Rabu, 03 Agustus 2011

Catatan Dari Sragen (1)

Aku ingin mengawali suatu hal yang baru di dalam hidupku, bersamaan dengan habisnya waktu normal studi S2 Teologi yang diberikan kepadaku pasca tahbisan imamat. Per 15 Juli 2011, aku diutus oleh Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Johannes Pujasumarta untuk melayani paroki Sragen sebagai pastor pembantu. Tugas perutusan ini merupakan tugas perutusan yang sama sekali baru, sebab aku belum pernah merasakan suasana maupun pelayanan di paroki. Awal masuk ke paroki, ada perasaan takut namun penuh harapan. Aku merasa takut karena melihat tantangan ke depan yang aku tidak pernah tahu apa itu, namun sudah jelas akan banyak sekali hal-hal baru. Aku juga merasa penuh harapan, karena aku merasa mempunyai banyak kesempatan untuk belajar tentang hal-hal yang baru.
Pada awal kedatanganku, aku berusaha untuk mengenal situasi dan kenyataan paroki Sragen. Aku tidak punya banyak idealisme sebagai pastor muda, selain ingin menjadi sahabat dari para umat dalam mengikuti Kristus, Sang Guru sejati. Mungkin pilihan-pilihan sikapku di awal-awal kedatanganku di Sragen masih banyak kelirunya atau tidak tepatnya, namun aku bahagia. Aku boleh belajar satu demi satu tentang hidup menggereja. Aku boleh mengenal pergulatan para umat dalam membangun 'Gereja-Nya'.
Secara struktural, aku langsung masuk menjadi pastor pembantu dari pastor kepala (Rm. Issri Purnomo, Pr), namun secara formal, aku belum sungguh-sungguh terlibat dalam gerak pelayanan yang telah berjalan. Aku hanya melanjutkan apa yang sudah berjalan, sambil mencoba menyusun visi yang akan kuusung sebagai pastor muda. Langkah pertama yang hendak kulakukan adalah mencoba untuk lebih banyak mengenal situasi real kehidupan umat Sragen. Tidak ada target dari langkah ini, minimal aku bisa akrab dengan sahabat-sahabat Yesus ini. Selain itu, aku ingin masuk ke dalam pergulatan mereka dalam menjalankan tugas perutusan mereka sebagai sahabat Yesus. Aku yakin, pengenalan ini sudah membutuhkan banyak waktu, intensitas perhatian, dan juga kejernihan batin yang tidak sederhana. Sebab hal ini tentu akan menjadi bagian dari pergulatanku sendiri dalam menghayati hidupku sebagai imam muda.
Aku mencintai panggilanku, aku mencintai mereka semua. Bersama mereka, petualanganku dalam menemukan air (angupados toya) sejati (Tuhan Yesus Kristus) akan semakin berwarna. Aku bahagia melihat wajah-wajah berseri para sahabat Yesus di daerah Ngrawoh, Jenawi, Tawangsari, Mageru, Widoro, dan juga lingkungan yang lainnya. Memang belum semuanya kukunjungi, namun dengan perlahan, aku ingin menjadi sahabat bagi mereka semua.
Terima kasih Tuhan atas perutusan ini, aku yang tidak sempurna dan penuh dosa ini boleh menerima anugerah yang indah ini. Gunakanlah diriku sepenuhnya sesuai dengan kehendakMu. Ambillah segala yang menjadi kesenanganku sendiri demi kehendakMu, sebab bukan kehendakkulah yang harus terjadi, tetapi kehendakMu. Aku tidak berharap mendapatkan apa-apa dari perjuangan ini. Aku cuma berharap, kelak boleh beristirahat di pelukan hangatMu..Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar