Kamis, 04 Agustus 2011

Kekuatan Bertahan

Ketika aku berdiri di atas tebing menghadap laut lepas Pantai Baron, Gunung Kidul, aku tertegun dengan keindahan yang telah Tuhan ciptakan bagi kehidupan manusia. Seketika aku merasa begitu kecil di hadapan-Nya. Aku seperti wayang-Nya yang sedang digerakkan untuk melakonkan suatu kisah tertentu. Mataku tertuju pada tebing karang yang bersentuhan langsung dengan ombak laut lepas. Tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hatiku: sudah berapa lama karang itu terhempas oleh gelombang lautan. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik...air laut terus menerus menerpanya. Ia tetap tegak berdiri di situ. Sudah berapa ribu manusia datang dan memandanginya, ia tetap tak beranjak, seperti prajurit penjaga pintu gerbang kerajaan yang tidak pernah meninggalkan tugas penjagaannya. Itukah kekuatan bertahan?

Dalam hidup ini, kita ditantang untuk bertahan seperti karang yang tak henti diterpa gelombang itu. Kita tidak akan pernah lepas dari pergulatan dan tantangan. Ombak kehidupan akan senantiasa datang dan menyentuh hidup kita. Dan itu membuat kita basah, kedinginan, ketakutan dan menderita. Kekuatan yang kita punya kadang kala tidak akan dapat membuat kita lepas darinya. Seperti karang itu yang tidak mungkin lari meninggalkan tempatnya dan berpindah ke bagian yang tidak diterpa ombak lautan. Tidak bisa! Kita pun demikian. Tidak pernah ada orang yang mampu melepaskan diri dari tantangan dan kesulitan. Bahkan tidak pernah ada orang yang tidak pernah mengalami penderitaan dan kesulitan. Semua orang pasti pernah. Satu-satunya kekuatan istimewa yang telah Tuhan berikan bagi kita adalah kekuatan bertahan, setia menghadapi gelombang tantangan dan kesulitan. Kita bersahabat dengan penderitaan dan  kegelisahan, sambil berharap suatu ketika Tuhan menjemput kita untuk bersatu di peraduanNya. Ia tidak menginginkan kita mampu mengatasi segala-galanya. Ia hanya ingin kita setia, kita menjaga hati untuk tetap tulus dalam menerima segala sesuatu yang ada di dunia ini. Tidak ada alasan untuk tidak bisa bersyukur karena senyatanya kita tetap memiliki kekuatan itu. Meski kadang ada orang yang tidak mampu menghadapinya dan memilih untuk meninggalkan kehidupan...dan itu tentu membawa kita kepada kematian. Kematian sebagai jalan melarikan diri dari kesulitan dan penderitaan adalah sebuah tindakan pengecut yang akan semakin membawa kita kepada kebingungan kekal. Kita diajak untuk tidak melarikan diri, tetapi bertahan, setegar karang....tetap bertahan dan bertahan....menjaga hati yang tulus....membiarkan diri sendiri akhirnya terkikis oleh waktu, dan Tuhan menyatakan bahwa kita telah lulus ujian dengan bertahan setia. Kekuatan yang paling besar di dunia ini bukanlah pada penguasaan dan juga penyerangan untuk mendapatkan segala-galanya yang kita inginkan, tetapi terletak di dalam hati yang tulus, setia, taat...untuk bertahan...hingga waktu melarutkan kita dengan Sang Kehidupan Sejati.....dan setiap jiwa, memiliki itu..karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita......seperti karang yang selalu ditemani oleh burung-burung camar, desau angin laut, dan juga hewan-hewan laut lainnya yang berlindung di sela-sela-nya...

Tuhan, terima kasih....Kau tidak pernah meninggalkan aku, Kaulah Cintaku, Kaulah penopangku, Kaulah yang membuatku mampu bertahan, Kaulah penghiburku, Kaulah pembasuh dan penyembuh lukaku, Kaulah Penerang jalanku, Kaulah segala-galanya bagiku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar