Selasa, 09 Juli 2013

Catatan Harian Mengikuti Bulan Pastoral: Senin, 1 Juli 2013




Hari ini aku mengawali keterlibatanku di dalam Bulan Pastoral yang akan berlangsung selama satu bulan  (Juli- Agustus). Aku berangkat dari Sragen dengan agak malas, karena merasa belum mempersiapkan apa-apa. Aku merasa kekurangan waktu dengan segala hal yang harus kulakukan. Dan aku tak tahu kenapa begitu. Ada banyak kegagalan yang terjadi pada diriku ini. Aku berangkat dari Sragen sekitar pukul 13.00. Setelah makan siang bersama dengan Patrick, aku berangkat dengan Megapro ke Bayat bersama dengan Patrik. Sesampai di Bayat, sekitar pukul 15.00, aku langsung bertemu dengan keluarga Bpk  Widodo dan juga mas Sapari yang mengantarkan barang-barangku. Aku merasa tidak sangat yakin dalam memasuki peristiwa baru ini. Ada banyak pekerjaan yang rasanya belum selesai, namun sudah harus kutinggalkan.


Akhirnya aku sungguh merasa begitu malas untuk datang tepat waktu ke Bulan Pastoral, Pusat Pastoral Yogyakarta. Dan akhirnya aku memang terlambat, tidak berjumpa dengan Bapak Uskup dan tidak mengikuti Ekaristi Pembukaan. Aku memang sengaja tidak mengikuti acara itu. Dan ketika akhirnya pengarahan pertama dimulai, aku seperti dihadapkan pada dunia baru yang sama-sekali tak pernah ada dalam benakku. Para peserta semuanya yang berjumlah 23 orang adalah pastor (imam). Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, juga dengan berbagai macam pengalaman serta cita-cita. Aku merasa terasing sesaat, setelah mengalami beberapa menit dalam acara ini. Aku merasa meninggalkan tanggung jawab, dan harus berada di tempat yang sama sekali tidak pernah aku pahami ini.

Namun dibalik itu semua, aku juga merasa bersyukur, karena boleh sejenak mengalami penyegaran dalam berbagai macam hal, terutama di dalam perjumpaan dengan sesama romo dari berbagai daerah. Aku senang boleh mendengarkan kisah mereka dalam mewartakan Injil di tempat-tempat terpencil, aku tertarik untuk selalu berjumpa dengan alam serta jiwa-jiwa sederhana. Di samping itu, tugas-tugas yang sebenarnya masih harus kuemban, akhirnya pun dilepaskan, semenjak aku harus mengikuti kursus pastoral ini. Dan aku sadar, bahwa aku tidak mungkin dapat menyelesaikan semua. Kadang aku merasa bodoh dengan hal itu.

Tema Bulan Pastoral ini adalah seputar memperjuangkan Gereja sebagai Sakramen Dunia dengan segala tantangan aktual yang menjadi pijakan untuk berpastoral secara profesional menghadirkan Kerajaan Allah  di dunia. Aku merasa begitu kerdil dengan itu semua, namun hal yang sangat menggembirakan hatiku adalah perjumpaan kembali dengan dosen-dosenku saat di seminari, seperti Rm. Kieser, Rm. Mardi, dan lain-lainnya. Mereka telah menancapkan titik semangat yang akan tumbuh di dalam jiwa para muridnya dalam mewartakan cinta Tuhan.

Aku tak akan menjadi orang istimewa dengan mengikuti Kursus ini, namun paling tidak aku boleh terus mengembangkan semangat belajar yang tidak akan pernah berhenti. Selain itu aku juga boleh belajar kerendahan hati, yang amat penting, meski pada hari ini, aku gagal total karena kemalasan. Akhirnya, aku selalu menantikan datangnya keajaiban, yang kan terus hadir, memberikan keindahan serta kisah yang unik di antara kita semua. Semoga Tuhan membantu kami semua, dalam menyegarkan kembali semangat cinta kepadaMu, dan kemudian digerakkan oleh cinta itu, untuk mencintaiMu, melalui mencintai sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar