Hari Rabu ini, setelah Ekaristi
dan sarapan seperti biasanya, kami memasuki sessi bersama dengan Rm. Priyana
Marwan yang temanya adalah Reksa Pribadi Pemimpin. Dalam menyampaikan bahan-bahannya, Rm. Priya
mengajak kami semua untuk menyadari kebutuhan-kebutuhan diri, yang terdiri dari
tubuh, jiwa serta roh. Untuk mengalami pertumbuhan serta dinamika pelayanan,
diri ini membutuhkan asupan yang bermanfaat untuk menjaga konsistensi dalam
melayani. Mulai dari soal fisik, asupan itu bisa berupa makanan serta olah
raga, dan juga hal-hal lainnya. Romo Priyana mengajak kita semua untuk
menyadari siapakah yang menjadi pemimpin kita, dan sejauh mana pengaruh dari
pemimpin itu bagi kehidupan kita. Akhirnya, kita pun diajak untuk menjadi
pemimpin bagi diri sendiri dengan mengenali segala kebutuhannya, dan bukan
keinginannya. Romo Priyana mengajak kita para peserta Bulpas ini untuk
bijaksana dengan segala realitas diri, segala kenyataan manusiawi, dengan
segala kerapuhan dan juga kekuatannya.
Dalam sessinya, romo juga
mengajak untuk sejenak menggerakkan badan secara sistematik, mulai dari kepala
hingga telapak kaki. Ini dilakukan sebagai wujud dari suatu kebutuhan akan
gerak oleh tubuh kita, baik anggota badan yang tampak, maupun organ-organ tubuh
bagian dalam. Akhirnya romo mengajak untuk memahami bahwa tubuh ini memiliki
kebutuhan untuk bergerak, juga beristirahat demi keseimbangan dan kelangsungan
dalam menjalankan pelayanan.
Sore harinya, kami bersama-sama
melakukan olah raga di lapangan basket belakang. Kami mengadakan pertandingan
futsal. Sudah sekian lama aku tidak melakukannya. Tanpa alas kaki aku bergabung
dalam permainan itu. Memang berat rasanya, namun aku merasakan ada yang berbeda
ketika aku sudah tidak lagi merokok. Entah kenapa, rasanya aku bisa berlari
lebih jauh, dan juga lebih lama. Akhirnya aku berhenti karena telapak kakiku
terasa sakit, melepuh karena panas lantai lapangan basket. Lumayanlah, aku
memasukkan satu gol bagi timku. Meski kakiku melepuh, aku merasa cukup puas
karena sudah bisa berolah raga sedikit.
Acara malamnya tidak ada sessi
lagi. Kami mempunyai jadwal pada hari Rabu malam ini untuk rekreasi bersama.
Rekreasi diisi dengan bernyanyi karaoke menggunakan laptop dan lcd. Tidak ada
awalan dan pengantar acara, semuanya mengalir bebas, diselingi dengan minum
bir, soft drink dan juga snack lainnya. Semua merasakan kemerdekaan serta rehat
sejenak dari padatnya jadwal kursus. Kukira, rekreasi menjadi bagian dari reksa
pribadi pemimpin. Karena setiap orang pasti memerlukan keseimbangan dalam hidup
untuk bisa sejenak berrekreasi, rehat dan membawa pada kesegaran kembali
setelah terus menerus berkarya. Pada malam itu, aku menjadi operator lagu-lagu
dari romo Harris. Setelah dirasakan cukup, kami kemudian mengakhiri acara
tersebut. Mungkin juga karena kecapekan oleh olah raga pada sore harinya, atau
karena memang memiliki kegiatan lainnya.
Syukur pada Tuhan atas semuanya
ini. Aku boleh belajar untuk mengenali diri sendiri, di tengah kerapuhan serta
kekuataanya. Aku bukanlah seorang pemimpin yang ideal. Aku tetap saja memiliki
ketidaksempurnaan terkait dengan segala sistem diri demi pencapaian tujuan
ideal. Aku masih kurang bisa memperjuangkan itu dengan konsisten. Apa yang
kusyukuri selama ini pertama-tama bukan karena kesuksesan yang telah tercapai,
tetapi lebih dengan dinamika yang terus terjadi, proses yang tidak pernah
berhenti. Itulah yang kusyukuri. Semoga pengalaman ini semakin membuat kami
bijaksana, terhadap diri sendiri, dan terlebih bagi umat semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar