Senin, 24 Juni 2019

BENARKAH AGAMA MEMBAWA SELAMAT DUNIA AKHIRAT?


Di Indonesia, agama menjadi salah satu status sosial yang melekat erat dalam setiap diri warganya. Hampir setiap warga negara di Indonesia menganut agama tertentu, hingga di Kartu Tanda Penduduk (KTP)-nya dicantumkan tentang agama si pemiliknya. Meski dalam Pancasila sebagai dasar negara hanya disebutkan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa, namun agama tetap mendapatkan tempat yang begitu istimewa. Dengan memiliki identitas agama tertentu, maka setiap orang tergabung dalam sebuah kelompok tertentu yang juga memiliki identitas yang sama. Dengan memiliki agama, orang tidak akan merasa sendirian di negeri ini. Mungkin karena manusia Indonesia ini merasa harus sama dengan yang lainnya, ia tetap memilih agama tertentu untuk menjadi tempatnya berlindung agar tidak sendirian. Manusia Indonesia tetap takut sendirian, entah ia bergabung dalam agama mayoritas maupun minoritas. Agama menjadi isu sosial yang seringkali melanggar area privat seseorang yang benar-benar merdeka.

Minggu, 16 Juni 2019

AGAMA: SEMACAM NARKOBA?


Pernah terlontar dari seorang Karl Marx, filsuf kebangsaan Jerman tentang agama yang disebutnya sebagai opium bagi masyarakat. Ia menulis gagasannya itu dalam sebuah tulisan berjudul: “A Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right”. Ia menulis karyanya ini pada tahun 1843. Konteks tulisan Karl Marx ini adalah sebuah introduksi untuk sebuah buku kecil yang mengkritisi Filsuf Georg Wilhelm Friedrich Hegel yang menulis Elements of The Philosophy of Right pada tahun 1820. Tulisan Marx ini awalnya tidak terkenal karena tidak diterbitkan hingga setelah kematiannya. Tulisan itu diterbitkan dalam sebuah jurnal yang hanya dicetak sebanyak 1000 salinan saja. Kutipan ini mulai terkenal setelah pemikiran Marx banyak diikuti pada sekitar tahun 1930-an.

Perlu dilihat lebih jauh, bahwa kutipan terkenal dari Karl Marx ini lebih sering diambil secara sepotong-potong tanpa menyertakan keseluruhannya. Dalam tulisannya tentang agama sebagai opium masyarakat, Marx sebenarnya tidak bermaksud mengatakan bahwa agama sebagai sebuah hal yang membuat manusia mengalami ketergantungan semacam candu, tetapi lebih melihat sebagai sebuah cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit dan penderitaan sebagaimana cara kerja opium. Kutipan Marx ini secara lengkap berbunyi demikian: “