Sabtu, 13 Agustus 2011

Menjamah Yesus Dalam Ekaristi


Berikut ini adalah pengalaman Suster Briege McKenna, OSC, seorang suster yang memiliki anugerah menyembuhkan penyakit melalui doa-doanya. Suster ini memberi kesaksian bagaimana Ekaristi menjadi kekuatan penyembuhan yang luar biasa, sebab dengan mengikuti Ekaristi dan menerima Tubuh Kristus, kita seperti wanita yang sakit pendarahan, dan menjamah jubah-Nya saja telah sembuh. Dengan Ekaristi, kita menerima tubuh Kristus sendiri, Sang Penyembuh yang sejati. Suster ini amat mencintai Ekaristi, bahkan menyisihkan waktunya selama 3 jam setiap hari untuk adorasi kepada sakramen Mahakudus.



Aku ingat sekali lagi akan kisah wanita yang menyentuh jumbai jubah Yesus. Sekarang aku ingin menceritakan beberapa peristiwa yang dapat menjelaskan gagasan Injil ini.
Salah satunya ialah kisah mengenai seorang imam muda. Ia menelepon aku. Dari nadanya tampak bahwa ia sangat cemas dan takut. Ia baru saja tahu bahwa selaput suaranya kena kanker dan dalam tiga minggu ia harus menjalani operasi mengangkat selaput itu. Ia berkata bahwa ia putus asa. Baru enam tahun yang lalu ia ditahbiskan.

 
Ketika aku berdoa bersamanya, aku merasa Tuhan mau agar aku berbicara dengannya mengenai Ekaristi. Aku berkata, “Pastor, aku dapat berdoa bersama Pastor sekarang melalui telepon. Tetapi tadi pagi bukankah Pastor berjumpa dengan Yesus? Bukankah Pastor berjumpa dengan-Nya setiap pagi?” Waktu itu aku tidak tahu bahwa pastor itu tidak merayakan Ekaristi setiap hari.
Kukatakan kepadanya, “Pastor, setiap hari kalau Pastor merayakan Ekaristi, kalau Pastor mengambil Hosti Suci, memakannya, Pastor berjumpa dengan Yesus. Wanita dalam Injil hanya menyentuh jumbai jubah-Nya. Pastor menjamah Yesus dan menerima-Nya masuk ke dalam tubuh. Pastor menerima-Nya sebagai makanan. Tidak ada yang lebih baik daripada pergi kepada-Nya. Silakan mohon kepada Yesus agar Ia menyembuhkan Pastor”.
Aku dengar ia menangis. Ia terus berkata kepadaku, “Suster, terima kasih, terima kasih.”
Tiga minggu kemudian, ia pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasi. Beberapa hari kemudian ia menelepon aku, memberitahukan bahwa ia tidak jadi menjalani operasi. Para dokter tidak menemukan lagi kankernya dan selaput suaranya bersih.
Bahkan aku tidak pernah tahu namanya. Sekitar setahun kemudian aku mendengar tentang dia melalui seorang kawannya. Sebelum menderita sakit, pastor ini tidak lagi merayakan Ekaristi kecuali pada hari Minggu. Dalam hal ini ia sangat sembrono. Tuhan memakai pengalaman ini untuk mengubah hidupnya. Ia sama sekali sembuh namun tidak hanya secara jasmani. Ia menjadi imam yang hidupnya berpusat pada Ekaristi. Baginya Ekaristi menjadi kesempatan untuk berjumpa dengan Yesus yang hidup, seperti wanita di sumur yang dikisahkan dalam Yoh 4. Ia berjumpa dengan Yesus pada sumur yang paling melimpah. Di situ kita dapat minum dan tidak akan mengalami kehausan. Memang, mukjizat masih terus terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar