Hari Sabtu ini acaranya adalah
refleksi selama minggu ke-2 bulan pastoral ini, dan kemudian berangkat ke
Pastoran Sanjaya Muntilan untuk belajar bersama dengan Dewan Karya Pastoral
Keuskupan Agung Semarang. Rutinitas pagi tetap sama yakni diawali dengan ofisi
dan misa pagi, lalu dilanjutkan sarapan. Setelah itu, aku packing untuk pergi
ke Muntilan. Pada pukul 08.00, kami
semua berkumpul, mendengarkan rangkuman serta mendapatkan pengarahan dari Romo
Mardi untuk mengadakan refleksi tentang perjalanan berkomunitas di Bulan
Pastoral 2013 ini serta dinamika suasana yang terjadi di dalamnya. Kami
mengerjakan refleksi itu secara pribadi dan kemudian berkumpul kembali pada
pukul 09.30. Selama setengah jam, kami mengadakan persiapan serta sedikit
berbagi tentang refleksi yang kami buat. Dan salah satu tujuan dari Bulpas ini
adalah membangun komunitas serta jejaring antar pelayan pastoral (khususnya
pastor) di wilayah Indonesia ini.
Pukul 10.00 lebih sedikit kami
berangkat ke Muntilan. Aku masih dengan kelompok yang berangkat ke Sumber
minggu lalu. Kelompok yang minggu lalu dengan L300 dipecah kembali dengan
menggunakan mobil dari Seminari OMI. Kami sampai di PSM sekitar pukul 12.00. Lalu dilanjutkan dengan pembagian kamar serta
pengantar dari Romo Vikjen Keuskupan Agung Semarang, Rm. FX. Sukendar, Pr.
Sayangnya, aku tidak mengikuti acara itu karena tertidur di kamar. Setelah
acara itu, dilanjutkan makan siang dan kemudian berkunjung ke Museum Misi
Muntilan. Di Moseum kami belajar tentang sejarah Keuskupan Agung Semarang yang
dirangkai dengan barang-barang peninggalan dari tokoh iman di Keuskupan Agung
Semarang. Paling tidak menambah semangat serta wawasan tentang perjuangan para
tokoh iman itu dalam mewartakan Kabar Gembira, menjadi bagian dari karya Allah
di tengah-tengah dunia.
Sepulang dari Museum Misi
Muntilan, kami memiliki waktu jeda untuk istirahat hingga pukul 16.30. Setelah
itu, kami mengikuti sessi dari Romo Vikjen yang menyampaikan tentang dinamika
pastoral Keuskupan Agung Semarang. Penjelasan ini sudah sering kuterima, namun
tetap saja aku masih harus terus belajar, agar memiliki bahasa yang semakin
sama dengan para pengelola Keuskupan yang benar-benar amat serius dalam menjalankan
karya pastoralnya di Keuskupan ini. Aku merasa, aku belum sungguh dapat
menjalankan apa yang dikehendaki oleh Keuskupan, terkait dengan pelayanan di
masing-masing paroki, untuk semakin relevan dan signifikan bagi masyarakat
Indonesia.
Sessi dilanjutkan oleh Rm.
Sugiyana yang menerangkan tentang dinamika Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang
hingga tahun 2015. Proses yang mengiringi lahirnya Arah Dasar itu pun
diungkapkan sebagai bagian dari perjuangan hidup beriman umat Allah di KAS.
Penjelasan tentang Arah Dasar Keuskupan ini pun akhirnya mengarahkan pada soal
programasi, RAPB paroki, dan juga soal monitoring evaluasi. Ini semua
diungkapkan untuk terus memperjuangkan Gereja yang semakin signifikan serta
relevan. Semoga Gereja semakin signifikan bagi dunia, serta relevan bagi
umatnya. Dengan begitu, mewujudkan Kerajaan Allah itu bukan angan-angan saja,
tetapi memang melibatkan seluruh diri, nalar, penghayatan, komitmen, pilihan,
dan kesetiaan kita, sebagai bagian dari para pelayan pastoral.
Maksih mas ...catatan hariannya..mantap..maju terus....luar biaa..
BalasHapus