, imamat jabatan ini berbeda secara esensial dan tidak hanya dalam tingkatan
dengan imamat umum seluruh umat beriman. Untuk pelayanan umat beriman, Kristus
menetapkan Sakramen ini.
SAKRAMEN
PERKAWINAN
337. Apa rencana Allah berkenaan dengan laki-laki dan perempuan?
Allah yang adalah cinta dan
yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk cinta telah memanggil
mereka untuk mencinta. Dengan menciptakan laki-laki dan perempuan, Allah
memanggil mereka kepada persatuan hidup yang intim dan cinta dalam perkawinan. ”Demikianlah mereka bukan lagi dua,
melainkan satu” (Mat 19:6). Allah bersabda dan memberkati mereka: ”Beranak-cuculah dan bertambah banyak” (Kej
1:28).
338. Untuk tujuan apa Allah menetapkan Perkawinan?
Hubungan perkawinan antara laki-laki
dan perempuan, yang didasarkan dan didukung dengan hukum-hukumnya sendiri oleh
sang Pencipta, menurut kodratnya bertujuan untuk persatuan dan kebaikan
pasangan dan menurunkan serta mendidik anak-anak. Menurut rencana ilahi asali,
persatuan perkawinan ini tak dapat diceraikan, seperti Yesus Kristus
menegaskan: ”Apa yang telah dipersatukan
Allah, tidak boleh diceraikan manusia”
(Mrk 10:9).
339. Bagaimana dosa mengancam Perkawinan?
Karena dosa asal, yang
menyebabkan perpecahan persekutuan laki-laki dan perempuan yang dianugerahkan
Allah, kesatuan perkawinan sangat sering terancam oleh ketidakharmonisan dan
ketidaksetiaan. Tetapi, Allah dalam kerahiman-Nya yang tanpa batas memberikan
kepada laki-laki dan perempuan rahmat untuk membawa kesatuan hidup mereka ke
dalam harmoni dengan rencana ilahi asali.
340. Apa yang diajarkan Perjanjian Lama mengenai Perkawinan?
Allah membantu umat-Nya
terutama melalui ajaran Hukum dan para Nabi untuk sedikit demi sedikit
mendalami pemahaman kesatuan dan ketakterceraian perkawinan. Perjanjian
perkawinan antara Allah dengan Israel mempersiapkan dan melambangkan awal
Perjanjian Baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus, Putra Allah, dengan
mempelai-Nya, yaitu Gereja.
341. Unsur baru apa yang diberikan Kristus kepada Perkawinan?
Kristus tidak hanya memulihkan
tujuan asali perkawinan, tetapi mengangkatnya ke dalam martabat Sakramen,
memberikan kepada kedua mempelai suatu rahmat khusus untuk menghayati
perkawinan mereka sebagai simbol cinta Kristus untuk mempelai-Nya, Gereja: ”Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana
Kristus telah mengasihi jemaat ” (Ef 5:25).
342. Apakah semua orang harus kawin?
Perkawinan bukanlah suatu
keharusan bagi setiap orang, terutama karena Allah memanggil beberapa laki-laki
dan perempuan untuk mengikuti Yesus dalam hidup keperawanan atau selibat demi
Kerajaan Surga. Pantangan untuk men-dapatkan hal-hal yang baik dari perkawinan
ini dalam rangka memusatkan diri pada urusan-urusan Allah dan berusaha
menyenangkan-Nya. Mereka menjadi tan-da keunggulan mutlak cinta Kristus dan
penantian kembalinya kemuliaan-Nya.
343. Bagaimana upacara Sakramen Perkawinan dilaksanakan?
Karena Sakramen Perkawinan
menetapkan kedua mempelai dalam sebuah status publik kehidupan dalam Gereja,
pelaksanaan liturginya bersifat publik terjadi di hadapan seorang Imam (atau
seorang saksi yang diberi wewenang oleh Gereja) dan para saksi lainnya.
344. Apa kesepakatan Perkawinan itu?
Kesepakatan perkawinan
diberikan ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan mengungkapkan kehendak
untuk saling memberikan diri mereka satu sama lain dengan tujuan untuk hidup
bersama dalam perjanjian cinta yang setia dan subur. Karena kesepakatan
menyebabkan perkawinan terjadi, kesepakatan itu mutlak perlu dan tidak
tergantikan. Agar perkawinan itu sah, persetujuan ini harus jelas-jelas
mengenai perkawinan yang sungguh-sungguh dan merupakan tindakan manusia yang
sadar, bebas, tanpa kekerasan dan paksaan.
345. Apa yang diperlukan jika salah satu mempelai bukan Katolik?
Perkawinan campur (antara
seorang Katolik dan seorang yang dibaptis bukan Katolik) membutuhkan izin
otoritas gerejawi demi layaknya. Dalam kasus disparitas kultus (antara seorang
Katolik dan seorang yang tidak dibaptis) memerlukan dispensasi demi sahnya.
Dalam kedua kasus itu, hal yang pokok ialah kedua belah pihak mengakui dan
menerima tujuan pokok dan ciri khas perkawinan. Perlu juga ditekankan bahwa
pihak Katolik menerima kewajiban, yang juga sudah diketahui oleh pihak
non-Katolik, untuk tetap menghayati imannya dan membaptis serta mendidik
anak-anak mereka secara Katolik.
346. Apa buah Sakramen Perkawinan?
Sakramen Perkawinan menetapkan
ikatan yang kekal dan eksklusif antara kedua mempelai. Allah memeteraikan
kesepakatan perkawinan mereka. Karena itu, perkawinan yang sudah dilaksanakan dengan
sah (ratum) dan sudah dilengkapi
dengan persetubuhan (consumatum)
antara dua orang yang sudah dibaptis tidak pernah dapat diceraikan. Terlebih
lagi, Sakramen ini memberikan rahmat yang dibutuhkan bagi kedua mempelai untuk
mencapai kesucian dalam kehidupan perkawinan mereka dan jika dianugerahi
anak-anak, menerima tanggung jawab untuk merawat dan mendidik mereka.
347. Dosa apa yang sungguh-sungguh bertentangan dengan Sakramen Perkawinan?
Perzinaan dan poligami
bertentangan dengan Sakramen Perkawinan karena kedua hal itu betul-betul
berlawanan dengan martabat kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan dengan
kesatuan dan eksklusivitas cinta perkawinan. Dosadosa lainnya termasuk
penolakan secara sadar untuk kemungkinan mempunyai anak yang bertentangan
dengan kesuburan cinta perkawinan dan keterbukaan akan anugerah anak serta
perceraian yang bertentangan dengan sifat tak terceraikannya perkawinan.
348. Bilamana Gereja mengizinkan perpisahan fisik antara pasangan
suami-istri?
Gereja mengizinkan perpisahan
fisik pasangan suami-istri jika karena alasan yang serius mereka tidak mungkin
hidup bersama, walaupun mungkin ada harapan untuk rekonsiliasi. Tetapi selama
salah satu dari pasangan itu masih hidup, yang lainnya tidak bebas untuk kawin
lagi kecuali jika perkawinan itu batal dan dinyata-kan demikian oleh otoritas
Gereja.
349. Apa sikap Gereja terhadap mereka yang cerai dan kemudian kawin
lagi?
Gereja, karena setia kepada
Tuhannya, tidak dapat mengakui perkawinan orang-orang yang secara sipil
bercerai dan kawin lagi. ”Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan
perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap istrinya itu. Dan jika si
istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina”
(Mrk 10:11-12). Gereja benar-benar menunjukkan keprihatinan yang dalam terhadap
orang-orang itu, dan menganjurkan mereka hidup dalam iman, doa, beramal, dan
memberikan pendidikan Kristiani bagi anak-anak mereka. Tetapi, mereka tidak
dapat menerima absolusi Sakramental, menerima Komuni Kudus, atau mengemban
tanggung jawab gerejawi tertentu selama situasi mereka tidak berubah karena
secara objektif bertentangan dengan perintah Allah.
350. Mengapa keluarga Kristen disebut Gereja domestik?
Keluarga Kristen disebut
Gereja domestik karena keluarga menampilkan dan menghayati kodrat keluarga dan
komunal Gereja sebagai keluarga Allah. Setiap anggota keluarga, sesuai dengan
peranannya masing-masing, melaksanakan imamat baptisan dan memberikan sumbangan
untuk menjadikan sebuah keluarga itu suatu komunitas rahmat dan doa, sebuah
sekolah keutamaan manusiawi dan Kristiani dan merupakan tempat iman pertama
kali diwartakan kepada anak-anak.
PERTEMUAN VI
KEUTAMAAN
DALAM GEREJA KATOLIK
377. Apa itu keutamaan?
Suatu keutamaan adalah
disposisi yang tegas dan menjadi kebiasaan untuk melakukan kebaikan. ”Tujuan kehidupan yang utama ialah untuk
menjadi serupa dengan Allah” (Santo Gregorius dari Nyssa). Ada keutamaan
manusiawi dan ada pula keutamaan Kristiani.
378. Apakah keutamaan manusiawi
Keutamaan manusiawi adalah
kesempurnaan intelek dan kehendak, yang stabil dan menjadi kebiasaan, yang
mengendalikan tindakan, mengatur nafsu, dan menuntun perbuatan kita menurut
akal budi dan iman. Keutamaan ini diperoleh dan diperkuat lewat kebiasaan
melakukan tindakan yang baik secara moral, dimurnikan, dan diangkat oleh rahmat
ilahi.
379. Apa saja keutamaan-keutamaan manusiawi yang penting?
Keutamaan-keutamaan manusiawi
yang penting disebut keutamaan pokok, semua yang lain dikelompokkan di bawahnya
dan merupakan sendi kehidupan utama. Keutamaan-keutamaan pokok itu adalah
kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan penguasaan diri.
380. Apa itu kebijaksanaan?
Kebijaksanaan menggunakan akal
budi untuk mempertimbangkan kebaikan kita yang sejati dalam setiap situasi dan
memilih sarana yang tepat untuk mencapainya. Kebijaksanaan menuntun keutamaan
yang lainnya dengan menunjukkan ukuran dan kualitasnya.
381. Apa itu keadilan?
Keadilan tampak dalam kehendak
yang teguh dan terus-menerus untuk memberikan kepada orang lain yang menjadi
haknya. Keadilan terhadap Allah disebut ”keutamaan religius”.
382. Apa itu keberanian?
Keberanian tampak dalam
kekuatan di tengah-tengah kesulitan dan terus-menerus mengikuti kebaikan.
Keberanian bahkan dapat sampai pada kemampuan untuk mengorbankan hidup demi
alasan yang bisa dibenarkan.
383. Apa itu penguasaan diri?
Penguasaan diri bisa membatasi
kecenderungan daya tarik untuk kesenangan, mampu mengendalikan kehendak
terhadap naluri, dan memberi keseimbangan dalam penggunaan barang-barang
ciptaan.
384. Apa itu keutamaan kristiani?
Objek langsung, alasan, dan
asal mula keutamaan kristiani ialah Allah. Dipenuhi dengan rahmat pengudusan,
keutamaan kristiani memberikan kepada seseorang kemampuan untuk hidup dalam
hubungan dengan Tritunggal. Keutamaan-keutamaan kristiani merupakan dasar dan
kekuatan bagi tindakan moral seorang Kristen dan memberi hidup pada keutamaan
manusiawi. Keutamaan kristiani merupakan jaminan kehadiran dan karya Roh Kudus
dalam kemampuan-kemampuan manusiawi.
385. Apa saja itu keutamaan kristiani?
Keutamaan kristiani adalah
iman, harapan, dan cinta kasih.
386. Apa itu keutamaan iman?
Iman adalah keutamaan
kristiani yang olehnya kita percaya kepada Allah dan semua yang sudah
diwahyukan kepada kita dan disampaikan oleh Gereja karena Allah adalah
Kebenaran. Melalui iman, manusia dengan bebas menyerahkan dirinya kepada Allah.
Karena itu, orang yang percaya berusaha mencari dan melaksanakan kehendak Allah
karena ”iman bekerja melalui kasih”
(Gal 5:6).
387. Apa itu harapan?
Harapan adalah keutamaan
kristiani, dengannya kita merindukan dan menantikan kehidupan abadi yang
berasal dari Allah sebagai kebahagiaan kita, mempercayakan diri kita kepada
janji Kristus, dan bersandar pada bantuan rahmat Roh Kudus agar pantas
menerimanya dan tetap bertahan sampai akhir hidup kita.
388. Apa itu cinta kasih?
Cinta kasih adalah keutamaan
kristiani, dengannya kita mengasihi Allah di atas segala sesuatu dan mengasihi
sesama seperti diri kita sendiri. Yesus menyebut cinta kasih sebagai perintah
yang baru, pemenuhan hukum. ”Cinta kasih
adalah pengikat kesempurnaan” (Kol 3:14) dan dasar dari keutamaan yang
lainnya. Dari cinta kasih ini, semua keutamaan yang lain memperoleh hidup,
inspirasi, dan keteraturan. Tanpa cinta kasih, ”sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing” dan
”aku sama sekali tidak berguna” (1Kor 13:1-3).
389. Apa itu karunia-karunia Roh Kudus?
Karunia-karunia Roh Kudus
adalah disposisi tetap yang membuat kita mudah mengikuti ilham Roh Kudus.
Karunia-karunia itu ada tujuh: hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan,
pengenalan akan Allah, kesalehan, dan Roh takut akan Allah.
390. Apa itu buah-buah Roh Kudus?
Buah-buah Roh Kudus adalah
kesempurnaan yang dibentuk dalam diri kita sebagai buah-buah pertama kemuliaan
abadi. Tradisi Gereja membuat daftar dua belas: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kebaikan hati, kebajikan, kemurahan hati, kelemahlembutan,
kesetiaan, kesederhanaan, penguasaan diri, dan kemurnian (Gal 5:22-23,
Vulgata).
PERTEMUAN
VII
TUGAS
PERUTUSAN
PENERIMA
SAKRAMEN PENGUATAN
1.
Siapa
penerima Sakramen Penguatan?
Mereka umat
Katolik yang sudah dibaptis dan telah dirasa mampu mengemban tugas dalam
mewartakan iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penerima
sakramen penguatan adalah mereka yang telah dianggap dewasa secara iman, murni
dalam kasih, dan berkobar dalam pengharapan.
2.
Apa
itu dewasa secara iman?
Dewasa
secara iman adalah secara sadar, bebas dan bertanggungjawab bersedia untuk
terlibat secara aktif dalam pewartaan iman dan pelayanan kasih di Gereja dan di
tengah masyarakat. Keterlibatan aktif ini didasari oleh pengalaman diselamatkan
oleh Allah sehingga mulai terpanggil untuk turut dalam karya keselamatanNya
bagi sesama dan alam semesta. Pribadi yang dewasa secara iman telah mampu
menepati janji pembaptisan di dalam hidupnya sebagai upaya untuk terus menerus
taat kepada kehendak Tuhan.
3.
Bagaimana
terlibat dalam karya keselamatan Tuhan?
Di dalam
Gereja Katolik terdapat bidang-bidang keterlibatan umat dalam karya keselamatan
Tuhan. Bidang-bidang tersebut antara lain:
a. Liturgia:
bidang liturgi dan peribadatan. Orang yang telah dewasa secara iman akan dengan
sadar melibatkan diri dalam liturgi dan peribadatan di Gereja. Mereka terlibat
aktif dalam perayaaan sakramen dan menerima sakramen. Mereka juga tekun berdoa
bagi diri sendiri, masyarakat dan alam semesta. Doa-doa yang dilantunkan bisa
berasal dari kedalaman batin sendiri ataupun mendoakan doa-doa yang telah
menjadi tradisi Gereja.
b. Kerygma:
Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif melibatkan diri dalam
pewartaan Sabda Tuhan. Mereka mencintai dan akrab dengan kitab suci serta mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Koinonia:
Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam persekutuan
dan persatuan umat di dalam Gereja. Mereka memberikan diri dan hati untuk
terlibat dalam kebersamaan dengan umat yang lainnya.
d. Diakonia:
Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam pelayanan
kasih Gereja bagi mereka yang menderita dan kekurangan. Mereka bersedia untuk
menolong orang-orang yang memerlukan, seperti orang sakit, orang miskin, orang
yang tersingkir dan sedang berada dalam masalah serius.
e. Martyria:
Orang yang dewasa secara iman dengan sadar dan aktif terlibat dalam karya-karya
kebaikan yang menuntut pengorbanan. Salib menjadi dasar dari setiap perjuangan
untuk kebaikan sehingga lebih mengutamakan kebahagiaan dan kesejahteraan
bersama daripada kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri. Orang yang
bersemangat martyria berani menjadi saksi kebenaran meski itu beresiko.
4.
Menerima
sakramen Penguatan itu mendapat berkat penguatan untuk apa?
Menerima
sakramen Penguatan berarti mendapat berkat untuk dikuatkan dalam kedewasaan
iman dan perjuangan menjalankan keutamaan Katolik. Keutamaan Katolik adalah
iman, pengharapan dan kasih. Dengan demikian, mereka yang menerima sakramen
penguatan akan dikuatkan oleh Roh Kudus melalui pengurapan Bapak Uskup untuk
semakin beriman, teguh dalam iman, semakin tulus dalam mengasihi dan tidak
pernah menyerah dalam memperjuangkan kebaikan.
PERTEMUAN
VIII
PENERIMAAN
SAKRAMEN TOBAT
Tata Cara Sakramen
Tobat / Pengakuan Dosa
(Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut
dan menerima berkat pengantar dari Imam, kemudian membuat tanda salib sebagai
pembukaan pertobatan kita)
Kemudian katakanlah :
U : Bapa, Sakramen Tobat yang
terakhir saya terima adalah …. (sebutkan kapan terakhir kali menerima Sakramen
Tobat, misal pada masa adven tahun lalu,dll)
Catatan : jika ini pertama kalinya menerima Sakramen Tobat, katakanlah
:
U : Bapa, ini penerimaan Sakramen
Tobat saya untuk pertama kalinya.
Kemudian katakanlah :
U : Bapa, dari saat terakhir saya
menerima Sakramen Tobat sampai saat ini, saya sadari telah melakukan dosa –
dosa dan oleh karena itu pada saat ini di hadapan Bapa saya mau mengaku kepada
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya
telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
khususnya bahwa saya telah berdosa : …. (sebutkan
dosa anda dengan jujur)
Saya sungguh menyesal atas semua
dosa saya itu, dan dengan hormat saya meminta pengampunan serta penitensi
(denda dosa) yang berguna bagi saya.
(Setelah itu, dengarlah nasihat dari Romo dan apa yang harus anda
lakukan sebagai penintensi atas dosa anda dengan seksama. Jika sudah
mendapatkan nasihat, Romo akan meminta anda untuk mengucapkan Doa Tobat)
Sumber:
1. Kompendium
Katekismus Gereja Katolik, “Catecismo De La Iglesia Catolica”,
1992
2. Puji
Syukur
Langganan:
Postingan (Atom)