Sabtu, 06 Agustus 2011

Bulan Agustus sebagai Bulan Ajaran Sosial Gereja


Tahun 2011 adalah Peringatan 120 tahun Rerum Novarum.
Tema Peringatan: “Mencintai Bangsa dalam Semangat ASG”


Apa Itu Ajaran Sosial Gereja (ASG)?
Ajaran Sosial Gereja adalah ajaran Gereja (komunitas umat beriman pada Kristus) tentang hidup sosial bersama demi mencapai kesejahteraan umum (bonum commune). Ajaran ini berakar dari iman akan Allah yang mengasihi umat-Nya, sejak perjanjian Lama hingga akhirnya memuncak di dalam diri Yesus Kristus. Ajaran Sosial Gereja bukan semata-mata berasal dari pemikiran manusiawi, tetapi sungguh berdasarkan pada iman bahwa Tuhan selalu menyertai dalam kehidupan nyata  manusia dan dinamika hidup sosialnya. Dengan demikian,  ajaran sosial Gereja merupakan sebuah ajaran tentang menciptakan hidup bermasyarakat yang sejahtera dengan terang Kabar Gembira (Injil). Meski demikian, Ajaran Sosial Gereja juga tidak melulu merupakan ajaran biblis teologis, tetapi merupakan ajaran sosial kemasyarakatan yang mendasarkan pada terang iman akan Allah yang berbelas kasih.


Latar Belakang munculnya Ajaran Sosial Gereja (ASG)
Meski ajaran sosial Gereja telah terungkap sejak Perjanjian Lama dan memuncak dalam peristiwa penebusan manusia oleh Tuhan Yesus Kristus,  ajaran ini menjadi semakin tampak sejak Paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik (surat edaran kepada semua uskup di seluruh dunia untuk diteruskan ke umat) berjudul ‘Rerum Novarum’ (Hal-hal Baru) pada tanggal 15 Mei 1891. Mengapa disebut ‘Hal-hal Baru’? Dalam Rerum Novarum ini Paus Leo XIII membahas Ajaran Sosial Gereja (ASG) seraya menunjukkan asas-asas ataupun pedoman-pedoman tentang tata sosial Katolik. Pada waktu itu, keadaan dunia sedang dicekap kemiskinan yang terutama diderita oleh buruh upahan yang hidup bagaikan budak bagi sebagian kecil orang-orang kaya. Secara tegas, dalam Rerum Novarum menyatakan bahwa: ‘tenaga kerja manusia jangan diperlakukan sebagai barang dagangan belaka, tetapi sebagai perwujudan langsung martabat insani. Maka orang-orang kaya harus adil. Menjadi kewajiban dari seluruh negara, pemerintah dan masyarakat untuk memajukan perkembangan sosial ekonomi yang adil, merata, menghargai martabat manusia dan menyejahterakan setiap orang.
Semenjak terbit ensiklik Rerum Novarum tersebut, para Bapa Suci pun melanjutkan seruan tentang ajaran sosial Gereja ini dari waktu ke waktu. Melalui ajaran sosial Gereja tersebut, seluruh umat manusia diajak untuk semakin memiliki hati seperti Kristus dalam membangun masyarakat/kehidupan sosial yang adil, sejahtera, dan berpengharapan. Ajaran Sosial Gereja mengajak  setiap pribadi untuk melihat, merasakan, tergerak dan terlibat dalam menanggapi keprihatinan situasi sosial dan situasi zaman demi mencapai kesejahteraan umum dan penghargaan atas martabat manusia sebagai sebagai pribadi dan makhluk sosial.

Pokok- Pokok Ajaran Sosial Gereja (ASG)
         Ajaran Sosial Gereja memiliki pokok ajaran tentang penghormatan atas martabat manusia sebagai citra Allah yang hidup dalam komunitas sosial dengan segala dinamika hidupnya. Pokok ini mendasari seluruh prinsip dan isi ajaran sosial Gereja. Prinsip-prinsip ASG antara lain: kesejahteraan umumsubsidiaritas, dan solidaritas.
  • Kesejahteraan umum: keseluruhan kondisi kemasyarakatan yang memungkinkan baik kelompok-kelompok maupun anggota perorangan untuk secara lebih penuh dan lebih lancar memperoleh kesempurnaan mereka sendiri. Hal pencapaian kesejahteraan umum ini diusahakan di dalam berbagai aspek bidang kehidupan: bidang politik, ekonomi (harta benda), sosial, dan budaya. Setiap pribadi punya tanggung jawab memperjuangkan kesejahteraan umum ini dengan menghormati hak asasi setiap manusia.
  • Subsidiaritas: Tidaklah mungkin memajukan martabat pribadi tanpa menunjukkan kepada keluarga, kelompok-kelompok, paguyuban-paguyuban, kenyataan teritorial setempat; apa saja yang menyokong bentuk ungkapan di bidang ekonomi, sosial, budaya, olah raga, rekreasi, profesi dan politik, untuknya orang-orang secara spontan terlibat dan yang memungkinkan mereka untuk menggapai pertumbuhan sosial secara efektif. (pemberdayaan sosial)
  • Solidaritas: tekad yang teguh dan tabah untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan umum, kepada kesejahteraan semua orang dan setiap perorangan karena kita semua sungguh bertanggung jawab atas semua orang. Dasar dari solidaritas adalah keadilan dan cinta kasih.
               
Dokumen-Dokumen yang termasuk Ajaran Sosial Gereja:

  1. Rerum Novarum, "Keadaan Buruh", 1891, Paus Leo XII
  2. Quadragesimo Anno, "Empat Puluh Tahun Kemudian", 1931, Paus Pius XI
  3. Mater et Magistra, "Kekristenan dan Kemajuan Sosial", 1961, Paus Yohanes XXII
  4. Pacem in Terris, "Perdamaian Dunia", 1963, Paus Yohanes XXIII
  5. Gaudium et Spes,"Konstitusi Pastoral tentang Gereja di Dunia Modern",1965, Konsili Vatikan II
  6. Dignitatis Humanae, "Deklarasi tentang Kebebasan Beragama", 1965, Konsili Vatikan II
  7. Populorum Progressio, "Tentang Kemajuan Bangsa", 1967, Paus Paulus VI
  8. Octogesima Adveniens, "Panggilan untuk bertindak, dalam rangka Memperingati ulang tahun ke-80 Rerum Novarum, 1971, Paus Paulus VI 
  9. Iustitia in Mundo, "Keadilan di Dunia", 1971, Sinode Uskup di Roma
  10. Evangelii Nuntiandi, "Penginjilan dalam dunia modern", 1975, Paus Paulus VI
  11. Laborem Excersens, "Tentang Kerja Manusia", 1981, Paus Yohanes Paulus II
  12. Solicitudo rei socialis, "Tentang Keprihatinan Sosial", 1987, Paus Yohanes Paulus II 
  13. Centesimus Annus, "Pada peringatan Ulang Tahun ke-100 Rerum Novarum", 1991, Paus Yohanes Paulus II

Mencintai Bangsa Indonesia dalam Semangat ASG

                Menerapkan Ajaran Sosial Gereja di tengah situasi Indonesia saat ini, Gereja Keuskupan Agung Semarang melalui Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta mengajak umat Katolik Keuskupan Agung Semarang untuk ‘Mencintai Bangsa Indonesia dalam Semangat ASG’. Ajakan ini sebagai bagian dari kegiatan peringatan 120 Rerum Novarum dan juga dalam rangka bulan Agustus sebagai bulan Ajaran Sosial Gereja.Tujuan Peringatan ini adalah:
1.   Sosialisasi dan internalisasi Ajaran Sosial Gereja di kalangan Umat Katolik Keuskupan Agung Semarang dalam kerangka aktualisasi ARDAS KAS 2010-2015, dan
2.  Membantu memecahkan permasalahan sosial politik kemasyarakatan sesuai dengan Ajaran Sosial Gereja dengan mendorong dan meneguhkan pengembangan umat Allah, terutama karya kaum awam, di tengah masyarakat guna pemberdayaan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel serta pelestarian keutuhan ciptaan dengan dasar Ajaran Sosial Gereja.
Untuk  itu Uskup Agung Semarang Mgr. J. Pujasumarta, Pr menerbitkan/ mengeluarkan Surat Gembala berkaitan dengan 120 tahun Rerum Novarum pada tanggal 15 Mei 2011. Surat gembala ini berisikan penegasan keadilan untuk peradaban publik, keadilan sosial dan hal yang baru abad 21:

a.   Umat katolik diajak untuk meningkatkan solidaritas bersama.
b.   Pemerintah daerah, supaya menganggap buruh sebagai warga negara mempunyai andil besar dalam pembangunan; penetapan upah minimum Kabuputen/Kota agar sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak masing-masing daerah; orang miskin harus dilihat sebagai subjek yang mempunyai potensi meningkatkan kesejahteraan pribadi dan masyarakat serta pembantu rumah tangga disamakan hak dan kewajiban sebagai buruh.
c.    Pemerintah pusat, agar supaya mengeluarkan kebijakan yang sungguh berpihak kepada orang yang menderita (KLMTD) dan segera merealisasikan langkah-langkah pembangunan sosial dan kesejahteraan yang dicanangkan melalui Millennium Development Goals (MDG’s) sebelum 2015. Terdapat 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG’s), yakni:

(1)    Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim,
(2)    Pemerataan pendidikan dasar,
(3)    Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan,
(4)    Mengurangi tingkat kematian anak,
(5)    Meningkatkan kesehatan ibu,
(6)    Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya,
(7)    Menjamin daya dukung lingkungan hidup dan
(8)    Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Selain itu, umat beriman di Keuskupan Agung Semarang diajak untuk mendaraskan  “Doa Rosario Bagi Bangsa dan Negara” Doa Rosario ini didoakan di keluarga-keluarga maupun pada saat kegiatan doa di lingkungan-lingkungan selama bulan Agustus 2011. Doa Rosario dilaksanakan dengan 4 renungan serta ujub bagi bangsa Indonesia. Tiap renungan akan dihubungkan dengan masalah-masalah aktual sosial ekonomi kemasyarakatan yang berkembang di masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar